Kaget liatnya woe. Kok makin banyak yang baca? :'
Tapi, makasih yang udah nungguin!! Maaf baru update, baru kelar UAS-nya huhu.
happy reading!
***
Di kota penyihir. Pertemuan Zay dengan Gundalf.
"Mari kita mulai permainannya, Pangeran."
Seketika, semua prajurit dengan kuda-kudanya berdiri depan Zay. Bersiap melindungi pewaris tahta raja Kerajaan Api di masa depan itu. Menjalankan tugas sebagai kesatria. Namun, Zay tak menyukainya.
"Mundurlah. Kalian hanya akan terluka. Dia bukan lawan yang seimbang." Tentu saja itu mengundang berbagai bentuk protessan. Tapi, Zay tetaplah Zay. Kepalanya lebih keras dibandingkan batu.
"Memangnya kau lawan yang seimbang denganku, Pangeran Zayden?" ejek Gundalf tersenyum miring. Meremehkan mantan muridnya di Akademi Sihir dulu.
Zay membalas dengan senyum miring juga. Tak ingin terprovokasi karena itu hanya akan melemahkannya. "Mungkin saja. Justru aku merasa kasihan karena harus memberi pelajaran pada orang tua ini. Aku takut disangka tidak sopan."
Gundalf tertawa. "Jadi, mau menyerah saja?"
"Mana mungkin."
Bersamaan dengan hal itu, tubuh Zay maju melesat dengan tangan yang sudah siap bersama pedangnya. Mengayunkan benda tajam tadi ke arah Gundalf. Penyihir tua itu pun mengeluarkan sihir pertahanan dengan cepat. Hingga menimbulkan suara dentingan yang nyaring di telinga.
Tiga detik. Setelah itu Zay terpental mundur, tapi dia tetap bisa mendarat dengan baik. Tak ingin menyia-nyiakan waktu, Gundalf segera memberinya sihir penyerangan.
"Fireball!"
Sadar tak memiliki ketahanan tubuh yang baik, Zay memilih berlari dan menghindar. Sedang pada prajurit yang dibawanya sudah menyelamatkan diri dengan menghindar jauh dari medan pertempuran.
Sihir bola api tadi meledak setelah dihindari oleh Zay. Menimbulkan kepulan asap yang menganggu pemandangan. Zay memanfaatkan itu untuk mendekati Gundalf dan memberinya penyerangan.
"Rasakan ini!" Zay berteriak sambil menebas tubuh Gundalf. Orang tua itu terkejut bukan main, sebelum akhirnya tubuhnya terbelah dan memudar dalam udara. Zay berdecih. "Sial. Ilusi ya?"
Bola mata biru Zay memutar. Melihat ke segala sisi untuk menemukan musuhnya yang bersembunyi. Namun, ternyata Gundalf bersembunyi di bayangannya. Pria tua itu pun langsung memberikan serangan pada Zay sebelum menyadari keberadaannya.
"Lighting!"
"Agh!" erang Zay tak berkutik. Sihir petir yang diberikan padanya berhasil membuatnya terluka. Tubuhnya bahkan sampai mengeluarkan asap. "Tunggu, sakit?"
"Aku kan sudah bilang, Pangeran Zayden. Aku menghapus sihir pengantar rasa sakitmu pada Duchess." Gundalf menjawab gumaman Zay. "Sayang sekali, ya. Padahal kau lebih diuntungkan kalau tetap menggunakan sihir itu."
Zay mengetatkan rahang. "Untung dari mananya?! Hanya orang gila yang senang melihat orang lain menderita karenanya!"
"Begitu? Berarti aku gila, dong?"
"Bagus kalau kau sadar diri!"
Diam-diam, Zay bernapas lega. Meskipun baru satu, setidaknya dia tidak membebani Nafa lagi. Zay tidak akan melihat gadis itu menderita lagi. Ataupun melihat air matanya lagi. Sudah cukup, Zay sudah jengah melihat mata merah itu mengeluarkan air. Wajah bulat itu lebih bagus kalau memasang senyuman.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Babysitter [END Masih Lengkap]
FantasyZay, pangeran mahkota yang menolak dijodohkan mengutuk tunangannya menjadi bayi! Sang tunangan yang tak terima memintanya untuk mengembalikan tubuhnya seperti semula. Namun, sayangnya Zay tak tahu bagaimana caranya. Lantas, dia diminta untuk tanggun...