26. Should know

8 7 0
                                    

"Semua orang berhak tau, kalau kamu adalah milikku. Bahkan seisi dunia harus tau mengenai hal itu. Hanya ingin mempertegas saja bahwa tidak ada yang bisa memilikimu selain aku."


♡♡♡

Karna semua memiliki batas. Batas untuk mencintai seseorang. Batas untuk mempercayai seseorang.

Tak lama kemudian, mereka menyelesaikan makannya. Berlanjut pergi ke taman sambil berjalan-jalan menikmati es krim bersama sambil ngobrol.

"Makan es krim jadi keinget Arnold ga sih?" Tanya Zeva

Gren tertawa.

"Heran ma tuh anak. Kenapa dia selalu ada buat mergokin kita yah?" Tanya Gren

"Gatau. Keberadaannya meresahkan" kekeh Zeva

"Eh, malam ini ada bintang yah?" Tunjuk Gren ke atas langit.

"Iyaa banyak juga. Cerah berarti cuacanya" tanggap Zeva

Zeva memotret ke atas langit. Memotret malam penuh dengan bintang.

Lalu ia membuat SW.

"Màs que nada.. Te amo"

Capsion yang tertera. Gren yang kepo pun ikut melihat story Zeva.

"Katanya takut ketahuan?" Sindir Gren

"Kan gaada orang. Gaada juga yang tau artinya." Senyum Zeva terukir kembali.

Gren memandanginya, jauh lebih indah daripada Bintang diatas sana.

"Oh yaa, seminggu besok gue full rapat Osis. Jadi gue mungkin akan sering hilang" ucap Gren memberitahukan hal itu ke Zeva terlebih dahulu.

"Heem gapapa, asal hati lo ga ilang" kekeh Zeva membuat Gren tersenyum.

♡♡♡

Satu minggu yang dimaksud pun tiba. Gren muter-muter daritadi. Ia jarang stay di kelas. Karena saat itu tengah jamkos di kelas. Jingga dan Zeva ngobrol-ngobrol.

"Eh Zev! Tuh kan bener dugaan gue. Sabtu kemarin, waktu gue makan di RM Jaya bareng saudara gue. Gue lihat di parkiran ada motor Gren! Tuh kan, tu anak pasti lagi ngajak makan si Oliv deh" cibir Jingga mulai menggibah.

Zeva terkejut mendengarnya. Ternyata, Jingga malah menemukan bukti yang lain, yaitu motor Gren.

"Lo salah liat mungkin, motornya doang yang mirip" tukas Zeva berusaha meyakinkan Jingga untuk salah lihat

"Ga lah, gue jelas lihatnya. Gue hafal plat nomer dia. Helmnya aja ada dua. Eh, apa jangan-jangan udah ganti cewek lagi ya?" Duga Jingga penuh rasa curiga

"Cewek yang lo maksud itu, gue anjir" batin Zeva menoleh ke arah lain.

"Tapi gue rasa itu bener-bener si Oliv deh Zev! Menurut lo, dia juga kan?" Tanya Jingga

"Hehe gatauu" jawab Zeva singkat dan terkekeh

Masih dengan mengobrol, karena kelas saat itu jamkos semuanya pada heboh dengan kesibukannya masing-masing.

Gren kembali ke kelas bersama Oliv. Memberitahukan sebuah pengumuman tentang perayaan hari guru. Bukan hanya di kelas itu mereka memberikan infonya, tetapi juga muter di kelas lainnya.

"Hello guys! Jadi, nanti saat tanggal 25 November, kita satu hari full akan merayakan hari guru. Bilamana dari kalian akan memberikan hadiah ke guru yang kalian pilih, itu akan dilakukan setelah upacara." Ucap Gren memberi pengumuman.

"Jadi hari itu kita full akan sibuk di lapangan. Serta berfoto-foto dengan walikelas masing-masing." Lanjut Oliv

"Ada yang mau di tanyakan lagi?" Tanya Gren

Tiba-tiba Bondan bertepuk tangan.

"Btw kalian berdua pacaran kah?" Goda Bondan. Suaranya terdengar satu kelas. Keduanya terkejut mendengar hal itu.

"Iyaa tau, rumornya sih begitu" jawab yang lainnya

"Gren beneran lo pacaran sama kak Oliv?" Tanya yang lain

"Kak! Jawab kak!"

Semua orang pada heboh tentang rumor itu. Oliv hanya terdiam, dia kalah dengan sorakan teman sekelas Gren yang mempoyoki tentang rumor dia pacaran sama Gren.

"Iya kan Gren? Gue lihat lo waktu itu di RM Jaya. Pasti lo bareng kak Oliv kan?" Tanya Jingga

Semua heboh berteriak menanyakan pertanyaan yang berbeda-beda. Gren hanya terdiam.

Melihat ke arah Zeva yang pura-pura heboh dengan tawa yang ia sembunyikan. Ia merasa malu karena hal yang salah paham ini.

"Jawab dong Gren!! Diam berarti iya!" Sorak mereka

Gren kesal juga akhirnya. Ia membuka mulutnya dan menjawab sejujurnya.

"Ga! Gue ga pacaran sama kak Oliv. Tapi waktu yang dilihat Jingga itu bener. Gue kesana bareng pacar gue. Pacar gue pertama. Tapi bukan kak Oliv" jawab Gren berterus terang

"Halah Boong lu Gren! Lo pasti malu kan kita pergoki kayak gini?" Teriak Bondan

"Gue serius anjir!" Tegas Gren berdecak

"Kalau iya lo punya pacar. Kenalin ke kita dong. Pacar lo" ucap Jingga

Gren masih terus melihat ke arah meja Jingga. Mengarah ke Zeva pandangannya.

"Kalian juga kenal kok orangnya" ucap Gren menatap Zeva dari arah kejauhan.

Jingga yang sadar, kalau pandangan mata Gren bukan mengarahnya tapi ke arah Zeva.

"Zeva Adelaide." Jawab Gren

Zeva terbelalak kaget mendengarnya.

Semuanya malah tertawa.

"Gren jangan ngadi-ngadi deh lo!"

Tawa mereka lepas. Tawa yang berarti tidak percaya. Semua tertawa lepas karena tidak percaya bahwa Zeva adalah orang yang dimaksud.

Gren mendengus kesal mendapati kocakan lepas dari wajah-wajah mereka yang tadinya ingin tahu tapi sudah diberi tahu malah tidak percaya.

Dia bingung harus melakukan apalagi untuk membuktikannya.






♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟

GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang