"Meskipun ini hanya mimpi, aku senang bisa bertemu kembali denganmu."
♡♡♡
Tiba-tiba terdengar suara keras. Seperti benda jatuh dari arah bawah.
Gren menoleh ke belakang refleks terkejut. Suaranya mengejutkan jantung.
"Nay?!" Panggil Gren
Gren mengira kalau Naya datang dan mendengarnya.
"Ga mungkin hantu kan? Kalau lo udah jadi hantu pun gue ga takut Nay. Asalkan itu beneran lo" ucap Gren berdegup sangat kencang.
Bukannya ketakutan, tapi lebih ke arah takut bila Naya benar-benar mendengarnya.
Gren perlahan berjalan turun dan menuju ke sumber suara. Flash hp nya ia nyalakan lagi. Ia mencari sumber suara itu.
Tak lupa ia terus memanggil nama Naya dengan penuh harapannya Naya muncul disana.
"Nay, muncul deh lo" teriak Gren sudah berasa gila karna ditinggal kabar oleh Naya.
Tanpa Gren sadari, tiba-tiba terjadi reruntuhan lagi. Runtuhan gedung itu mengenai Gren dan menindihnya hingga Gren terjatuh pingsan karena terhantam batuan dari reruntuhan itu.
Gedung itu mulai runtuh perlahan demi perlahan. Menerpa Gren yang terjatuh pingsan disana.
♡♡♡
Matanya mengerjap beberapa kali, terlihat sinar flash hp yang menyoroti mukanya. Gren melihat orang itu adalah Naya.
Naya datang mengulurkan tangannya ke hadapan Gren.
Gren tersenyum.
"Nay, kenapa baru dateng sih?" Rintih Gren langsung menarik uluran tangan itu dan beranjak berdiri.
"Dasarr bego! Bukannya hati-hati! Udah tau ini gedung tua!" Omel Naya
Bukannya sedih atau gimana, Gren malah tersenyum lepas serta menatap Naya dengan sangat senang.
"Kenapa liatin gue sampai kayak gitu? Gesrek ya otak lo habis kena batu?" Tanya Naya ceriwis
Gren langsung memeluknya tanpa aba-aba. Ia memeluknya erat.
"Lo kemana aja Nay! Gue kangen sama lo" ucap Gren masih memeluknya erat.
Naya langsung dengan sontaknya mendorong Gren karena terkejut.
"Gausah peluk-peluk. Idih lu kenapa sih? Aneh tau ga" bingung Naya
Gren menatap keanehan dari diri Naya. Entah, tapi dia yakin benar-benar yakin. Logat Naya dan tingkah Naya memang seperti ini aslinya. Menggemaskan dan membuat nyaman saja.
"Naik aja yuk, gue mau lihat langit" ucap Naya
Gren mengangguk, lalu berjalan bersama dengan Naya menaiki anak tangga dan kembali menuju rooftops.
Mereka berdua kini telah sampai di atas. Naya temgah mengamati pemandangan langit dan bintang-bintang. Ia sangat menyukainya.
Sedangkan Gren, ia terus menatap ke arah wajah Naya. Ia benar-benar tidak menyangka akan bertemu dengan Naya.
Naya menoleh menatap Gren karena ia merasa sedari tadi ia terus ditatap.
"Lo kenapa sih? Lihatin gue mulu. Gue cantik yaa hehe" kekeh Naya
"Iyaa cantik. Lo cantik banget sekarang. Gue natap lo karena gue kangen banget sama lo. Udah lama ta ketemu sama lo..." ucap Gren
Ia tiba-tiba bersin.
"Lo kedinginan ya? Perasaan malam ini engga dingin deh. Gue aja pakai baju segini ga dingin. Kok lo yang pake jaket kedinginan sih?" Tanya Naya bingung
Gren benar-benar merasakan malam semakin dingin. Ia semakin jauh dari tempat asalnya.
Ia sudah menduga, semua ini hanya mimpi. Tidak mungkin, ia bisa bertemu Naya secara otodidak seperti ini. Rasanya sangat halu.
"Gak.. gue gapapa. Nay, izinin gue disini sebentar lagi sama lo. Gue beneran kangen banget sama lo. Gue mau lihatin lo sampai nanti lo pergi lagi" ucap Gren
Naya menaikan alisnya bingung.
"Gren, gue selalu ada di samping lo ya. Gue ga kemana-mana. Ucapan lo aneh tau! Seakan-akan tuh lo mau mati atau gue nya yang mau mati" tukas Naya
Gren tertawa kecil.
"Engga-engga, gue cuman bercanda. Gue lagi pengen aja disini bareng lo aja udah" ucap Gren
Lalu Naya tak memedulikan omongan Gren. Dia kembali menatap pemandangan langit.
Pagi-pagi buta, ponsel Zeva berdering beberapa kali. Di tengah rasa kantuknya, Zeva pun mengangkat telfon itu. Tanpa melihat siapa yang menelfon.
"Halo?"
"Zev! Gren sama lo nggak?"
Iya, itu adalah suara Panji. Mata Zeva langsung seketika terbuka mendengar Panji mencari Gren.
"Engga, kenapa emang?"
"Dia ga ada dirumah. Semalam terakhir bareng lo kan? Ini nyokapnya nelfonin gue katanya dia belum pulang dari semalem"
"Tapi semalem dia habis nganterin gue langsung pulang kok nji"
"Duh kemana tuh anak pergi"
Zeva mengeluarkan dari layar panggilannya menuju chat wa. Terlihat Gren memasang Sw tadi malam. Dia pun langsung membukanya. Masih tersambung dengan telfonnya Panji.
"Nji, lihat Sw nya Gren deh!"
"Dimana itu?"
"Gatau gue. Kok kayak di atap ya?"
"Cari tau itu gedung apaan Zev."
"Oke"
Zeva pun langsung mengirimkan foto itu ke wa nya pak Zaka.
"Permisi pak, mau bertanya. Apakah pak Zaka mengetahui lokasi gedung ini pak?"
Tak lama kemudian, Pak Zaka pun membalas.
"Oh itu, namanya gedung Citra Laksana. Di Jalan Cendrawasih. Kenapa ya?"
"Baik pak terimakasih, nanti kami jelaskan"
Zeva langsung menelfon Panji lagi.
"Njii!!! Kesini buruan ke rumah gue. Ini gue dapet info lokasi dari pak Zaka"
"Oke gue otw rumah lo sekarang"
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
JugendliteraturSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...