chap 52

173 32 4
                                    

°
°
°
°
°

"Hahaha...benar..hanya aku yang tahu bagaimana cara membuka brankas itu. Kau tidak akan bisa membukanya jika kau tetap membunuhku. Hahaha."

Suara gelak tawa Hiro memekak di telinga Shoyo hingga perempatan siku muncul di keningnya.

"Fufufu~ kau pikir aku 'iblis jingga' akan menyerah hanya masalah sepele seperti itu."

Shoyo beralih menatap orang yang memberinya informasi tadi. Tak terlalu lama dan memberi isyarat pada Hitoka.

Hitoka yang paham maksud Shoyo segera mendekat dan melepaskan ikatan pada orang tersebut. Membuat mereka semua terkejut bukan main.

"Sesuai ucapanku, aku akan melepaskanmu. Jadi pergilah sekarang sebelum aku berubah pikiran."

Orang tersebut masih dalam keterkejutan nya bersimpuh di depan Shoyo. "T-terima kasih tuan. Terima kasih sudah melepaskan saya."

Tiba-tiba Shoyo menepuk pundak orang tersebut. Membuat dia mengangkat kepalanya manatap Shoyo.

"Walaupun hari ini aku melepaskanmu bukan berarti aku akan menutup mata dan telingaku. Kau pahamkan apa maksudku.?" Ucapnya penuh penekanan.

Dengan gugup orang itu mengangguk di depan Shoyo.

"I-iya s-saya paham. Saya tidak akan membocorkan semua yang terjadi ini pada siapapun. Saya berjanji." Ucapnya.

"Bagus kalau kau paham. Sekarang pergilah.!!" Setelah Shoyo menepuk sebelah pipinya, orang itu segera berlari keluar dari bangunan tersebut tanpa memperdulikan hal lainnya.

Ekspresi yang lain tentu tak luput dari pandangan Shoyo. Mereka nampak masih tidak percaya salah satu dari mereka berhasil keluar tanpa luka. Sesuai dengan apa yang di katakan Shoyo.

"Apa kalian semua sedang berpikir telah menyesal membuang kesempatan emas tadi.? Sayang sekali ya~." Shoyo hanya terkikik kecil dengan ucapannya sendiri.

"Itu salah kalian sendiri terlalu lama berpikir dan mendengarkan ucapan cecunguk ini. Yah~ itu juga pilihan kalian sendiri sih."

Shoyo kembali berjalan ke kursi tempatnya duduk tadi bersama kedua rekannya ikut berdiri di belakangnya.

"Pertanyaan selanjutnya yang akan aku berikan." Mendengar perkataan Shoyo wajah mereka nampak sedikit berubah. Dalam batin mereka berharap sebuah kesempatan akan datang untuk kedua kalinya.

Shoyo dari balik topengnya membuat ekspresi puas ketika melihat ekspresi semua orang yang penuh berharap itu. Tapi bukan itu kesenangannya.

"Namun pertanyaan kali ini tidak ada kesempatan lainnya."

"Mau nanti kalian menjawab dengan sejujur apapun. Tidak akan merubah apapun setelah ini."

Seperti dugaan Shoyo, seketika juga ekspresi di wajah mereka semua hanya ada keputusasaan.

Nasib mereka sudah seperti telur di ujung tanduk dan sekarang telur itu sudah jatuh pecah. Sudah tidak ada yang bisa di lakukan.

"Jadi bagaimana cara membuka brankas itu.?" Tanya Shoyo.

Mereka tentu terdiam karena memang tidak tahu bagaimana caranya. Hanya ketua mereka yang tahu dan ia tetap bungkam di depan Shoyo.

Hanya tawa kecil yang dapat di tangkap pendengaran Shoyo. Tawa meremehkan dari Hiro untuk Shoyo tanpa rasa takutnya.

"Sudah kubilang kan.! Hanya aku yang tahu bagaimana cara membuka brankas itu."

Rasa kesal dan muak yang semakin menumpuk di pundak Shoyo membuatnya berdiri dari duduk dan mendekati Hiro.

It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang