Dayang Senior Liu merenungi kata-kata Su Xi-er sebentar sebelum menyadarinya beberapa saat kemudian. Hanya saja, Ibu Suri sudah menyukai Pangeran Hao selama bertahun-tahun. Tentunya ia pasti merasa frustasi sekarang karena ia dipaksa untuk membawa masuk Pei An Ru ke istana kekaisaran?
Namun, sulit bagi seorang dayang tua seperti dirinya untuk membuat suatu penilaian.
"Dayang Senior Liu, kau harus kembali lebih dulu. Terlepas dari apa pun yang terjadi malam ini, itu tidak akan berdampak pada Istana Samping." Mata Su Xi-er melengkung jadi bulan sabit.
Dayang Senior Liu mengangguk dan keluar dari kamar, meninggalkan Su Xi-er di dalam kamar sementara ia memandangi sinar bulan di halaman.
***
Sementara sangat hening di Istana Samping, sungguh berkebalikan dengan di Taman Kekaisaran. Tidak seperti Nan Zhao, tidak ada parter di Taman Kekaisaran Bei Min, juga tidak dilingkupi dengan tembok batu. Akan ada pula dayang-dayang yang datang setiap bulannya untuk merawat taman tersebut.
Lentera-lentera merah besar tergantung di tiap pohonnya; ditambah dengan sekelompok dayang istana yang memegangi lentera di tangan mereka. Dipadukan dengan bulan yang terang, atmosfernya tampak sangat meriah.
Semua pejabat mahkamah memasang senyum di wajah mereka. Bahkan, sang Kaisar, Situ Lin, matanya membentuk bulan sabit sewaktu ia menampilkan senyuman lebar. Tetapi, ketika secara kebetulan ia melihat Paman Kekaisarannya yang duduk di sebelah kanan, mau tak mau, ia merasa merinding.
Xie Yun, yang duduk di sebelah kiri Situ Lin, menyadari reaksinya dan tidak bisa menahan tawanya. "Apakah Yang Mulia merasa kedinginan?"
Situ Lin segera menggelengkan kepalanya. "Kaisar ini tidak dingin. Jangan khawatir, Commandery Prince Xie."
Pei Ya Ran melirik Pei Qian Hao, menyadari bahwa ia tampak tidak tertarik dalam seluruh peristiwa ini. Kemudian, ia mengamati orang lain yang sedang duduk di seberangnya. Xie Yun tampak tenang dan acuh tak acuh; Consort Dowager Guo tenggelam dalam aroma dari wewangian dupa; dan Situ Li tampak dingin dan memisahkan diri.
Saat itu, Pei An Ru mendadak mengulurkan satu tangan untuk menarik lengan jubah Pei Ya Ran dan memanggilnya.
Panggilan pelan Pei An Ru menarik perhatian Pei Qian Hao. Ketika tatapannya tertuju padanya, jantung Pei An Ru serasa tenggelam sewaktu ia menerima tatapan dingin di mata pria itu. Jadi, orang di depanku ini adalah Pangeran Hao. Sebelum aku masuk istana, semua orang memberitahukan padaku bahwa misiku adalah memangkas jarak di antara aku dan Pangeran Hao. Ibu bahkan menggenggam tanganku dan mengatakan bahwa hidup Ayah berada di tanganku.
Itu adalah sebuah beban yang berat, begitu beratnya hingga Pei An Ru merasa seolah ia tercekik. Dengan hati-hati ia melirik Pei Qian Hao dan mengepalkan tangan kecilnya. Jika aku tidak menjilatnya, Ayah akan mati! Ayah menyayangiku semenjak aku masih kecil; aku tidak ingin ia mati!
Tergerak oleh pemikiran itu, Pei An Ru menarik lengan jubah Pei Ya Ran lagi.
Alis Pei Ya Ran mengerut selagi Pei Zheng memberi sinyal padanya dengan matanya.
Semua ini tidak lolos dari mata Xie Yun. Dengan tatapan acuh tak acuh, mendadak ia bertanya, "Ibu Suri, wanita yang berdiri di belakangmu, agak mirip denganmu."
Mengambil umpannya, Pei Ya Ran menjawab, "Ia adalah keponakan perempuan Ibu Suri ini, Pei An Ru. Kemari, maju selangkah ke depan dan biarkan semua orang melihatmu baik-baik."
Pei An Ru mematuhi ucapan Pei Ya Ran selagi ia maju selangkah ke depan dan menyapa semua orang dengan hormat. "Putri pejabat ini, Pei An Ru, memberi salam kepada semuanya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]
Aléatoire[Novel Terjemahan] [END] Author : Qian Duo Duo Jumlah total chapter : 770 Sinopsis : Su Xi-er, yang berpergian ke Nan Zhao bersama Pangeran Hao, mengalami banyak lika-liku, menari sebagai pengganti di perjamuan kerajaan Nan Zhao, menjadi pusat perha...