°
°
°
°
°Kiyoomi sengaja menyelesaikan pekerjaan untuk hari ini dan besok agar bisa segera menemui kekasihnya yang kemungkinan sudah pulang dari misi.
Boleh dibilang dia merindukan kekasih kecilnya itu setelah hampir 2 minggu tak bertemu. Jadi ia ingin menghabiskan waktu banyak dengannya nanti.
Sekarang pun ia sudah berada di depan agensi milik Shoyo dan bersiap masuk.
Begitu masuk, penglihatannya mengedar ke seluruh ruangan tunggu untuk mencari sosok yang ia cari. Dan benar mereka sedang terlihat bersantai di sofa yang ada disana.
"Apa aku mengganggu waktu istirahat kalian disini.?" Celetuk Kiyoomi berjalan menghampiri mereka yang asik bersantai.
Yang di sapa pun mengalihkan pandangan dan pendengaran mereka pada orang yang baru saja bicara.
"Sama sekali tidak. Kami juga sudah cukup istirahat." Balas Kiyoko bersama dengan anggukan dari Hitoka.
Shoyo sendiri memilih mendiamkan tanpa ingin menjawab. Tak perlu di jawab pun Kiyoomi sudah tahu bagaimana reaksi dari kekasihnya itu.
Ikut duduk di antara mereka atau lebih tepat di samping Shoyo, ia memberikan makanan kesukaan mereka ke atas meja.
"Wahh~ terima kasih Sakusa-san~." Hitoka dengan senang hati menyambar makanan pemberian Kiyoomi. Sudah biasa pula Kiyoomi membawakan makanan kesukaan ketiga orang manis di depannya itu.
"Kalau begitu kami ingin makan dulu, Shoyo mau di siapkan atau tidak.?"
"Kalian makan saja, punyaku simpan saja dulu." Balas Shoyo.
Kiyoomi mendekat pada Shoyo setelah kedua temannya meninggalkan mereka. Kebiasaan Kiyoomi selalu mencium puncak kepala Shoyo terlebih dulu. Cukup lama Kiyoomi mencium dan masih Shoyo diamkan.
Ia begitu merindukan sosok lelaki kecil manis yang sudah 1 tahun lebih menjalani hubungan dengannya itu.
Tak puas hanya dengan mencium kepala Shoyo, ciumannya turun mengecupi setiap bagian wajah Shoyo. Sampai berakhir kecupan singkat di bibir Shoyo.
Sejak awal Kiyoomi tak pernah sedikit pun merasa aneh dengan hubungannya. Shoyo juga begitu, kalau pun ada masalah sudah pasti dia dulu yang menyadarinya.
Tapi entah kenapa Kiyoomi seperti merasa mendapat persaingan tanpa sebab saat melihat Shoyo. Ia merasa seperti ada yang berusaha masuk dalam lingkup hubungan mereka berdua.
Dan tentu saja Kiyoomi sendiri percaya diri dengan penampilannya. Dia dalam hati bangga dengan wajahnya yang tampan. Perihal kepandaian tak perlu ditanya lagi, tak lama lagi juga ia akan menggantikan ayahnya menjadi CEO dari perusahaan no.1 di Jepang.
Untuk masalah kehebatan memang dia mengakui lebih lemah dari Shoyo, tapi tidak jika di bandingkan dengan pemuda se-umuran lainnya.
"Sho..kamu disana baik-baik saja kan.!!"
Pertanyaan aneh tiba-tiba keluar dari mulut Kiyoomi. Membuat Shoyo yang tadi diam menerima perilaku manja kekasihnya mendelik menatap heran orang di sampingnya.
Shoyo sejenak menyentuh dahi Kiyoomi. "Apa kepalamu terbentur sesuatu sampai bertanya seperti itu.?"
Kiyoomi mengambil tangan mulus kekasihnya dan mendekatkannya ke bibir untuk di cium.
"Maksudku tidak ada yang mengganggumu kan selama disana.!?"
"Nggak tuh.!! Lagian cuman orang yang pendek akal kalau berani menggangguku."
Shoyo menjawab dengan datar dan kembali bersandar pada sofa. Yang mendapat jawaban pun ikut terdiam setelahnya. Benar yang di katakan Shoyo, tidak mungkin ada yang berani mengganggu agensi itu. Jika ada pun sudah pasti kisahnya berakhir dengan tidak bagus.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
Teen FictionHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...