45. Sorry, I'm Late (end)

1.2K 79 17
                                    

    “Gue berhenti! Lo udah gila nyuruh gue ngelakuin hal itu dan ngehancurin hidup orang lain. Otak lo dimana, hah?”

    “Salah lo sendiri gak tanya!”

    “Pantes gue ngerasa aneh lo nyuruh gue ngikutin cewek. Ternyata ini tujuan lo? Fitnah orang lain dan ngehancurin hidupnya? Udah gila lo!”

    “Kalau lo di posisi gue lo juga bakalan lakuin hal yang sama!”

    “Sinting! Lo kalo iri sama orang gak gitu caranya, Bil! Gue bakal bocorin kelakuan busuk lo selama ini.”

    “No! Lo mau gue dibunuh sama Papi?”

    “Justru gue pengen lihat lo menderita. Bila cewek baik-baik, gue yang tiap hari ngintilin dia sampe kasihan, gue kira lo bikin dokumenter tu cewek buat tugas sekolah, taunya cuma buat difitnah sampai beritanya nyebar kemana-mana.”

    “Lo gak tau apa-apa jadi stop salahin gue!”

    “Kalau lo bukan cewek udah gue gampar!”

    “Asal lo tau, Yo. Gue udah bayar lo dan ngeluarin duit yang banyak. Jadi, jangan macem-macem atau gue—”

    “Atau apa?! Gue tinggal balikin duit lo, gampang’kan? Gue masih gak terima lo udah bikin hidup orang lain hancur. So, hidup lo juga harus hancur. Mata dibalas mata, tangan dibalas tangan.”

    “Lo itu sepupu gue, Yo. Kok lo malah belain Bila?”

    “Gue gak sudi anggap lo sepupu!”

    Aku menekan layar ponsel untuk menghentikan rekaman video yang baru saja diambil. Dengan rekaman ini, aku bisa membersihkan nama baik Bila. Ya, gadis mungil yang aku suka entah sejak kapan.

    Sudah cukup aku membuatnya sedih karena harus menjauhinya, Bila bahkan tidak masuk sekolah selama seminggu membuatku khawatir bukan main. Tapi, semua itu kulakukan agar rencanaku berhasil. 

    Sebenarnya, Bu Kia menyampaikan kejanggalan yang terjadi pada kasus ditemukan uang di dalam tasnya Bila. Waktu itu Bu Kia dengan terang-terangan kebingungan kenapa Abil bisa tau bahwa Bila membawa uang yang banyak di dalam tas sekolahnya. Lalu untuk apa pula Abil membuka tas milik Bila tanpa sebab? Seolah-olah tau bahwa hari itu Bila membawa uang dengan jumlah yang tidak sedikit.

    Karena hal itu aku menyusun rencana agar bisa mengorek informasi tentang Abil. Aku pura-pura menjauhi Bila, dan mendekati Abil. Tentu saja Abil akan curiga padaku jika aku tiba-tiba mendekatinya tapi masih berhubungan baik dengan Bila.

    Tadi aku menanyakan lokasi dimana Abil berada karena aku ingin mengajaknya jalan, tentu saja itu hanya bualan agar ia percaya padaku. Aku mana sudi jalan sama cewek kayak gitu. Namun akhirnya Abil memberitahu bahwa ia berada di Kebun Raya Bogor. Tentu saja aku langsung ke sana setelah mengetahui lokasinya, dan mengikuti Abil diam-diam.

    Beruntungnya aku hari ini karena ternyata Abil tengah bertemu dengan orang yang ia suruh untuk mengikuti Bila dan menyebar fitnah melalui foto yang diambil cowok itu. aku mendapat bukti kuat untuk menjatuhkan Abil dan membersihkan nama baik Bila.

    Setelah ini berakhir, aku dan Bila bisa berteman kembali dan Bila bisa menjalani hidupnya dengan normal di sekolah.Tanpa basa-basi lagi aku menelpon Abil, memberitahunya baha aku tidak jadi mengajaknya jalan hari ini karena ada urusan mendadak, padahal aku tidak sudi bersama iblis itu.

*****

    Pagi ini aku sangat bersemangat ke sekolah. Akhirnya bisa melepas rindu dengan Bila. Sudah lama aku tidak melihat ia tersenyum, sudah lama juga tidak mengobrol padanya, mungkin sekitar dua minggu. 

BILANGIT (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang