°
°
°
°
°Kini Shoyo dan kedua temannya juga Kinami dan Kiyoomi sedang menunggu kedatangan Komori yang akan di antar bawahan Yuji. Ekspresi Kinami terlihat senang saat keponakannya akan segera kembali. Dengan beberapa penjaga yang berada di sana juga ikut mengawasi.
"Hinata-san. Aku sungguh sangat berterima kasih padamu karena berhasil menyelamatkan Motoya. Aku berjanji akan memberi bayaran tinggi pada kalian." Kata Kinami dengan perasaan senangnya. Ia sudah tidak sabar ingin bertemu dengan keponakannya yang di culik 3 tahun lalu.
Kinami selalu merasa bersalah pada kedua orang tua Motoya karena gagal menjaganya. Sedangkan orang tua Motoya tewas dalam sebuah misi hingga Motoya di rawat oleh Kinami.
"Jangan berterima kasih dulu. Misi ini belum di katakan berhasil jika Motoya belum sampai disini." Balas Shoyo sambil membersihkan sisa darah Yuji yang menempel di badan atau topengnya begitu pun kedua temannya yang sibuk dengan urusan mereka sendiri. "Bagaimana jika bayaranku di ganti saja." Lanjut Shoyo tiba-tiba membuat mereka berempat kebingungan dengan maksud Shoyo.
"Di ganti bagaimana Hinata-san. Apa kamu mau senjata atau sebuah saham. Apapun jika aku mampu pasti aku berikan." Kinami pun tidak terlalu memikirkan jika memang Shoyo meminta hal-hal tersebut.
"Kau tenang saja, permintaanku mudah kok." Kata Shoyo menggantung dan beralih menatap ke arah Kiyoomi duduk tepat di sebrang mejanya. "Aku hanya ingin sebagai ganti bayaranku, hubunganku dengan putramu selesai sampai disini." Lanjut Shoyo dengan senyum licik hingga berhasil membuat mereka semua bahkan kedua temannya sangat terkejut.
"Eh..Ano Hinata-san yakin tidak minta yang lain saja." Bujuk Kinami karena sebenarnya ia juga sangat setuju dengan hubungan mereka berdua.
"Tidak. Aku tidak setuju. Ini tidak ada di dalam kontrak kerja." Bantah Kiyoomi yang tentu saja tidak mau melepaskan Shoyo setelah susah payah mendapatkannya.
"Benar Shoyo. Aku lebih memilih kita di bayar senjata saja." Sahut Hitoka diam-diam membela Kiyoomi.
"Benar. Ada senjata yang aku inginkan juga." Sahut Kiyoko juga ikut-ikutan membela hubungan Shoyo dan Kiyoomi.
"Benar kata temanmu. Aku bisa memberi atau mencarikan jenis senjata yang kalian sukai." Lanjut Kinami masih mencoba membujuk Shoyo.
"Lagipula apa kamu sudah lupa perjanjian kita Shoyo." Kata Kiyoomi seolah mengancam Shoyo. Ia benar-benar tidak mau melepaskan Shoyo dari tangannya.
"Kenapa kalian berdua juga malah mendukung dia." Tunjuk Shoyo ke Kiyoomi tapi menatap ke arah dua temannya. Bagaimana bisa kedua temannya lebih setuju dengan Kiyoomi daripada teman agensinya sendiri.
"Ya karena kalian cocok." Jawab Kiyoko dengan santainya tanpa memperdulikan ekspresi Shoyo.
"Haahh." Heran Shoyo.
"Aku juga setuju dengan Kiyoko-san." Sahut Hitoka.
Oke, Shoyo mulai bingung dengan situasi sekarang. Ia hanya ingin lepas dari Kiyoomi tapi kenapa mereka semua sama sekali tidak ada yang setuju. Shoyo bingung dengan jalan pikiran mereka. Bagaimana ia harus menghadapi pendapat mereka yang sama sekali tidak se-imbang dengannya.
Masih dalam pikirannya dan memandangi semua orang dengan tatapan kosong, tanpa sadar Kiyoomi sudah berjalan mendekati Shoyo yang melamun. Berhenti tepat di depan Shoyo dan membungkukkan badannya untuk mendekatkan wajahnya ke samping telinga Shoyo.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
Ficção AdolescenteHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...