°
°
°
°
°Beberapa hari setelah kejadian dimana Shoyo bertemu Kenma tidak ada hal aneh lain yang terjadi. Shoyo juga seperti biasa melakukan aktifitasnya.
Karena tidak ada misi agensi Shoyo mengisi waktu dengan berlatih atau hanya berkumpul bersama.
Sama seperti sekarang Kiyoko dan Hitoka sedang bersama tapi tidak dengan Shoyo. Ia memilih mengurung diri di kamarnya.
Shoyo tengah duduk di depan cermin fullbody di kamarnya. Menatap banyangannya sendiri dalam lamunan di cermin itu.
Belum lama termenung banyangannya mulai berubah. Iris mata yang ada di bayangan sudah berubah berkilat merah menandakan kepribadian miliknya yang lain muncul dalam cermin itu.
"Kau kenapa.? Jangan bilang kau memikirkan laki-laki sialan itu." Tanya Shoichi menatap dari dalam cermin.
"Mana mungkin baakaa. Aku hanya sedang berpikir saja." Jawab Shoyo acuh tentu juga menatap banyangannya Shoichi.
"Berpikir.?" Ucapan dengan nada bertanya dari Shoichi.
Shoyo mengangguk pelan. "Apa aku memang harus membunuhnya atau tidak.?" Jawabnya.
"Kenapa kau bisa ragu seperti itu.? Apa karena pesan ayah ketika kau di angkat jadi anggota di agensi." Tebakan Shoichi tentang pertanyaan Shoyo.
Shoyo kembali mengangguk tanpa menjawab Shoichi lagi.
"Ayolah Shoyo, kau itu aku dan aku adalah kau. Kita dua dalam satu tubuh. Aku tau perasaanmu sangat ingin membunuhnya bukan." Ujar Shoichi.
"Dan juga kenapa kau jadi lemah begini. Dia saja bahkan berani mengorbankan ayah untuk alasan egoisnya itu. Dan kau harus bisa lebih kuat darinya untuk membalas dendam ayah." Lanjut Shoichi sambil menunjuk Shoyo dari cermin.
"Jadi jangan khawatir tentang pesan ayah. Ayah pasti juga paham." Tambahnya sambil bersedekap tangan di dada.
"Juga aku sudah memilihkan pengganti yang lebih baik darinya bukan." Tambah Shoichi dengan seringai tipis di wajahnya pada Shoyo.
"Cih..palingan itu kau yang mau dengannya." Elak Shoyo.
"Hey kenapa jadi aku, kita kan satu. Lagipula kau juga menerimanya kan." Shoichi semakin meledek dan menampilkan seringai di wajahnya untuk menggoda Shoyo.
"Yah memang tak bisa aku bantah juga." Helaan nafas ringan dari Shoyo.
"Benarkan." Sahut Shoichi.
"Memang sepertinya aku harus mengikuti perasaanku." Putus Shoyo dan di angguki bayangan Shoichi.
"Kalau begitu aku tidur dulu. Sampai saatnya nanti aku akan keluar membantumu."
Setelah mengatakan itu banyangan yang tadinya memiliki mata berwarna merah kini sudah berubah lagi seperti warna mata milik Shoyo. Bentuk dan gerak banyangannya pun juga sudah mengikuti Shoyo.
Shoyo kembali termenung masih duduk di depan cermin tadi. Terdengar pintu kamarnya di ketuk dari luar. Shoyo tentu menyuruhnya masuk.
"Shoyoo." Seru Hitoka memasuki kamar Shoyo. Dengan langkah gembira Hitoka mendekati Shoyo. "Ayo ke bawah, aku dan Kiyoko-san buat camilan tadi." Lanjut Hitoka menarik tangan Shoyo mengajaknya berdiri dari duduk.
KAMU SEDANG MEMBACA
It's My Life { Assassin } ✓ || [ OmiHina ] ✓
Teen FictionHinata Shoyo seorang pemuda yang berwajah datar, pendiam, lemah dan selalu di bully oleh siswa lain di sekolah. Setiap hari selalu mendapat perlakuan kasar dari teman-temannya di sekolah bahkan tak jarang sampai dipukuli hingga babak belur. Tapi Hin...