I'm comeback wkwkwk
Apaan dah, nggak ada sebulan ilang udah balik aja. Kek remaja, labil banget.
Hehe, tapi bukan berarti aku bakal rajin update ya gaes. Aku balik, tapi bakal slow update. Doakan aja setiap bulan ada updatean :)
Walau memusingkan, kucoba untuk selingkuhin naskah
//jangan ditiru.Oke, gas ke cerita ya! Selamat membaca!
***
"Tapi, rumor itu benar, ya? Soal kau yang punya anak."
Zay menunduk, sungkan bertatapan langsung pada pemilik sorot mata bewarna biru muda itu. Bukan merasa sedih, tapi justru jengkel. Semua skenario ini disusun oleh gadis mungil yang dengan sangat santainya memakan kue cokelat.
Nafa memutuskan untuk membenarkan rumor. Hanya itu jalan teraman untuk bisa berhadapan langsung dengan sang Lady. Perihal kutukannya memang harus tetap menjadi rahasia. Walau dia sendiri tak tahu apakah Lady Lucarion sudah menyadarinya atau tidak.
"Ah! Maaf. Bukan maksudku menyinggung, Pangeran Zay. Aku tidak masalah kok kalau kau punya anak," panik si Lady yang terlihat nyata.
"Aku masih mau menikah denganmu meski kau punya anak dengan wanita lain. Akan kubesarkan dia seperti anakku sendiri. Jadi, jangan khawatir."
Amber tersenyum manis. Begitu indah dengan pahatan wajah sempurnanya. Semua pria patut bertekuk lutut di hadapannya. Gadis itu terlalu sempurna.
Kecuali Zay, dia justru merasa merinding. Sampai di mana batas kepercayadirian Lady ini? Siapa yang bilang Zay akan menikahinya?
"Lala nggak mau mama balu!" Nafa berpura-pura cadel sekarang. Ditambah mulutnya yang penuh krim kue, tingkahnya sungguh mirip anak kecil. Ah iya, nama palsunya sekarang menjadi Lala.
"Tapi, kau nggak kasihan sama Papa? Dia nanti kesepian karena sendirian. Kerajaan juga butuh Ratu," kata Amber selembut mungkin. Dia bahkan mengeluarkan sapu tangan dan membersihkan mulut Nafa.
Namun, dengan cepat Nafa merebut sapu tangan itu lalu membersihkannya sendiri. Dia melupakan tata krama sejak menjadi anak kecil. "Kalau gitu, Lala yang bakal jadi latu!"Nafa berteriak dengan nada serius. Hingga tak terlihat apakah dia benar-benar akting atau tidak. Lady Lucarion juga terlihat terkejut. Sebelum dia membalas, Zay menyanggahnya duluan. "Kau masih kecil kalau ingin menjadi ratu."
"Nanti Lala juga besal! Tunggu aja!"
Senyum Zay semakin miring, meremehkannya. "Wah, butuh berapa abad tuh?"
Nafa mengetatkan rahang, berdiri dari kursinya dan naik di meja. "Lala akan jadi wanita dewasa dalam waktu yang cepat!" ucapnya spontan, hingga kilatan kemarahan di matanya terkesan nyata. Zay merasa bimbang, ini masih akting ya kan?
"Tapi, sebelum itu. Lala harus belajar tata krama dulu, ya? Nggak baik seorang Lady berdiri di meja."
Lady Lucarion mengangkat tubuh mungil Nafa dari meja, dan menariknya di pangkuannya. Dia masih tersenyum. Memaklumi sifat Nafa yang kekanak-kanakkan. Nafa tak menolak, tapi wajahnya cemberut bukan main. Pipinya memerah dan menggembung, alisnya menukik tajam, serta tangannya terlipat di depan dada. Melalui mata merahnya, dia memberikan kode pada Zay.
"Ah, mohon maaf ya. Lala masih lima tahun, belum kuajarkan apa-apa padanya."
Zay sontak menghindari tatapan mata dari Nafa yang memprotesnya. Aku tujuh belas tahun, Tuan!
"Eh?" Amber membulatkan mata terkejut. "Jadi, Pangeran sudah memiliki anak sejak umur tiga belas tahun? Bukankah itu berarti melanggar etika kerajaan? Melakukan hal senonoh di bawah umur."
KAMU SEDANG MEMBACA
Prince Babysitter [END Masih Lengkap]
FantasíaZay, pangeran mahkota yang menolak dijodohkan mengutuk tunangannya menjadi bayi! Sang tunangan yang tak terima memintanya untuk mengembalikan tubuhnya seperti semula. Namun, sayangnya Zay tak tahu bagaimana caranya. Lantas, dia diminta untuk tanggun...