Bab 17

279 29 9
                                    

Up sebelum mood hilang dan lebaran datang wkwkwk

***

"Silakan tehnya, Pangeran William."

Chris tersenyum sambil mengucapkan terima kasih. Dia menghirup aroma teh itu sebelum menyesapnya perlahan. "Tehnya nikmat, Lady."

Amber hanya tersenyum tipis. Dibalik senyumnya, Lady itu terus mengumpat sembari memikirkan segala pertanyaan mengenai kedatangan Chris ke kediamannya. Mereka saling menal di akademi dulu. Namun, setahu Amber, Pangeran Air itu paling anti pada wanita. Lantas, apa maksud tindakannya sekarang ini?

"Ngomong-ngomong, aku belum mengenal Lady di sampingmu, Pangeran. Bisa kau memperkenalkan kami?" Amber menunjuk ke arah kursi yang diduduki sosok ketiga. Seorang gadis dengan rambut bewarna cokelat bergelombang.

Chris menggaruk tengkuknya, sedikit gugup. "Ah, dia ... dia Jasmine! Di-dia salah satu saudaraku."

Lady itu meliriknya dengan tatapan tak terima. Chris menghindarinya dengan kembali meminum teh. Akhirnya, Jasmine hanya bisa pasrah. Dia berada di sini juga paksaan dari majikannya. Kembali dia mengulas senyum.

"Salam kenal, Lady Lucarion. Kak Chris pernah menceritakan tentang kecantikan Anda. Setelah bertemu langsung, ternyata Kak Chris adalah pembohong."

Keduanya terkejut. Terlebih Chris yang menatapnya horor. Apa Jasmine ingin balas dendam?

"Eh? Pembohong bagaimana maksudnya?" tanya Amber hati-hati.

"Benar, Lady. Kak Chris bilang Anda cantik. Tapi, lihatnya ini! Lady itu bukan hanya cantik, tapi luar biasa cantik! Kulit seputih susu milik Anda begitu elegan dengan rambut selembut sutra dan pancaran sinar matahari yang membuatnya seperti emas! Bahkan kata cantik tidak cocok menggambarkan keindahan Anda," puji Jasmine terang-terangan.

Amber melemaskan wajah tegangnya. Dia menanggapi dengan tersenyum dan membalas pujian pada Jasmine. Walau itu hanyalah basa basi. Karena jauh di dalam batin Lady, dia mengkritik pedas penampilan Jasmine sekarang.

Apa dia tidak pernah ikut jamuan teh? Pakaiannya terlalu mencolok. Gaun ungu disandingkan dengan rambut cokelat, seperti melihat bunga violet tumbuh di antara kotoran kuda. Tangannya juga terlihat kasar. Wajahnya terlihat sedikit kusam. Apa dia tidak pernah perawatan? Sungguh memalukan aku harus menemui Lady semacam ini. Apa dia benar-benar saudara Pangeran Willam?

Amber menghentikan aksi memindainya. Bisa-bisa dia muntah sekarang kalau masih diteruskan. Lebih baik, dia melakukan hal lain. Menggali informasi misalnya.

"Oh, iya. Kalian tinggal di istana, bukan?" tanyanya mengganti topik.

"Benar. Kak Chris kangen dengan sahabatnya. Dan karena dia manja, jadi dia meminta untuk menginap untuk beberapa waktu," jawab Jasmine mengabaikan tatapan tajam dari sosok lelaki di sampingnya.

Amber sedikit mencodongkan tubuh ke depan, bersikap tertarik. "Sudah berapa lama?"

Jasmine melihat ke arah langit. Karena tak menemukan jawaban, dia pun melirik ke arah Chris. Beruntung, Chris adalah lelaki yang peka.

"Sekitar tiga minggu. Mungkin ini akan menjadi minggu terakhir kami sebelum kembali. Karena itulah, kurasa akan menjadi pengalaman yang menyenangkan jika waktu terakhir kami ditemani dengan Lady yang cantik."

Bolehkah Chris ke kamar mandi sekarang? Dia merasa mual dengan perkataanya sendiri. Menggelikan.

Amber terkekeh. "Anda bisa saja, Pangeran. Kalau boleh tahu, bagaimana kabar Pangeran Zayden? Dia baik, kan? Kenapa tidak ikut sekalian ke sini?" tanyanya gencar.

Prince Babysitter [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang