Part 1

2K 140 1
                                    

"Zay, apa kau yang melakukannya?"

Pemuda itu menelan ludah saat mendengar pertanyaan sang ibunda. "A-aku ta-tak tahu."

"Tidak tahu?!" Kini sang ayah menggebrak meja. Mereka sudah berada di ruang lain. Dengan meja panjang yang penuh dengan makanan. Zay yang duduk di samping ibundanya, dan sang ayah yang duduk persis di tengah-tengah. Mereka sedang menunggu seseorang, lagi.

Zay terpekik tertahan. Dia juga tak mengerti apa yang sedang terjadi.

"Duchess Antonia Nafa, masuk ke ruangan!"
Ketiga orang itu pun menoleh cepat ke arah pintu. Di sana, terdapat seorang pelayan dengan bayi yang berada dalam gendongannya.

"Lily! Turunkan aku. Aku bisa jalan sendiri," bisik sang bayi pada pelayannya itu. Namun, sang pelayan menolak. Dia tetap menggendong bayi itu dengan perlahan dan melepaskannya saat sampai di kursi.

"Ya ampun, lucu sekali!" puji sang ratu pada bayi yang memakai gaun mini berwarna merah yang tampak pas di badannya.

Bodoh! Aku nyaris saja telanjang di depan raja! Batin bayi itu yang tak lain Lady Nafa yang sedang menahan rasa malunya. Terpaksa dia di bawa kembali terlebih dahulu untuk berpakaian. Bahkan, Lily yang awalnya terkejut justru terpesona dengan keimutannya.

"Aku seperti melihat Tuan Putri di masa kecil. Ah! Kenapa Tuan Putri bisa seimut ini?!"

Nafa sempat memijat keningnya. Seharusnya, Lily khawatir dengan keadaan tubuhnya yang tiba-tiba berubah seperti ini. Namun, itu bisa ditanyakan nanti. Ada baiknya terus mengikuti etika kerajaan itu.

"Kau benar, Ratu. Tak kusangka Duchess yang anggun itu ternyata seimut ini saat kecil. Astaga, apa kau keturunan malaikat?" tanya sang baginda raja yang entah menyindir atau memuji. Nafa hanya tersenyum menanggapinya.

"Hik!" Zay mengalihkan pandangannya cepat saat Nafa melihat ke arahnya. Bibirnya hanya tersiul kecil dan terkadang melirik ke arah gadis yang kembali menjadi bayi lagi.

Acara makan malam pun dimulai. Semua orang di sana nampak menikmatinya. Meskipun awalnya ketiganya kagum dengan cara makan sang Lady. Mereka seolah lupa jika jiwa di dalam bayi yang berumur sekitar lima tahun itu sudah dewasa.

"Cara makannya anggun sekali. Lucunya!" pekik sang ibu suri tanpa malu. Dia juga tak berusaha menyembunyikan rasa kagumnya.
Nafa hanya terdiam dan mengambil serbet. Mengusap pelan bibirnya yang meninggalkan noda dan meletakkan garpunya.

"Jadi, kalau saya boleh tahu. Kenapa saya disihir, ya? Apakah saya melakukan kesalahan, Yang Mulia?"

Deg.

Ketiganya lantas terdiam. Pertanyaannya mungkin terdengar sopan, tapi di sisi lain, itu juga terdengar seperti sebuah sindiran. Tatapan matanya beralih pada sang pangeran yang kembali terpekik kaget. Berulang kali pemuda itu menghilangkan rasa gugupnya. Namun, sia-sia.

"Ehm-- i-itu sebenarnya ... a-aku juga tak tahu," cakapnya dengan sedikit menunduk dan nada yang lirih.

"Ha?" Rahang mungil itu terjatuh. Mata bulatnya berkedip berulang kali. Sang Lady juga berusaha mencari kebohongan, tapi melihat reaksi keluarga kerajaan itu, sepertinya mereka memang benar tidak tahu.

"Ah! Ini adalah kejadian yang amat disayangkan, Duchess Nafa." Ibu Zay mencoba mencairkan suasana, "Mungkin saja. Kalau putra kami mau menerima perjodohan ini. Semuanya akan--"

"Tunggu sebentar, Yang Mulia," sanggah Nafa memijat keningnya. Gerak tubuh yang cukup tak wajar jika melihat kembali wajah belianya. "Jadi, sang Pangeran tidak menyetujuinya?"

"Aku saja baru tahu pagi ini," cebik Zay yang sukses mendapatkan injakan kaki dari sang bunda. Pangeran sedikit meringis, tapi tak lama kemudian, dia teringat sesuatu. "Atau jangan-jangan karena aku menyumpaimu tadi ya? Nggak kusangka akan manjur."

Prince Babysitter [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang