°
°
°
°
°Di perjalanan kembali sama ketika mereka berangkat, Shoyo satu mobil dengan Kiyoomi dan Iizuna dengan kedua putrinya.
Sesekali pembicaraan ringan mengisi suasana antara sepasang kekasih itu. Terlebih Kiyoomi bisa dengan jelas melihat senyum Shoyo. Senyum lain yang sangat berbeda dari sebelumnya. Begitu terlihat tulus dan hangat.
"Aku tak sangka iblis yang manis dulu sekarang berubah jadi malaikat cantik." Entah itu berlebihan atau tidak tapi seperti itulah pandangan Kiyoomi pada Shoyo sekarang.
Shoyo yang dulu bersikap begitu dingin dan acuh juga mungkin sedikit angkuh, sekarang benar-benar berubah 180° kebalikannya.
Bisa dilihat Shoyo belum menghilangkan senyumnya sejak mereka keluar dari restoran tadi. Itu sudah cukup membuktikan sikap Shoyo yang sangat berubah.
"Begitukah.??"
Semakin yakin dengan perubahan sikap Shoyo mendengar jawabannya tadi. Jika Shoyo yang dulu sudah pasti akan langsung merengut jengkel dan memberikan tatapan yang membuat jiwa seseorang langsung menciut.
Tapi lihat sekarang, ia bahkan tak membantah pernyataan Kiyoomi padanya.
"Wow~ Shoyo-ku sekarang jadi lebih lembut ya.!" Goda Kiyoomi. Shoyo tak membalas perkataannya namun hanya mendengus dengan menarik sudut bibirnya.
Terdiam sesaat sebelum melanjutkan pembicaraan.
"Sayang, boleh pinjam handphone-mu.!" Kata Kiyoomi melihat ke arah Shoyo yang masih fokus menatap jalan di depannya.
"Untuk apa.??" Tapi Kiyoomi tidak menjawab dan memberikan tatapan memelasnya.
Sedikit penasaran namun tak terlalu di pikirkan. Shoyo memberikan handphone miliknya pada Kiyoomi.
Kiyoomi segera mengetik pesan untuk Kiyoko agar di sampaikan pada Iizuna. Ia memberitahunya jika mereka ingin berpisah jalan karena Kiyoomi berniat mengajak Shoyo.
Begitu pesan di kirim dan di baca, pesan balasan pun segera masuk. Dan membalas Iizuna memberikan izin pada Kiyoomi.
"Terima kasih sayang." Kiyoomi mengembalikan handphone Shoyo.
"Jadi apa.?"
"Aku minta izin ke paman ingin mengajakmu dan paman memberi izin, jadi setelah lampu merah nanti kita pisah jalan. Nanti tujuan kita ke arah daerah Kanto."
Shoyo mengangguk mengerti atas perkataan Kiyoomi. Tak ingin bertanya lagi, toh nanti juga tahu juga.
Begitu melewati lampu merah mobil mereka berpisah. Mobil Kiyoko kembali menuju mension mereka dan mobil Shoyo belok ke arah lainnya.
"Sebenarnya kau ingin kemana.?" Tanya Shoyo yang belum tahu tujuan sebenarnya Kiyoomi.
Yang di tanya segera menatap lembut ke arah Shoyo dan mengelus mulai dari surainya lalu turun ke sebelah pipinya.
"Ke mensionku.! Aku ingin menunjukannya padamu."
Bukannya senang atau kagum, Shoyo malah mendelik bingung pada Kiyoomi. Ia tahu Kiyoomi itu tinggal di mension dengan Kinami dan Motoya. Bahkan bisa di bilang mereka lebih sering menggunakan markas mafia nya untuk tinggal.
Jadi yang membuat Shoyo bingung, kenapa membeli mension padahal mension mereka saja jarang di tinggali. Bukannya itu sia-sia saja.
"Ada badai apa sampai kau membeli mension.? Kau saja jarang pulang ke mension ayahmu." Kiyoomi terkekeh kecil mendengar komentar Shoyo.
"Apa ya.!!"
Shoyo kembali memasang wajah malasnya mendengar ucapan Kiyoomi. Selalu saja sempat-sempatnya menggoda. Coba hari ini Shoyo tidak sedang bahagia mungkin kepala Kiyoomi sudah ada benjolan sebesar bola tennis disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
Ficção AdolescenteHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...