1. Zeva Adelaide

58 22 4
                                    

"Satu nama, berbeda kehidupan"


♡♡♡

Pagi hari itu, Bandara tampak ramai seperti biasa. Bertepatan hari dengan Minggu, banyak orang melakukan perjalanan. Entah itu perjalanan kerja, piknik, ataupun pindahan.
Kalau yang kali ini pindahan.

"bugh"

Terlihat kedua sosok itu tidak sengaja bertabrakan hingga terjatuh.

"Sorry, i can't see you" ucapnya tersenyum lalu pergi meninggalkannya dengan tergesa-gesa.

"Ha?"

Zeva Adelaide, gadis remaja yang masih duduk di bangku SMA kelas 10. Gada berambut panjang bergelombang hitam kecoklatan ini terlihat sangat anggun dan cantik.

Tampaknya ia kebingungan dengan apa yang barusan didengar. Ia seperti orang linglung yang gatau apa-apa.
Bukan karena tidak mengerti bahasa, tapi tidak tau apa yang terjadi dengannya.

Ia melihat sekitar. Ia berada di Bandara, masih dengan membawa koper bawaannya dan berdiri di tengah-tengah.

"dimana ini? Kok gue bisa ada disini?"

Tak lama kemudian, tampak seorang wanita paruh baya yang cantiknya sama dengannya.

"Zeva, kamu darimana aja sih? Mama cariin juga" ucap Riva yang tak lain adalah mamanya Zeva.

"emm dari toilet" jawabnya dengan tersenyum ramah

"yaudah cepetan yuk, nanti kita ketinggalan pesawat" Riva bergegas pergi masuk ke dalam.  Zeva yang tak paham apa yang telah terjadi asal ngikutin aja mamanya.

♡♡♡

Mereka kini telah berada di dalam pesawat. Suara spiker dari dalam pesawat menandakan kalau ini ada di negara lain. Ia melihat brosur yang tadi tak sengaja dijatuhkan orang yang menabraknya.

"Spanyol?! WHAT?!" Teriaknya terkejut

Riva yang duduk disampingnya ikutan terkejut.

"Why?"

Zeva hanya tersenyum dan menggelengkan kepalanya. Sepertinya ia harus diam, dan mencari tau apa yang sebenarnya terjadi.

Perjalanan semalaman, membuatnya mengantuk. Ia pun tertidur lelap disana. Rasa lelah yang dahsyat menghantui dirinya.

Hingga akhirnya perjalanan mereka berakhir juga.
Bandara Juanda. Bandara Bandung.

"Yah, ini Bandung. Rumah aku asli."batinnya tegas

Mereka lanjut masuk ke dalam mobil hitam mewah yang telah menunggu di depan bandara.

"tunggu, ini mobilnya siapa? Apakah ada orang kaya yang mengenal gue?"

Sesosok laki-laki paruh baya telah keluar dari mobil itu. Ia tampak sangat asing baginya. Bahkan Riva juga tampak asing baginya. Tapi bagaimana bisa nama Zeva selalu di ucap oleh mereka.

Zeva benar-benar Zeva.

"Zeva, bagaimana, udah liat rumah papa disana? Bagus ga?" tanya Adelaide

"Rumah? Rumah mana? Asal jawab iya aja kali ya" batin Zeva bingung.

Zeva tersenyum dan mengangguk.
Mereka pun kembali masuk ke dalam mobil mewah itu.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di rumahnya. Rumah yang berada di jalan Graha Permata.

Terlihat seperti komplek yang sepi dan dipenuhi dengan banyak rumah mewah.

"Mah, Zeva kenapa sih? Dari tadi dia diem terus? Biasanya juga ceriwis" keksh papanya
"Kecapean mungkin" jawab singkat Riva

♡♡♡

Sampai juga mereka di depan rumahnya. Rumah mewah yang berwarna coklat keemasan yang menjulang kokoh dan sangat indah.

Zeva benar-benar ternganga karenanya. Ia seperti berada di alam bawah sadarnya.

Mereka pun masuk ke dalam.

"Zeva, kamu istirahat ya, mama juga mau istirahat" ucap Riva menepuk pundaknya dan tersenyum.

Zeva hanya berjalan mengelilingi rumah itu. Ia tidak tahu dimana kamarnya berada.

Ia naik ke lantai atas. Mungkin kamarnya ada diatas. Suasana rumah sangat terasa sepi. Ia mengelilingi tempat itu satu persatu.

Membuka sebuah ruangan satu persatu dan menghafalnya dengan teliti. Hingga ia berakhir dengan sebuah ruangan yang benar-benar ia yakini kalau itu adalah kamarnya sesungguhnya.

"mungkin kamar ini kali ya?" dia pun masuk dan meletakkan koper disamping kamar.

Ia melihat foto-foto yang terpajang di meja samping lemari bajunya.

"oh ya hp"

Zeva membuka tas yang tadi ia bawa. Ponsel dengan casing beruang coklat muda telah ada di dalamnya.

"yah, di kunci, eh, ini faceid."

Ia menunjukkan wajahnya untuk membuka kuncinya. Benar-benar ajaib. Bahkan wajah aja sama. Ia langsung mengganti kata sandi aslinya dengan miliknya.

Ia membuka koper dan memberesi satu persatu pakaian yang ia bawa dan dimasukkan kembali ke dalam kamar.

"Sebenarnya, apa yang terjadi?" batinnya menerka-nerka

"kenapa gue lupa semuanya? Apa iya gue habis hilang ingatan? Kenapa semuanya tampak asing? Tapi kenapa hanya nama yang gue ingat?" Dia berjalan menuju latar jendelanya.

Menghirup udara sejuk dan merilekskan semuanya. Ia masuk kembali dan tertidur.

♡♡♡

"Zeva!! Bangunn, sekolah!" teriak mamanya dari bawah

"hah? Sekolah? Oh iya, ini hari senin ya"

Ia langsung mandi dan memakai seragam yang sudah berada di depan lemarinya.

Zeva turun dan menuju ke meja makan.

"Mah, Zeva kelas apa?" tanya Zeva

"10 MIPA 2 kan? Kenapa tanya?" tanya Riva

"engga, cuman mau ngecek aja, siapa tahu mama lupa" kekehnya mengindahkan pagi hari itu.

"kamu abis kesambet apaan? Bangun-bangun jadi nganehh gini?" tanya Riva

Zeva hanya tersenyum dan terkekeh. Ia membuat seperti suasana biasanya yang sepintas terlintas di kepalanya.

"Zeva berangkat dulu ya mah" ucap Zeva

"oh ya lupa, nanti pak Mamat nganterin mama rapat i? Nanti kamu pulangnya naik taksi/ojol aja ya?" ucap Riva

"oke mah" Zeva mengangguk tersenyum

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟

GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang