Baru beberapa saat yang lalu, Pei Qian Hao gembira sekali karena wanita di hadapannya berinisiatif untuk menciumnya.
Tetapi sekarang, setelah mengerti tujuannya, wajahnya pun menggelap. Ia hanya menciumku karena ia punya permintaan.
Su Xi-er memerhatikan wajahnya yang menggelap. Huh? Ia tidak senang karena aku menciumnya? "Pangeran Hao, Pangeran Yun barangkali tidak akan membiarkan Guru Agung Liu lepas hari ini setelah menentangnya secara terbuka dengan lukisan Ning Ru Lan. Akan disayangkan jika seorang otoritas terkemuka dalam dunia sastra seperti Guru Agung Liu meninggal."
"Ini tidak ada hubungannya denganmu. Kalau Guru Agung Liu mati, maka itu adalah kerugian Nan Zhao." Kemudian, Pei Qian Hao mengulurkan tangannya dan melingkarkannya di pinggang Su Xi-er, ingin membawanya kembali ke dalam kamar.
"Pangeran Hao, hamba mengagumi Putri Pertama Kekaisaran Nan Zhao yang terdahulu, dan merasa bahwa ia akan merasa tidak tenang apabila Guru Agung Liu mati begitu saja karena ini."
Pei Qian Hao terhenti di jalurnya dan memerhatikannya dalam diam. Maksudmu adalah, kau mau memberitahuku kalau kau mau ikut campur dalam segalanya karena kau mengagumi Ning Ru Lan? Bahkan, kekaguman saja bisa sejauh ini?
Kalau aku tidak membantu Su Xi-er, apa yang dapat diperbuatnya? Apakah dirinya tanpa diriku?
Pei Qian Hao mengerutkan alisnya sementara kilat halus terpancar di matanya, sebuah ide yang sepertinya brilian terbentuk dalam benaknya. Karena ia mau ikut campur, maka biarkan saja. Aku tidak akan ikut campur dengan masalah Guru Agung Liu. Mari kita lihat, bagaimana ia bisa berhasil melakukan apa pun tanpa diriku.
Semakin Pei Qian Hao memikirkan soal itu, semakin ia merasa kalau idenya ini sangat jenius. Alhasil, ia melepaskan Su Xi-er. "Kau keras kepala, dan akan jadi salah bagi Pangeran ini untuk memaksamu tetap tinggal. Pangeran ini akan memberikanmu waktu dua hari. Jika kau tidak kembali dalam waktu dua hari itu, jangan muncul di hadapan Pangeran ini lagi. Ditambah lagi, Pangeran ini tidak akan ikut campur dalam urusanmu. Apa kau mengerti?"
Su Xi-er membeku sejenak sebelum ia mengangguk. "Terima kasih banyak, Pangeran Hao." Ia membungkuk dengan hormat sekali lagi dan turun dari kapal, mengikuti Guru Agung Liu.
Pei Qian Hao memerhatikan siluetnya yang berangsur menghilang, sudut bibirnya terangkat membentuk senyuman. Su Xi-er, dari apa yang Pangeran ini lihat, kau akan kembali sebelum waktu dua hari itu habis. Kekuasaan mungkin bukan selalu menjadi jawabannya, tetapi terkadang, kau tidak punya pilihan lain selain bergantung padanya.
Pangeran ini akan melihat apa yang dapat kau capai tanpa diriku.
Pei Qian Hao begitu yakinnya bahwa Su Xi-er akan tidak berdaya untuk bahkan mengambil satu pun langkah maju seorang diri. Namun, jika ia mengetahui apa yang akan terjadi, ia sudah pasti tidak akan membiarkannya pergi sendirian malam itu.
Su Xi-er ditakdirkan untuk meluaskan pandangan Pei Qian Hao, dan memberikan pukulan telak pada kepercayaan dirinya.
***
Su Xi-er yang pergi, melihat Guru Agung Liu menaiki kereta kuda Kediaman Liu. Ia segera melambaikan tangannya untuk memberhentikan kereta lainnya, menyuruh kusirnya untuk berhenti di jalanan terdekat dengan Kediaman Liu.
Su Xi-er mengangkat tirai keretanya, firasat buruk sudah bercokol di dalam perutnya saat ia melihat langkah buru-buru Guru Agung Liu. Mungkin, Yun Ruo Feng sudah bertindak pada Guru Agung Liu!
Dengan tiadanya Guru Agung Liu, pengaruh Lian Chen di mahkamah kekaisaran akan terpengaruh besar. Tanpa adanya pejabat sastra di bawah bendera Guru Agung Liu, mahkamahnya akan berada sepenuhnya dalam kendali Yun Ruo Feng!
KAMU SEDANG MEMBACA
Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]
Diversos[Novel Terjemahan] [END] Author : Qian Duo Duo Jumlah total chapter : 770 Sinopsis : Su Xi-er, yang berpergian ke Nan Zhao bersama Pangeran Hao, mengalami banyak lika-liku, menari sebagai pengganti di perjamuan kerajaan Nan Zhao, menjadi pusat perha...