Chapter 276 : Tidak Ada Kesempatan

354 62 10
                                    

Mendengarkan panggilan sayang 'Lan-er' yang lolos dari bibir Yun Ruo Feng, Su Xi-er merasakan jijik dalam dirinya. Dulu, ia menyukainya saat pria itu akan memanggilnya dengan sesayang itu ... tetapi waktu seperti itu sudah lama lenyap. Tidak mungkin untuk kembali ke masa lalu.

Sekarang ini, ia hanya ingin melucuti Yun Ruo Feng atas segala yang dimilikinya. Sedikit demi sedikit, aku akan membiarkanmu mengalami rasa sakit dan siksaan yang kulalui; perasaan terjatuh dari puncak, perasaan ditipu dan dipermalukan oleh orang lain ... Yun Ruo Feng, bagi seseorang yang terobsesi dengan kekuasaan seperti dirimu, aku sungguh harus bertanya-tanya, seberapa sakitnya karena pengaruhmu untuk terkikis sedikit demi sedikit darimu. Aku tidak akan membunuhmu sekarang, karena kau bahkan tidak pantas untuk mati. Penderitaan tanpa akhir, harus jadi tujuan terakhirmu.

Yun Ruo Feng memerhatikan selagi Su Xi-er diam-diam balas menatapnya sebelum mencoba meyakinkannya lagi. "Lan-er, Pei Qian Hao kejam dan tak berperasaan. Ia bersikap dingin terhadap semua orang, menyembunyikan pemikirannya jauh di dalam hatinya. Ia mungkin tampak seperti buku yang terbuka, tetapi tidak ada yang dapat melampaui kebenaran. Lan-er, kau tidak boleh pergi bersama Pei Qian Hao. Pangeran ini akan mendapatkanmu kembali ...."

(T/N : berani-beraninya dia bilang Hao kayak gitu. Hiss, emang ini orang minta dilempar keluar dari jendela.)

Yun Ruo Feng disela dengan tatapan tajam sebelum ia dapat melengkapi kalimatnya. Apa ia tidak punya malu? Menyebut Pei Qian Hao kejam dan tak berperasaan ... memikirkan kalau ia sanggup mengucapkan kata-kata semacam itu! Mata Su Xi-er dipenuhi dengan penghinaan dan rasa jijik. Yun Ruo Feng melihat wajahnya, dan segera mengerti. Tampang di wajahnya menggelap, tetapi dengan cepat digantikan dengan topeng yang lembut.

"Lan-er, penampilanmu sudah berubah, dan kau terus hidup; ini adalah sebuah kesempatan yang diberikan Langit kepadamu dan diriku. Jika kau sungguh membenciku sampai ke intinya, kau tidak akan berbicara padaku setenang sekarang. Bukankah alasan kau membuat Pei Qian Hao tetap berada di rumah pos adalah karena kau sedang menungguku?" Yun Ruo Feng berujar perlahan, tangannya terulur dan ingin memeluk Su Xi-er.

Su Xi-er minggir ke samping dan sekali lagi, menghindari tangan terulur Yun Ruo Feng. Ia hanya meninggalkan rumah pos untuk mengambil hiasan rambut beruntai dan mengunjungi Paviliun Angin Cyan, tetapi Yun Ruo Feng berpikir kalau ia di sini demi pria itu.

"Bukankah kau sedang menunggu Pangeran ini?" Yun Ruo Feng mendadak berubah serius dan memerhatikan Su Xi-er. Mungkin aku keliru. Dengan seberapa angkuh dirinya, mana mungkin ia bersedia untuk menurunkan harga dirinya dan menungguku? Mengapa aku memiliki pemikiran konyol seperti ini? Aku bahkan sampai repot-repot untuk menghindari pengawal kekaisaran Pangeran Hao supaya aku bisa datang.

Su Xi-er mendengus dan menatap Yun Ruo Feng. "Dengan mata yang mana kau melihat aku sedang menunggumu?"

Yun Ruo Feng mengerutkan keningnya. Tak peduli semarah apa dirinya di kehidupannya yang lalu, ia tidak akan pernah berbicara padaku dengan cara yang semasam dan setidak tertarik itu. Cinta melahirkan kebencian, dan alasan mengapa ia menampilkan kebencian seperti ini terhadapku sekarang, adalah karena seberapa banyak ia mencintaiku sebelumnya.

"Ning Ru Lan, kau masih mencintai Pangeran ini," Yun Ruo Feng berujar pasti dengan tampang menyetujui. Jika ia tidak mencintaiku, kenapa ia terus menargetkanku semenjak ia tiba di Nan Zhao? Tanpa adanya cinta, tidak akan ada kebencian.

"Yun Ruo Feng, apa kau menyesal sekarang? Semestinya, kau yang lebih tahu dari siapa pun juga bahwa tidak ada yang namanya mundur dalam sebuah peperangan, tidak ada obat untuk penyesalan di dunia ini. Apa kau masih memerlukanku untuk mengajarimu ini?" Nada bicara Su Xi-er acuh tak acuh, selagi tatapannya memindai ruangan tersebut dan tertuju pada satu jarum jahit yang tertinggal di atas kabinet pendek.

Consort of A Thousand Faces 2 [Terjemahan Indonesia]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang