°
°
°
°
°"Apa benar nama anda Tsukasa Iizuna.?"
Begitu terkejutnya orang yang berdiri di depan Shoyo itu saat disebutkan nama tersebut.
"Hah..siapa itu.? Kamu pasti salah mengira orang. Muka seperti ini memang sepertinya sangat pasaran." Elak orang tersebut tergugup berusaha mengganti topik pembicaraan.
Shoyo masih tenang dan bersabar untuk mengikuti alur saat ini.
Shoyo lalu mengeluarkan handphone nya dan menunjukan satu foto pada orang tersebut. "Ini benar anda kan.!! Dan mereka bertiga anak angkat anda. Benarkan.!!"
Sikap yang awalnya terkesan tenang sedari awal tiba-tiba berubah seketika. Posisi orang yang di sebut sebagai Tsukasa Iizuna oleh Shoyo itu langsung berganti bersiap dan bertahan.
"Hei nak..sepertinya kau bukan anak sembarangan. Bagaimana kau tahu namaku.? Darimana kau mendapat foto itu.?"
"Siapa kau dan siapa yang menyuruhmu.?"
Seketika ekspresi Shoyo dari balik topeng nya begitu membuncah senang mendengar perkataan orang di depannya. Dia benar-benar tidak bermimpi sekarang.
Orang di depannya ini benar-benar Tsukasa Iizuna. Dia benar-benar ayah kandungnya yang ia kira sudah meninggal beberapa tahun lalu.
Shoyo saat ini tak memikirkan hal lain selain rasa senangnya. Ia akan kesampingkan dulu sebab akibat sampai ayahnya ini masih hidup.
"Hei nak..jawab aku.! Bagaimana kau bisa tahu tentangku sejauh itu.?"
Perkataan Iizuna tiba-tiba menyadarkan Shoyo dari lamunan bahagianya. Kembali menatap orang yang sudah pasti benar ayahnya tersebut.
"Apa anda tak mengenal saya.? Anda benar-benar tak mengenali suara saya." Tanya balik Shoyo.
Nampak Iizuna terdiam memperhatikan. Dari penampilan luar, Iizuna benar-benar tak bisa mengenali siapa pemuda di depannya ini. Surai yang tertutup tudung jubah dan suara yang sedikit tersamar karena menggunakan topeng benar-benar tak di kenali Iizuna.
"Katakan saja siapa yang menyuruhmu.? Atau aku tidak akan segan menggunakan kekerasan untuk membuka mulutmu." Ancam Iizuna yang masih belum menyadari jika itu adalah Shoyo.
"Walau aku istirahat untuk beberapa tahun, tapi taringku masih tajam seperti dulu." Posisi Iizuna sudah nampak bersiap ingin menyerang Shoyo.
Entah kenapa Shoyo yang di ancam sedemikian oleh Iizuna justru merasa bahagia. Ayahnya benar-benar tak berubah.
Bermaksud menghentikan aksi drama kecil saat ini, Shoyo perlahan menyingkap tudung jubah miliknya hingga surai jingga khas miliknya terlihat jelas.
Sikap Iizuna juga nampak sedikit mengendur setelah melihat warna surai yang familiar di depannya.
Tak berhenti hanya dengan menunjukan surai. Shoyo perlahan membuka topeng Tengu ke atas kepalanya hingga nampak jelas rupa lelaki manis di balik topeng tersebut.
Dan akhirnya mata Iizuna terbelalak sempurna saat mendapati wajah pemuda di depannya. Posisinya sudah bukan lagi untuk bersiap menyerang melainkan menerjang tubuh kecil itu dalam pelukan.
"Apa ayah juga tak akan mengenali saya jika seperti ini.?" Wajah Shoyo manampilkan senyum dengan berbagai makna.
Dalam senyumnya ia merasa bahagia tapi juga sedih. Ingin marah tapi tidak bisa. Perasaan yang terasa campur aduk hampir membuatnya menangis saat itu juga.
Tapi juga sangat sulit mengeluarkan air matanya. Mungkin Shoyo sudah terlalu lama tidak menangis membuat air matanya menghilang.
"S-Sho..S-Shoyo.!!! Kamu Shoyo.! Kamu benar-benar Shoyo.!!"
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
Teen FictionHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...