Chapter 326 : Bertunangan

355 52 1
                                    

Su Xi-er berjalan menuju ke ruang pribadi di halaman belakang bersama dengan buntalan bajunya di tangan, tetapi tidak tahu yang mana yang merupakan kamarnya. Bagaimanapun juga, mereka semua tampak sama.

Tepat saat ia mulai kehilangan harapan dalam menemukan kamarnya sendiri, Tan Ge muncul di sebelahnya. "Kamarmu adalah yang paling kiri. Chao Mu bilang padaku bahwa sekarang ini ia sedang mencuci piring, jadi aku akan membawamu ke sana."

Su Xi-er mengangguk dan mengikuti Tan Ge.

Membuka pintu ke kamarnya, Su Xi-er menemukan bahwa interiornya solek, jelas sekali sudah dibersihkan sebelumnya. Itu bahkan lebih besar dari kamar yang ditinggalinya sementara berada di Istana Samping. Ia menyadari bahwa semua dayang istana di sini, di Perpustakaan Kekaisaran ini, bukan hanya punya kamar mereka masing-masing, tetapi perlakuan mereka juga jauh lebih baik.

"Kamarmu yang paling besar dan luas." Tan Ge berkomentar sewaktu ia memindai interiornya.

Su Xi-er membuka lemari pakaian dan mulai membongkar baju-bajunya; ketika ia sampai di korset Cina merah, ia berbalik dan memberikan tatapan penuh harap pada Tan Ge.

Tan Ge paham. "Santai saja membereskannya. Aku akan menyapu jalur istana sebelum datang untuk membantumu mengeringkan buku-bukunya nanti." Kemudian, ia berbalik pergi.

Meskipun ia tidak banyak berinteraksi dengan Su Xi-er, Tan Ge merasa kalau orang itu adalah orang baik dalam hatinya. Karenanya, itu adalah alasan mengapa ia ragu-ragu untuk mengikuti rencana Commandery Prince Xie sementara ia jelas-jelas menargetkan Su Xi-er. Hanya saja, ia tidak mengetahui hingga batas mana Xie Yun akan melakukannya demi sukses.

Tetapi, biarpun jika aku dipaksa menjadi sebuah bidak catur, aku tidak akan melukai orang baik seperti Su Xi-er.

Tan Ge mendongak menatap langit. Aku sudah kehilangan kebebasanku, tetapi aku penasaran, bagaimana keadaan Cui-er. Apakah Ayah merasa kecewa karena aku tidak menjadi apa-apa selain seorang dayang istana yang menyapu jalan?

***

Di dalam kamar, Su Xi-er mengeluarkan korset Cina itu dan menaruhnya bersama baju-bajunya, diikuti dengan hiasan rambut hijau giok beruntai. Barangkali, tidak mudah bagi Dayang Senior Liu untuk mengungkit masalah soal hiasan ini sementara kami berada di halaman karena ia bisa mengetahui betapa berharganya itu.

Lima belas menit setelahnya, Su Xi-er selesai membongkar dan menutup pintu lemari pakaiannya.

Ia langsung pergi ke tempat penyimpanan buku, yang mana menyimpan banyak buku-buku yang lebih lama di Perpustakaan Kekaisaran. Karena sudah hampir musim dingin, ia hanya punya delapan jam sinar matahari yang tersisa untuk menyelesaikan tugas yang sudah diberikan Guru Agung Kong padanya.

Su Xi-er bekerja dengan cepat, menyusun semua buku di luar halaman di saat siang tiba untuk jumlah sinar matahari yang optimal.

Satu jam setelahnya, hampir semua bukunya sudah dibawa keluar dari ruang penyimpanan.

Su Xi-er sedang berdiri di atas sebuah bangku dan membersihkan sisa beberapa buku, tetapi karena ia sudah melakukannya hal itu terus-menerus, tangannya jadi pegal. Hasilnya adalah, beberapa buku jatuh ke tanah.

Sewaktu ia membungkuk untuk memungut mereka, ia menyadari bahwa ujung salah satu halaman dari salah satu bukunya terlipat.

Melirik sepintas lalu, ia melihat tulisan tangan yang halus dari seorang wanita, bersama dengan nama, 'Pei Qian Hao' dan 'Xie Liu Li'.

Xie Liu Li? Mungkinkah ia adalah adik perempuan Commandery Prince Xie—salah satu dari tiga wanita cantik Bei Min?

Su Xi-er memungut buku itu dan dengan hati-hati membalikkan halamannya. Selain dari dua nama itu, ia juga menyadari bahwa halaman-halaman yang terlipat itu memiliki sejumlah kata yang ditandai.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang