Hampir aja lupa up hari ini. Oke langsung baca aja. Maap kalo telat.
°
°
°
°
°Sudah beberapa hari sejak kembalinya Iizuna. Suasana di mension dan agensi yang biasanya sedikit suram karena sikap dingin Shoyo kini berubah menghangat.
Sikap Shoyo yang dulu begitu acuh pada hal tak penting mulai berkurang. Senyuman pun sering terlihat di bibir manis Shoyo.
Seperti hari ini, selesai sarapan semua penghuni mension besar itu pergi menuju agensi Assassin Demon.
Karena meski sumber kebahagiaan mereka sudah kembali, mereka tetap harus menjalankan misi yang masuk. Itupun agar ayah mereka tak perlu lagi memikirkan perihal keuangan.
Di ruang kerjanya, ketiga remaja itu sudah duduk di kursi mereka masing-masing. Sesekali Hitoka tak bertugas di bagian sistem akan masuk ke ruang sistem.
Shoyo dan Kiyoko sibuk dengan berkas yang bersangkutan dengan misi mereka. Dan Iizuna sibuk duduk di sofa ruangan dengan secangkir minuman sambil tersenyum kecut.
Iizuna berpikir kenapa hanya dia sendiri yang tak melakukan apa-apa.? Dirinya dulu juga melakukan hal yang sama seperti mereka. Jadi ia yakin masih bisa melakukannya walaupun sempat 'istirahat' beberapa tahun.
"Hei anak-anak.!! Apa tak ada yang bisa ayah lakukan.?" Seru Iizuna bosan.
Pandangan ketiga remaja itu segera terfokus pada orang yang baru saja berbicara.
"Atau kalian sudah menerima sebuah misi, biar ayah yang turun."
"Tidak boleh.!" Secepat kilat mereka menolak permintaan Iizuna.
Iizuna sampai terkejut di buatnya. Jelas saja mereka menolak. Mereka tak ingin terjadi apa-apa lagi pada Iizuna. Walau dulu Iizuna juga lah yang mengajari mereka. Tapi tetap semua itu hanya di masalalu.
"Ayah cukup duduk saja kami sudah sangat senang." Sahut Hitoka.
"Jika ayah ingin bergabung dengan agensi. Ayah yang harus jadi ketua tertinggi disini. Bagaimana.?" Tawaran Shoyo.
Shoyo memang tak menganggap Iizuna sebagai bagian dari agensi. Bukan karena tidak suka, tapi ia tak ingin melibatkannya dalam semua hal di agensi yang mana bisa saja membongkar identitasnya di masalalu.
Dan tentu saja Iizuna langsung menolaknya. Mau bagaimana pun ia sudah tak punya hak atas agensi Assassin Demon. Itu murni agensi milik ketiga anaknya.
"Jadi ayah harus bagaimana.? Apa kalian tak tahu kalo ayah itu cepat merasa bosan.!"
Shoyo tertawa kecil mendengarnya. "Ayah ternyata memang tak berubah." Shoyo berdiri dari duduknya dan mendekati Iizuna.
"Kalau ayah mau melakukan sesuatu. Shoyo punya tempat yang mungkin cocok dengan ayah." Iizuna manaikkan sebelah alisnya.
Keduanya saudaranya yang menyimak sejenak ikut berpikir dan setelahnya tersenyum sambil mengangguk setuju. Menandakan bahwa mereka tahu apa yang di maksud oleh Shoyo.
Karena rasa bosannya sudah memuncak, akhirnya Iizuna pun mengangguk setuju saja dengan perkataan Shoyo. Walau tak tahu apa yang ingin di tunjukan Shoyo.
"Oh Shoyo, kamu nanti melewati markas Sakusa-san kan.!!" Sela Hitoka menghentikan Shoyo yang berniat keluar.
"Hmm iya. Ada apa.?" Jawab Shoyo.
Hitoka mengambil sebuah koper dari bawah mejanya. Dan menghampiri Shoyo.
"Titip ini boleh ya. Berikan pada Morisuke-san."
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
Teen FictionHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...