"Kau tidak terlalu berisi, dan daging domba dapat menutrisi tubuhmu." Pei Qian Hao mengiriskan beberapa potong daging domba lagi untuknya.
Biasanya, pelayan yang melayani sang majikan, tetapi ini sepenuhnya terbalik saat ini. Meski begini, si pelayan tidak menerima kebaikan majikannya, menyebabkan ekspresi Pei Qian Hao menggelap.
Su Xi-er mengetahui bahwa ia merasa tidak senang dan bangkit berdiri untuk membantu menuangkan secangkir anggur untuknya. "Pangeran Hao, hamba akan melayani Anda sementara Anda makan."
"Pangeran ini memerintahkanmu supaya makan daging dombanya." Pei Qian Hao tidak melihatnya, dan hanya terus makan. Namun, nada bicaranya, membuatnya jelas bahwa tidak ada ruang untuk penolakan.
Su Xi-er melirik ke daging domba di mangkuk tersebut sebelum mengambilnya dengan sumpitnya. Rasanya memang lumayan enak, tetapi cara menyiapkannya terlalu kejam. Ada banyak cara untuk memasak domba, tetapi memanggangnya secara utuh adalah satu-satunya cara yang membuat domba kecil itu mengalami kematian secara perlahan.
"Pangeran Hao, hamba akan mengambilkan beberapa sayuran untuk Anda." Su Xi-er mengambil sumpitnya dan mulai menumpuk sayuran di mangkuk Pei Qian Hao hingga itu penuh.
Orang itu tidak memperlihatkan respon apa pun selain melanjutkan makannya. Percakapan di antara keduanya sepertinya terhenti, dan Su Xi-er tak lagi makan sementara ia mengambilkan makanan untuk Pei Qian Hao.
Sekitar dua jam kemudian, Pangeran itu menyeka mulutnya dengan saputangan dari Su Xi-er sebelum berdiri dan berjalan keluar.
Bahkan ketika mereka membayarkan tagihannya, Pei Qian Hao masih tidak mengatakan apa pun padanya. Menyadari atmosfer canggung di antara mereka, pengurus itu menatap Su Xi-er dengan aneh. Apa yang terjadi?
Setelah Pei Qian Hao sudah berjalan keluar dari Paviliun Angin Cyan, Su Xi-er tersenyum pada si pengurus. "Hidangan Paviliun Angin Cyan tidak buruk. Hanya saja, ruang pribadinya hanya memiliki satu macam tata ruang. Kalian dapat mempertimbangkan untuk mendekorasi mereka dengan berbagai macam gaya sesuai dengan adat yang berbeda-beda." Lalu, Su Xi-er berbalik, meninggalkan restoran, meninggalkan si pengurus yang mengakar di tempat.
Nona memberitahukan kata-kata ini agar aku dapat menyampaikan mereka pada Tuan.
Segera setelah ia berjalan keluar, Su Xi-er melihat ke kiri dan kanan. Kemana menghilangnya Pei Qian Hao? Baru beberapa saat yang lalu ia berjalan keluar.
Su Xi-er terus mencarinya, tetapi masih tidak menangkap sosok Pei Qian Hao. Sebaliknya, ia melihat Feng Chang Qing berjalan ke arah Paviliun Angin Cyan.
Mengingat kalau mereka ada di muka umum, Feng Chang Qing teringat agar bersikap sopan. "Nona Su Xi-er, mengapa kau di sini, bukannya berada di rumah pos?"
Su Xi-er menjawab dengan sopan, "Kita akan meninggalkan Nan Zhao besok. Aku hanya sedang menemani Pangeran Hao berjalan-jalan. Kau mau pergi kemana?"
"Aku mampir ke Paviliun Angin Cyan untuk makan makanan kecil. Aku akan mengemasi barang-barangku lagi dan mengikuti Pangeran Hao ke Bei Min besok."
Tiba-tiba saja, Su Xi-er merasakan sepasang mata tertuju padanya. Berbalik, tatapannya bertemu dengan mata Pei Qian Hao, yang sudah menunggunya agak jauh.
Karenanya, Su Xi-er menunjuk ke depan. "Pangeran Hao ada di depan, jadi aku akan ke sana."
Sementara ia melewati Feng Chang Qing, ia mendengar suara rendah. "Yun Ruo Feng dijadikan tahanan rumah, dan Qin Ling telah diutus keluar ibu kota. Sementara itu, Tabib Kekaisaran Fang telah menjadi kaki tangan Yang Mulia, dan sekarang ini adalah seorang mata-mata di pihak Yun Ruo Feng."
KAMU SEDANG MEMBACA
Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]
Aléatoire[Novel Terjemahan] [END] Author : Qian Duo Duo Jumlah total chapter : 770 Sinopsis : Su Xi-er, yang berpergian ke Nan Zhao bersama Pangeran Hao, mengalami banyak lika-liku, menari sebagai pengganti di perjamuan kerajaan Nan Zhao, menjadi pusat perha...