Bab 42

134 15 2
                                    

punten baru update:(
Besok update lagi deh kalau gak males wkwkwk

Happy Reading!

***

"Chris, sedang apa kau?"

Pangeran Angin itu berbalik, membelakangi pemandangan hutan di luar gubuk. Suasana sudah sedikit tenang. Para gadis, termasuk Satoru, memilih untuk tidur terlebih dahulu. Zayden yang usai mengobati luka akibat amukan dari Nafa sebelumnya. Dia harus meminta maaf besok.

"Menunggu." Christhoper kembali mengarahkan mata hijaunya ke hutan. Meneliti semua pergerakan di sana.

Zayden yang tidak mengerti memilih diam. Ikut melakukan hal yang sama, mengamati. Hingga ditemukan sosok bertudung hitam di balik sebuah pohon. Zayden langsung bereaksi, mengingat serangan bertudung hitam yang menyerang sebelumnya. Namun, tangan Christhoper menghalangi.

"Akhirnya kau datang juga, Stella."

Siapa Stella? Kekasih gelapnya? Batin Zayden panik. Pasalnya, sahabatnya ini tidak begitu suka dengan perempuan. Mengetahui fakta jika Satoru adalah perempuan saja membuatnya kesal bukan main. Ini dia malah menyambut seorang perempuan dengan senyum gembira. Sungguh mencurigakan.

"Lama tidak bertemu, Pangeran William dan Pangeran Cruise." Sosok itu keluar dari persembunyian dan membuka tudung. Akhirnya Zayden bisa melihat wajahnya dengan jelas.

Namun, dia justru semakin syok, "Ka-kau! Bukannya kau pelayan pribadi Nafa?"

"Benar, Pangeran Cruise. Dan, nama saya Lilyana, bukan Stella, Pangeran William," sinis perempuan berambut cokelat itu. Setelah menunduk hormat, dia mendekat hingga berada di depan mata kedua pangeran tersebut.

"Ah, siapa peduli namamu Stella, Lala, Lulu, atau apapun itu." Christopher mengibaskan tangan, menghalau pandangan tajam Lily dan mata Zay yang masih melotot tak percaya. "Daripada itu, kau sudah melakukan apa yang kuminta, bukan?"

"Ha? Tu ... tunggu! Apa hubungan kalian berdua?" cegah Zay sebelum Lily membuka mulut.

"Kami tidak memiliki hubungan apa-apa, Pangeran. Anda sepertinya salah paham." Lily bermuka datar, dia tetap berusaha sopan meskipun batinnya kesal sekarang.

Namun, Zay tetap tak percaya. Interaksi keduanya terlalu akrab untuk orang yang jarang berinteraksi. Lagipula, perempuan ini adalah pelayan pribadi Nafa. Seharusnya dia berada di dekat Nafa dan menurutinya, bukan si Pangeran Air menyebalkan itu.

"Aku hanya memintanya melakukan sesuatu, Zay. Kau ingat saat kau menyuruhku untuk menemui sepupu gilamu yang kau kira memasang mata-mata di istana?"

Zayden mencoba mengingatnya. Ya, kejadian itu terjadi ketika Lucarion, anak angkat dari pamannya bertindak di luar batas. Menganggu Nafa, tunangannya. Christopher pergi ke sana bersama Lily waktu itu. "Aku ingat. Tapi, kenapa kau mau?" tanya Zayden pada Lily.

"Saya ...."

Lily mengingat-ingat alasan dia melakukan hal ini dibelakang majikannya. Walau bukan mengkhinati Nafa, Lily sudah melanggar aturannya sebagai pelayan pribadi. Lily ingat percakapannya dengan Christopher ketika di kereta.

"Aku membantu bukan sebagai Pangeran Air. Tapi, sebagai teman. Dan itu tak butuh alasan apa-apa lagi." Christopher melipat tangannya, bertingkah angkuh. Seringainya muncul, "Aku juga akan meminta imbalan, jadi kau tenang saja. Kalau tak salah, kau juga mata-mata, bukan? Aku punya permintaan khusus untukmu."

"Saya terpaksa," jawab Lily pada akhirnya. Mana mungkin juga dia menolak permintaan Pangeran?

"Sudahlah, Zay. QnA-nya nanti aja. Aku dan dia punya hal yang lebih penting. Duduklah, Stella." Christopher memotong dengan langsung duduk di pinggir gubuk yang sedikit tinggi daripada tanah. Sedang Lily yang masih kesal dengan nama panggilannya nampak kebingungan. Tidak ada kursi atau karpet, berarti Christopher memintanya untuk duduk di tanah.

Prince Babysitter [END Masih Lengkap]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang