Wei Mo Hai membungkuk dan menjawab mengiyakan sebelum berbalik pergi, hanya untuk kembali setelah mengambil beberapa langkah. "Pangeran Yun, Guru Agung Liu memiliki posisi yang dihormati di dunia sastra. Jika kita membakar Kediaman Liu, Asosiasi Sastra ...."
Ia mendongakkan kepalanya untuk mengamati ekspresi Yun Ruo Feng. Karena kita sudah bertindak pada Guru Agung Liu, kami juga harus menangani Asosiasi Sastra. Membiarkan mereka sendiri hanya akan menimbulkan masalah di masa depan.
"Kita akan menyingkirkan Asosiasi Sastra malam ini. Jika kita menunggu hingga besok, pasti akan muncul beberapa komplikasi." Nada bicara Yun Ruo Feng datar, tetapi kata-katanya sangat brutal.
"Bawahan ini mematuhi perintah." Wei Mo Hai membungkuk dengan sopan sebelum berangkat.
Malam ini ditakdirkan menjadi apa saja, kecuali tenang. Biarpun perjamuan kerajaan masih berlangsung, ada beberapa masalah yang harus ditangani.
Akhirnya sendirian, aura kelembutan yang selalu mengelilingi Yun Ruo Feng menghilang, digantikan dengan tampang yang dingin. Tatapannya terpaku pada permukaan sungai, angin dingin menyebabkan riak bermunculan di atas permukaan yang masih murni itu.
Terkadang, kau harus bersedia mengorbankan sesuatu demi maju ke depan. Yun Ruo Feng merilekskan kepalan tangannya dan berjalan ke atas kapal. Di dalam kamarnya, Ning An Lian sudah melepaskan baju luarannya, dan sedang berbaring di atas ranjang.
***
Sementara itu, Su Xi-er sudah tiba di Asosiasi Sastra, tetapi pintu masuknya tertutup rapat. Ia melihat ke atas ke lantai dua dan menyadari adanya kedipan lemah dari cahaya lilin.
Ia mengetuk pintunya, tetapi tidak ada respon dari dalam asosiasinya. Ia harus mencoba beberapa kali sebelum seorang paman tua dengan rambut beruban membukakan pintunya.
Suara paman tua itu serak, dan punggungnya bungkuk. Ia hanya melirik Su Xi-er sekilas sebelum berbicara. "Nona, sudah larut malam. Asosiasi Sastra sudah lama tutup. Silakan kembali lagi besok."
Si paman tua mencoba menutup pintunya, hanya untuk ditahan terbuka lagi oleh Su Xi-er yang memasang ekspresi serius. "Aku punya urusan penting untuk didiskusikan dengan Guan Xiang."
Si paman tua sempat kaget. Guan Xiang adalah orang yang memegang posisi tertinggi di Asosiasi Sastra, dan bertanggung jawab untuk menjalankan lembaga ini. Tetapi, gadis muda ini meminta bertemu dengannya di saat ia tiba.
"Sudah larut malam, dan semua orang sudah beristirahat. Nona, kau harus kembali lagi besok."
Su Xi-er mengerahkan lebih banyak tenaga di tangannya yang sedang menahan pintunya terbuka, memaksa paman tua itu mundur beberapa langkah. Ia hanya bisa memerhatikan sewaktu Su Xi-er berjalan masuk, tiap langkahnya terisi dengan kekhidmatan.
Baru setelah itulah si paman tua sedikit menghormati Su Xi-er. "Nona, mengapa kau mencari Guan Xiang?"
"Aku akan menemuinya di aula utama. Katakan padanya bahwa Asosiasi Sastra akan segera menghadapi musibah." Su Xi-er berbicara dengan cepat sebelum menuju ke aula utama.
Napas paman tua itu tertahan. Melihat bagaimana ia sudah mengetahui dimana letak aula utama, itu dapat dikatakan bahwa nona muda ini sudah akrab dengan Asosiasi Sastra. Kepercayaan diri dalam langkahnya merupakan indikator lainnya dari ini. Tetapi, meski sudah menjadi penjaga di Asosiasi Sastra, aku tidak punya kesan sebelumnya tentang nona muda ini. Menyingkirkan keraguannya untuk sekarang, ia tergesa-gesa pergi mencari Guan Xiang.
Tidak ada perdana menteri di Nan Zhao, membuat Yun Ruo Feng bertanggung jawab dalam keenam kementerian dan fungsi-fungsi mereka. Guan Xiang merupakan seorang pria berusia lebih dari lima puluhan, dan merupakan sahabat yang sangat dekat dari Guru Agung Liu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]
Aléatoire[Novel Terjemahan] [END] Author : Qian Duo Duo Jumlah total chapter : 770 Sinopsis : Su Xi-er, yang berpergian ke Nan Zhao bersama Pangeran Hao, mengalami banyak lika-liku, menari sebagai pengganti di perjamuan kerajaan Nan Zhao, menjadi pusat perha...