32. Building

7 8 0
                                    

"Melihatmu terluka saja sudah membuatku panik. Takut kalau kamu kenapa-napa"

♡♡♡

Panji langsung bergegas menuju rumah Zeva. Sesampainya ia di depan rumah Zeva, Zeva langsung naik motor dan Panji pun melajukannya.

Mereka menuju ke Jalan Cendrawasih.

Tak lama kemudian, sampailah mereka di depan gedung yang terlihat di sw Gren. Gedung Citra Laksana.

"Ini gedungnya yang keliatan di sw Gren. Kalau begitu berarti dia ada dimana?" Tanya Zeva

"Bentar! Atur posisi. Emm kayaknya ada di selatannya, berarti di gedung itu?" Duga Panji menunjuk ke arah gedung tak berpenghuni itu

"Yakin lo?" Tanya Zeva

"Coba aja cari dulu" ucap Panji langsung bergegas pergi menuju ke dalam gedung. Disusul dengan Zeva yang berada di belakangnya.

Mereka berdua kini perlahan memasuki gedung tak berpenghuni itu. Selangkah mulai selangkah turut mereka lalui bersama.

Sebenarnya Zeva takut gelap. Tapi demi Gren, dia berusaha menepis rasa takutnya. Apalagi disampingnya juga ada Panji.

Panji menyalakan flash hp nya dan terus berteriak memanggil nama Gren.

"Lo yakin dia ada disini?" Tanya Zeva bingung

"Ga yakin juga sih. Dia juga ga denger suara teriakan gue ini" tukas Panji

"Nji, jalannya jangan cepet-cepet dong!" Panik Zeva ketakutan

"Kenapa? Takut gelap lo?" Tanya Panji

"Banyak reruntuhan disini. Ntar kesandung bonyok loh" ucap Zeva sambil menunjuk batu-batu yang menghalangi jalan mereka.

"Udah lo stay cool aja. Yang penting hati-hati aja jalannya" saran Panji

Mereka berdua kini berjalan melangkah menaiki anak tangga. Di lantai makin atas, suasana makin menyeramkan. Gelap dan tak ada ventilasi sama sekali.

"Kok makin pengap sih Nji? Balik aja yuk! Kayaknya gaada Gren disini" ucap Zeva

"Kita susul sampai atap. Baru kalau gaada yaudah balik" tukas Panji

Panji berjalan duluan, sedangkan Zeva yang lelah berjalan dia berhenti sebentar. Menghirup nafasnya dan mulai berjalan lagi.

Belum beberapa langkah Zeva berjalan. Tiba-tiba dia tersandung.

"Aww!" Zeva terjatuh tersungkur karena tersandung

Panji berbalik ke belakang dan menghampiri Zeva.

"Lo gapapa?" Tanya Panji berjalan mendekat

Zeva melihat dengan sinar flashnya. Mengarahkan ke arah tadi yang membuatnya tersandung.

Mereka berdua sontak terkejut melihat sebuah tangan dibalik reruntuhan itu.

Zeva langsung mundur dan terkejut. Tapi saat ia lihat-lihat lagi. Tangan yang membuatnya tersandung tengah memakai gelang.

Zeva langsung bergerak cepat menyingkirkan batu-batu yang runtuh tadi. Dibantu dengan Panji untuk menyingkirkan semuanya.

Terlihat Gren yang terpapar tak berdaya disana. Di balik reruntuhan itu, ada Gren yang tergelapar disana.

Zeva teriak histeris apalagi saat melihat kepala dan kaki Gren bercucur darah.

Zeva menangis histeris ketakutan melihat Gren yang terluka parah karena tertimpa runtuhan gedung itu.

Panji bergegas langsung menelfon ambulan.

"Zev! Buruan bawa Gren pergi dari sini. Gedung ini mau runtuh! Nanti kita bertiga bisa terkena juga" ucap Panji seraya mengangkat Gren untuk digendongnya.

Mereka berdua langsung turun dan menuju ke depan. Ambulan datang dan membawa Gren darisana. Mereka berdua menuju rumah sakit terdekat.

Gren langsung di rawat di UGD.

Panji mengabari mamanya Gren untuk menghampiri mereja berdua ke rumah sakit.

Sedangkan disampingnya, tampak Zeva yang masih menangis tersedu sambil duduk di bangku.

"Tenang Zev, Gren kuat kok. Dia pasti ga kenapa-napa" ucap Panji

Zeva tak menggubris ucapan Panji dan masih menangis. Tak lama kemudian Melody datang sendiri. Melihat bagaimana keadaan Gren yang tengah dirawat oleh dokter.

Panji menceritakan semuanya dari awal. Melody juga bingung kenapa Gren bisa ada disana.

"Ini udah mau pagi. Mendingan kalian bersiap berangkat sekolah deh. Biar tante yang jaga Gren" ucap Melody menyuruh mereka berdua pulang

"Baik tan" ucap Panji

Mereka berdua pulang dan bersiap untuk berangkat sekolah.

Pagi hari adalah jam pelajarannya pak Zaka.

"Loh, Gren kemana? Ada yang tau? Kenapa mejanya kosong?" Tanya Pak Zaka

Semua tidak ada yang tahu kemana hilangnya Gren. Apakah dia Alfa lagi?

Zeva lalu mengangkat tangannya dan menjelaskan semuanya.

"Gren di rumah sakit pak. Dia sakit" ucap Zeva

Pak Zaka terkejut mendengarnya.

"Di rumah sakit mana?" Tanya Pak Zaka

"RS Lauress" jawab Zeva

"Baik baiklah kalau begitu. Kita lanjutkan saja pelajarannya." Ucap pak Zaka

♡♡♡

Setelah mapel selesai, Pak Zaka pun bergegas untuk menjenguk ke rumah sakit.

Disisi lain, Melody yang masih stay menunggu Gren untuk bangun dari pingsannya.

Bahkan sampai pak Zaka datang untuk menjenguknya, Gren masih belum juga terbangun.

Melody menceritakan semua kejadian yang tadi diceritakan oleh Panji. Pak Zaka terkejut dan barusan paham akan maksud pertanyaan Zeva pada pagi-pagi buta itu.

Sore hari pun tiba. Zeva datang menjenguk lagi. Ia datang sendiri karena Panji tengah menyelesaikan tugasnya. Dia akan menyusul nanti malam.

Zeva bergantian menjaga dengan Melody. Melody pulang untuk menyiapkan baju-baju seraya perlengkapan Gren untuk hari ke depannya.

Zeva menggenggam tangan Gren dan menatap mata Gren yang masih terpejam itu.

"Gren, lama banget sih tidurnya. Udah dari semalem lo tidur. Dicariin pak Zaka tuh! Bangun lah, lo ga kangen sama gue apa?" Tanya Zeva mengajak Gren ngobrol.








♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟

GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang