°
°
°
°
°"Sepertinya kau senang sekali tugasmu disini akan selesai." Ucap Kiyoomi yang duduk di sebelah Shoyo. Mereka sedang berada di rooftop seperti biasa. Untuk Shoyo baru selesai mengurus pengeluaran dirinya dari sekolah karena tugasnya besok sudah selesai.
"Tentu saja, dengan begitu aku tidak perlu bertemu orang menyebalkan sepertimu lagi." Balas Shoyo acuh sambil melihat ke layar laptop di depannya.
"Apa kau lupa, kau masih punya satu hutang syarat denganku." Kiyoomi dengan senyum licik di balik maskernya melirik ke arah Shoyo yang dengan jelas membuat ekspresi jengkel walaupun matanya masih menatap layar laptop.
"Cih..apa maumu.?" Shoyo hanya bisa berdecih mengingat ucapan Kiyoomi. Ia kira Kiyoomi sudah lupa akan hal tersebut.
Kiyoomi kemudian mencari sesuatu dalam kantong bajunya dan setelah menemukannya langsung menyerahkan benda tersebut pada Shoyo.
"Datanglah ke alamat ini, aku akan mengatakan syaratnya disana." Ucapnya sambil menyerahkan sebuah kartu nama. Shoyo juga mengambilnya dengan malas dan melihat kartu tersebut."Aku yakin kau pasti juga sudah tau semua identitasku jadi tidak perlu aku beritahu lagi." Tambahnya.
"Untuk apa aku harus ke markas ayahmu. Jika ingin bicara sekarang saja karena aku sedang sibuk." Sinis Shoyo setelah melihat kartu tersebut yang berisi alamat dimana markas mafia milik ayah Sakusa. Tentu saja Shoyo bisa langsung tahu karena ia sudah pernah mencari informasi mengenai berbagai kelompok mafia yang ada.
"Kau datang saja. Aku akan menunggumu. Tentu saja jika kau sampai tidak datang kau pasti tahu akibatnya." Balas Kiyoomi santai dengan memainkan ponselnya. Shoyo hanya bisa menahan emosinya agar tidak meledak gara-gara Kiyoomi
"Merepotkan saja." Gumamnya. "Aku akan kesana tapi tidak sekarang, sekitar 3-4 hari kedepan aku baru akan datang." Finaly Shoyo menyetujui permintaan Kiyoomi untuk datang ke markas mafia ayahnya karena tidak ingin terlalu lama berdebat dengannya.
"Tidak masalah aku akan menunggumu." Balas Kiyoomi.
Setelah itu terjadi keheningan di antara mereka berdua. Shoyo juga tidak peduli dengan suasana disana, ia lebih memilih melihat laptopnya yang berisi data dan informasi mengenai target yang selanjutnya.
Shoyo beberapa hari yang lalu sudah melihat tawaran misi ke luar negeri yang pernah di katakan Hitoka dulu. Dan Shoyo menerima tawaran tersebut. Shoyo akan berangkat setelah mobilnya datang karena itu ia mempersiapkan mulai seperti informasinya.
"Kalau kau tidak ada kerjaan lebih baik pergi dari sini." Pekik Shoyo yang mulai merasa risih dengan keberadaan Kiyoomi di dekatnya walaupun dia sama sekali tidak mengganggu Shoyo.
"Aku disini sedang menjagamu asal kau tau." Balas Kiyoomi langsung mematikan ponselnya dan menunjuk ke arah Shoyo.
"Aku tidak menyuruhmu untuk menjagaku. Lagi pula aku bisa jaga diriku sendiri tanpa bantuanmu." Balas Shoyo dengan sinisnya.
"Aku tau setelah ini kau masih ada misi lain jadi aku tidak rela saja saat kau datang ke tempatku wajahmu ini penuh lebam." Ucap Kiyoomi dengan santainya sambil memainkan surai milik Shoyo dan mulai mengelus pipinya.
Namun dengan cepat Shoyo menepis tangan Kiyoomi yang masih mengusap pipinya tanpa peduli dengan Kiyoomi.
"Apa urusannya wajahku denganmu." Sarkas Shoyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
Teen FictionHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...