"Yang Mulia, sebutkan beberapa judul bukunya." Pei Qian Hao menuntut tegas dengan suara dinginnya selagi ia berjalan ke arah Situ Lin.
Benak Situ Lin pun jadi kosong akibat panik, tetapi tidak mungkin kalau tidak menjawab.
Karenanya, ia mulai menggagapkan. "Judul bukunya, judulnya ... biar kupikirkan. Jangan tidak sabaran."
Kemudian, Situ Lin bergumam sendiri, terlihat seolah ia sedang cemberut. Su Xi-er tidak tahu apakah ia harus menangis atau tertawa ketika ia melihat pemandangan dari penampilannya yang menggemaskan.
Namun, ketika ia melihat ekspresi serius Pei Qian Hao, ia hanya bisa mengingatkan, "Kebajikan Dunia, Seluruh Bangsa, Sekolah Filsafat ...."
Tiba-tiba saja, Situ Lin teringat sisa judul-judul bukunya, menyebutkan mereka semua sekaligus.
Pei Qian Hao melirik Su Xi-er sebelum mengalihkan pandangannya kepada Situ Lin. "Ingatlah untuk latihan menulis dan mempelajari buku-buku itu. Aku mungkin memutuskan untuk menguji Anda dengan beberapa pertanyaan di masa yang akan datang."
"Paman Kekaisaran, apakah kau tidak akan sibuk menikahi Bibi Kekaisaran? Bagaimana bisa kau punya waktu untuk mengujiku? Bahkan, setelah pernikahannya selesai, kau masih harus menyenangkan Bibi Kekaisaran sementara ia tinggal di kediaman, sekaligus mengajaknya keluar bermain-main. Kau tidak akan punya waktu untuk ...." Mendadak, Situ Lin merasakan tatapan dingin tertuju ke arahnya dan langsung menutup mulutnya.
Saat ini, Su Xi-er melihat sebuah buku dengan sampul berwarna biru yang tidak berjudul di atasnya. "Buku apa ini? Tidak ada judulnya."
Pei Qian Hao berbalik dan langsung merebut buku itu dari tangannya ketika ia melihat sampul biru tersebut, menyimpannya ke dalam lengan jubahnya dengan ekspresi yang tidak alami.
Berpikir bahwa aku tanpa sengaja menaruh buku yang diberikan Tabib Kekaisaran Zhao kepadaku di rak buku. Jika Su Xi-er mengetahuinya .... Ekspresinya menjadi semakin canggung.
Tak lama setelahnya, ekspresi Pei Qian Hao kembali normal, menakuti Situ Lin hingga segera kembali ke tempat duduknya ketika ia bertatapan dengan mata hitam orang itu.
Su Xi-er menarik lengan jubahnya, mengulurkan tangannya. "Buku apa itu? Keluarkan."
Ia tidak melewatkan perubahan sekilas dalam ekspresi Pei Qian Hao barusan ini. Buku macam apa yang membuatnya bertingkah begitu aneh?
"Itu hanyalah sebuah buku medis biasa." Pei Qian Hao menyatakan dengan tenang, datar.
"Buku medis?" Su Xi-er tetap merasa skeptis. Apakah itu sungguh adalah sebuah buku medis biasa? Kalau itu benar masalahnya, mengapa ia memperlihatkan ekspresi seaneh itu?
"Memang buku medis." Pei Qian Hao mengalihkan tatapannya pada Situ Lin. "Keluarkan buku salinan dan mulai latih tulisan tangan Anda. Guru Agung Kong akan datang kemari untuk memeriksa perkembangan Anda."
Situ Lin menggerutu mengiyakan sebelum membuka buku salinan tersebut, mulai menulis setelah ia selesai mempersiapkan tintanya.
Sewaktu Pei Qian Hao baru akan meninggalkan aula utama, tatapannya sepintas tertuju pada Su Xi-er, menyadari kebingungan yang masih ada di matanya.
Ia memutuskan untuk memeluknya, membawanya ke aula samping.
Situ Lin berhenti menulis selagi ia memerhatikan Pei Qian Hao meninggalkan ruangan bersama Su Xi-er. Ada apa dengan Paman Kekaisaran? Apa sebenarnya buku bersampul biru itu?
Pei Qian Hao melihat kalau Su Xi-er masih menatapnya intens. "Apa kau mau tahu buku apa itu?"
"Aku hanya penasaran; apa yang sedang Anda sembunyikan dariku?" Su Xi-er bertanya sungguh-sungguh, matanya tertuju ke lengan jubahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Terjemahan] [END] Author : Qian Duo Duo Jumlah total chapter : 770 Sinopsis : Su Xi-er, yang berpergian ke Nan Zhao bersama Pangeran Hao, mengalami banyak lika-liku, menari sebagai pengganti di perjamuan kerajaan Nan Zhao, menjadi pusat perha...