Tahun ini kelar? Yakin?? Aku sih nggak ahahahah!
Dahlah, yang penting update ye kan?
Happy Reading!
***
"Sial! Bocah ini bau alkohol!" Christopher melempar pria berambut panjang itu ke lantai. Dia mencubit hidungnya sendiri, sembari memasang wajah jijik.
Usai membuat kerusuhan, Satoru dengan polosnya pingsan di pintu masuk. Bahkan ketika Zayden dan Christopher belum melemaskan kuda-kudanya. Kini mereka terpaksa harus menyeretnya masuk ke dalam gubuk.
"Ha? Bukannya dia masih di bawah umur? Bagaimana bisa?" heran Nafa yang mencoba mencium bau dari pria asing di hadapannya. Walau sejujurnya, dia sendiri belum pernah mencium bau alkohol sebelumnya.
"Mana kutahu! Tanyakan saja padanya," dengus Christopher masih dalam mode ngambek.
Nafa menurut, dia menepuk pipi pria yang terlentang itu hingga membuka mata. Lalu dengan polosnya bertanya, "Apa kau minum alkohol?"
Pria berambut ungu itu tersenyum tipis dan mengangguk kecil, "Aku minum sake beberapa teguk."
"Sake?! Kau gila? Kepalamu terbentur sesuatu, Toru?" Christopher kembali mengomel sembari memanggil nama panggilan Satoru. Omelannya kini lebih panjang daripada rambut yang dimiliki Satoru.
Sedangkan sake sendiri adalah jenis alkohol yang terbuat dari fermentasi beras. Biasa juga disebut sebagai anggur beras. Sake ini cukup populer di negeri Satoru tinggal, Kerajaan Angin. Namun, dalam aturan sosial, seseorang setidaknya harus berumur dua puluh tahun untuk mengkonsumsi minuman keras tersebut. Satoru yang masih sembilan belas tentunya sudah melanggar aturan tersebut.
Satoru terkekeh sambil bersendawa. "Aku gila, Chris. Karena Zayden."
"Aku? Aku kenapa?" tanya Zayden yang ikut mendekat karena namanya disebut.
Cukup lama Satoru menatap Zayden, wajahnya masih memerah karena mabuk dan menampilkan senyum tipis. "Kau kan mati. Bagaimana aku tidak gila?"
Zayden dan Nafa terkejut bersamaan. Mereka saling pandang sedangkan Christhoper mendengus perlahan. Mode ngambeknya agak mempengaruhi respon tubuhnya. Zayden memang dalam situasi yang sekarat barusan, tapi kini dia masih bisa bernapas. Bagaimana mungkin Satoru bisa bilang jika Zayden mati?
Namun, belum sempat bertanya, Satoru mengalihkan perhatian mereka dengan suara muntahan yang sontak membuat semua orang menjauhinya. Decakan dan suara jijik menyusul dari mulut Christopher. Dia mencak-mencak lagi, mengomeli sahabatnya itu. Satoru kembali tak tahu diri, dia pingsan lagi.
Citranya sebagai pemuda yang pintar, tampan, dan berwibawa hancur. Nafa bahkan mengira jika semuanya sedang menipunya sekarang. Apalagi dia diminta untuk mencuci pakaian yang dipakai Satoru sekarang. Saat membuka kancing kemeja putih milik pria cantik itu, Nafa melihat ada perban tebal yang melilit hampir seluruh badan sang pangeran Angin.
"Dia terluka separah ini?" gumam Nafa yang bergegas melepas kemeja itu untuk diganti pakaian lain yang tersimpan di gubuk.
Namun, Nafa kembali terkejut ketika hendak mengganti perban. Dalam hati dia menyumpahi Christopher yang membohonginya.
***
"Pangeran Angin bilang kau sudah mati? Kepalanya sedang terbentur sesuatu? Dan juga, bagaimana dia bisa ke mari tanpa pengawal satu pun? Kau yakin dia bisa diandalkan?"
Seorang lady dengan rambut pink yang terkucir cepol asal berbincang tanpa melepaskan pandangan pada wajan di depannya. Tugas memasak yang tidak bisa dibagi perhatiannya, bisa jadi celaka. Menu malam ini hanyalah sup hangat dengan roti yang dia buat sendiri juga. Hobinya memasak membuat Rose bagaikan kepala koki saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Babysitter [END Masih Lengkap]
FantasyZay, pangeran mahkota yang menolak dijodohkan mengutuk tunangannya menjadi bayi! Sang tunangan yang tak terima memintanya untuk mengembalikan tubuhnya seperti semula. Namun, sayangnya Zay tak tahu bagaimana caranya. Lantas, dia diminta untuk tanggun...