°
°
°
°
°Beberapa minggu kemudian, setelah pertarungan cukup menegangkan beberapa waktu kemarin suasana keluarga Iizuna juga kembali tenang.
Iizuna kembali melakukan kegiatannya sebagai kepala informasi di bar. Shoyo dan kedua saudaranya juga melakukan misi seperti biasanya.
Sesekali juga Kiyoomi sebagai kekasih yang baik dan perhatian akan menyempatkan untuk mengunjungi kekasihnya itu di tengah kesibukannya.
Seperti itulah bayangan Shoyo yang harusnya terjadi setelah kejadian waktu itu. Tapi bayangan senang dan tenang itu hancur. Dan itu di sebabkan lelaki yang saat ini berstatus kekasihnya.
Tidak..,atau lebih tepatnya adalah saingan dari lelaki tampan tersebut.
"Kau masih tak ingin pergi dari sini. Kau sendiri sadar kan kalau sudah tak punya kesempatan mendapatkan Shoyo."
Kiyoomi sudah merasa kesal sendiri sekarang. Dikiranya semua masalah sudah selesai tapi ternyata ia lupa kalau masalah pribadinya belum. Ia lupa masih ada saingan yang mendekati kekasihnya.
"Dan aku juga berkali-kali bilangkan, selagi kalian belum resmi menikah aku juga masih berhak menemui Hinata." Tegas Sachiro yang tak ingin kalah berdebat dengan Kiyoomi.
Sachiro sendiri juga sebenarnya ingin melupakan dan menjauh dari Shoyo karena sadar dengan posisinya. Tapi ternyata itu sulit baginya. Semakin ia ingin melupakan justru akan semakin teringat dengan lelaki manis itu.
Dan seperti prinsipnya, selagi tak ada ikatan resmi di antara Shoyo dan Kiyoomi maka ia juga masih ada kesempatan untuk bertemu dengan Shoyo.
Lain hal nya lagi dengan Kiyoomi yang selalu merasa kesal. Bukan hanya Sachiro, bahkan sekarang saingannya bertambah satu orang lagi. Bukannya itu mengesalkan.
Pasalnya beberapa hari setelah pertarungan itu. Salah satu musuh Iizuna kembali mendatanginya namun dengan niat berbeda.
Tak ada angin tak ada hujan tiba-tiba Issei Matsukawa, salah satu musuh Iizuna itu mendatangi Iizuna dan berniat menjodohkan keponakannya dengan Shoyo.
Terkejut, sudah jelas bahkan bukan hanya Iizuna, Shoyo dan semuanya juga sama terkejutnya. Tapi tetap Shoyo menolaknya tanpa harus berpikir.
Seperti saat ini kedua lelaki tinggi dan tampan itu tengah berdebat entah apa yang mereka debatkan. Yang intinya mereka sedang memperebutkan Shoyo. Baik Kiyoomi atau Sachiro sama-sama tak ingin mengalah.
"Dasar, orang-orang sinting.!!" Rutuk Shoyo malas.
Shoyo yang sejak 20 menit tadi memperhatikam perdebatan mereka berdua di buat lelah sendiri. Ia sendiri juga sudah lelah menghadapi Sachiro yang terus saja menemuinya. Padahal sudah berkali-kali juga ia melarangnya.
Gatal rasanya tangan Shoyo ingin nampol mulut dua orang di depannya itu.
Jika tanya kenapa dua pekerja kantoran itu ada di agensi Shoyo, itu karena hari ini hari libur kerja. Dan sangat kebetulan juga agensinya juga tak mendapat misi.
"Kalian ini bisa berhenti gak.!! Kalau mau bertengkar di luar sana. Mengganggu waktu istirahatku saja." Tutur Shoyo yang telinganya sudah pengang mendengar ocehan kedua mahkluk berparas tampan itu.
Ucapan Shoyo tentu di respon cepat oleh keduanya. Kiyoomi segera berubah tersenyum tampan pada kekasihnya itu. Ia tak ingin membalas perkataan Shoyo jika sedang kesal.
Begitupun Sachiro. "Tunggu Hinata, kamu diam saja. Aku harus menyelesaikan urusan ini dengannya." Tunjuknya pada Kiyoomi yang di balas tatapan nyalang dari orangnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
أدب المراهقينHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...