"Kepala Keluarga, Ibu Suri sedang menunggu Anda di aula utama."
Pei Zheng melambaikan tangannya, memberi sinyal agar si dayang mengecilkan suaranya. "Jaga Nona Muda. Kau tidak boleh membiarkan apa pun terjadi padanya." Kemudian, Pei Zheng berjalan keluar dari ruangan, menutup pintu di belakangnya.
Pei An Ru membuka matanya. Ia hanya berpura-pura tidur, dan mendengar helaan napas Pei Zheng. Ia pasti kecewa padaku; bagaimanapun juga, sekarang aku tak berguna setelah menjadi cacat.
"Nona Muda, silakan istirahat dengan baik. Beritahukan pelayan ini apabila Anda membutuhkan sesuatu."
Pei An Ru bangun begitu saja dan mulai berpakaian sendiri, bersiap untuk pergi keluar.
Namun, pelayan itu menghentikannya sebelum ia bisa membuka pintunya. "Nona Muda, Kepala Keluarga telah menginstruksikan hamba agar menjaga Anda. Anda harus tetap berada di dalam dan istirahat dengan baik."
"Aku akan keluar mencari udara segar." Pei An Ru mendorong pelayan itu ke samping dan melangkah keluar, dengan cepat berbelok beberapa kali di sudut agar lepas dari si pelayan.
Pei An Ru mempercepat langkahnya sewaktu ia mendekati aula utama. Tujuannya adalah untuk bersembunyi di dekat pintu masuk, untuk menguping percakapan Pei Zheng dan Pei Ya Ran.
Tepat ketika Pei An Ru tiba di tempat persembunyiannya, ia mendengar keduanya mulai berbicara.
"Sungguh gadis yang lincah. Tetapi, bukan hanya kau gagal menjaganya dengan baik di istana, kau bahkan membiarkan wajahnya hancur." Nada bicara Pei Zheng dipenuhi celaan, ekspresinya tidak senang.
"Ia meninggalkan istana atas kemauannya sendiri untuk mendapatkan bubuk obat itu dari entah siapa dan dimana. Disebabkan kecerobohannya sendirilah, makanya seseorang bisa bersiasat untuk melawannya. Pada akhirnya, Ayah, kau hanya marah karena kau kehilangan sebuah pion."
Pei Zheng menggebrakkan tangannya di meja. "Pei An Ru adalah satu-satunya wanita di Kediaman Pei denga usia yang sesuai. Sekarang, karena penampilannya rusak, apanya yang masih bisa kita perbuat selain dari bekerja sama dengan Commandery Prince Xie?"
"Bekerja sama ... bagaimana? Apa kau berencana untuk mengungkit masalah pertunangan dari yang dulu itu? Bukankah kau yang paling jelas, tentang bagaimana Kakak Lelaki meninggal dunia? Tidakkah kau merasa seakan-akan kau tidak menghormati kenangannya dengan bekerja bersama Kediaman Xie sekarang?" Sudah bertahun-tahun semenjak insiden itu terjadi, tetapi tak ada yang berani mengungkitnya sampai sekarang.
Hati Pei Zheng sakit, tetapi ia tidak menunjukkan sama sekali di roman mukanya. "Demi Keluarga Pei, kita tidak punya pilihan selain bekerja bersama Commandery Prince Xie. Biarpun marga Pei Qian Hao adalah 'Pei', darah yang mengalir di dalamnya bukanlah dari Keluarga Pei."
"Kalau begitu masalahnya, mengapa kau mengadopsi Pei Qian Hao dan menganugerahkannya dengan marga 'Pei' dulu? Mengapa kau membesarkannya, memelihara seekor ular di tanganmu?" Suara Pei Ya Ran jadi melengking, kebencian memenuhi matanya.
Tatapan Pei Zheng jadi menerawang jauh. "Ada beberapa hal yang tidak seharusnya kau ketahui. Apa pun masalahnya, Su Xi-er tidak boleh menjadi Hao Wang Fei."
"Apakah itulah mengapa kau berjanji pada Xie Yun untuk membantu Xie Liu Li menjadi Hao Wang Fei? Ayah, kau benar-benar meremehkan Xie Yun. Segera setelah ...."
Pei Zheng melambaikan tangannya, menyelanya. "Pikiranku sudah bulat. Sudah larut malam, dan Kediaman Pei tidak bisa membiarkanmu bermalam. Ibu Suri, silakan kembali ke istana kekaisaran." Kemudian, ia melihat ke luar aula dan meneriakkan, "Pelayan, antarkan Ibu Suri kembali ke istana."
KAMU SEDANG MEMBACA
Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]
Random[Novel Terjemahan] [END] Author : Qian Duo Duo Jumlah total chapter : 770 Sinopsis : Su Xi-er, yang berpergian ke Nan Zhao bersama Pangeran Hao, mengalami banyak lika-liku, menari sebagai pengganti di perjamuan kerajaan Nan Zhao, menjadi pusat perha...