Part 9

459 52 4
                                    

Aku nggak lagi ngejar target apa-apa ya. Emang sengaja aku percepat biar aku nulis lagi:v

Mumpung ada mood wkwkwk

Selamat membaca!

***

Canggung. Itulah yang Zay rasakan sekarang. Cukup wajar, mengingat kejadian beberapa waktu yang lalu. Kini gadis itu bersamanya diperiksa oleh penyihir Gundalf. Zay mau tak mau melakukannya, karena semua ini berkat dirinya. Meski dia tak tahu kenapa.

"Aneh. Hamba tidak merasakan sihir dari kedua tubuh Anda sekalian," kata Gundalf akhirnya.

"Jadi, apa maksudnya itu, Penyihir Gundalf?" tanya sang raja tak sabar.

"Berarti bukan sihir, Yang Mulia. Semua ini murni karena sebuah kutukan. Hamba belum mengetahui siapa yang memberi kutukan. Yang pasti, bukan hanya Duchess Nafa yang dikutuk. Tapi, Pangeran juga."

Semuanya terkejut. Beberapa bahkan berkedip sangking tak percayanya. "A ... Aku juga dikutuk?" tanya Zay memastikan.

Penyihir itu mengangguk. "Sepertinya ada seseorang yang tidak terima dengan perjodohan Duchess dan Pangeran. Hamba rasa tidak ada alasan lain selain ini. Apakah Pangeran memiliki kekasih dulu?"

Zay menggeleng cepat. Dia jomblo sejak lahir. Karena sejak awal, dia memang tidak memiliki ketertarikan dengan manusia berjenis perempuan itu. "Tapi, kalau yang menyukaiku banyak sih," gumam Zay.

"Percaya diri sekali," cebik Nafa. Andai Zay tak ingat bayi itu terluka berkatnya, dia pasti membalasnya lebih pedas. Namun, itu bukan hal yang bagus dilakukan sekarang.

"Kita tidak bisa menuduh orang sembarangan. Mulai sekarang, perketat penjagaan istana! Jangan biarkan Zay atau Duchess sendirian. Harus ada dua pengawal yang menemani. Dan, Zay, aku ambil pedangmu," perintah sang raja begitu cepat.

Zay hendak menolak, tapi suara anak kecil itu lebih cepat. "Maaf menyela, Yang Mulia. Tapi, saya rasa itu bukan ide yang bagus," sela Nafa mengangkat telapak tangannya. "Pangeran adalah sosok yang diincar sekarang. Mungkin mendapatkan pengawalan itu sudah cukup. Namun, ada baiknya senjata Pangeran tetap padanya. Berjaga-jaga dengan situasi terburuk. Saya sepertinya juga butuh satu yang seperti itu."

"Kau ingin pedang? Memangnya kau kuat mengangkatnya?"

Zay segera menutup mulutnya yang spontan berbicara. Nafa tentu saja sudah melayangkan senyum menyeramkan padanya. "Pedang kecil atau belati kurasa sudah cukup," katanya lagi dengan tatapan tak lepas dari Zay.

"Benar, Yang Mulia. Saya juga akan memberikan sihir perlindungan dan penangkal kutukan sementara pada keduanya. Selagi kita belum tahu pelakunya, sebaiknya berjaga-jaga," imbuh Gundalf menyakinkan sang raja.

Akhirnya, sang raja mengangguk.

***

Sejak kemarin, Zay merasa ada yang aneh. Bukan hanya istana yang mendadak ramai denga prajurit. Atau orang tuanya yang sedikit lebih pendiam dibanding biasanya. Bukan, bukan. Ada hal lain yang lebih menganggu pikirannya sekarang.

Duchess Antonia Nafa.

Sosok bayi itulah yang mengacaukan pikiran tenangnya. Sifatnya yang bertambah dingin dan menusuk bagaikan es neraka itu membuatnya segan. Berulang kali Zay menghindarinya. Hati kecilnya merasa gelisah sejak hari di mana sang Duchess terluka akibat ulahnya. Ah, atau mungkin sejak awal mereka bertemu?

Jika bukan karena pekerjaan, Zay pasti memilih angkat kaki dibandingkan satu ruangan dengannya. Duchess yang hanya meletakkan pena pun membuatnya terlonjak kaget. Entah sejak kapan dia setakut ini.

Prince Babysitter [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang