35. Hero

8 8 0
                                    

"Masih memiliki jiwa penolong disaat kondisi diri sendiri yang belum sembuh sempurna adalah cerminan dari seorang pahlawan"


♡♡♡

Satu minggu kemudian. Gren diperiksa kembali oleh dokter. Setelah terapi tiap hari kakinya sudah bisa kembali dibuat berjalan.

Gren bisa pulang hari ini. Dia akan pulang sore nanti.

Akan tetapi ada hal mengejutkan yang tak ia duga. Pagi hari saat Melody masih pulang untuk bekerja.

Gren berjalan ke atap. Dia merenggangkan tangannya dan olahraga kecil-kecilan disana. Sambil menghirup udara segar pagi hari di atas atap rumah sakit. Bersama dengan pasien-pasien yang lainnya juga.

Tanpa sengaja ia melihat dari arah kejauhan. Tampak ada seseorang lelaki seusianya yang hendak melompat ke dalam air. Kakinya sudah beranjak di tepi jembatan itu.

Mata Gren ia pasang baik-baik dan melihat lelaki muda itu. Yang tak lain adalah Didi teman sebangkunya sendiri.

Gren sangat terkejut apabila saat melihat Didi menjatuhkan tubuhnya dan melompat ke dalam air. Tidak ada orang satupun disana karena memang masih pagi.

Yang melihat kejadian itu hanyalah Gren seorang. Tanpa fikir panjang, ia berlari menghampiri ke arah sungai dan lansung mencebur masuk ke dalam air.

Dia berenang kedalam dan terus berenang mencari Didi. Terlihat Didi sudah berada di dasar dalam air. Di tengah kondisi Gren yang belum dikatakan sembuh sempurna dia masih tetep nekat buat menyelamatkan nyawa Didi.

Ia terus berenang dan menarik tangan Didi. Lalu dibawalah ke tepian. Untung saja, Gren sangat lihai berenang. Ternyata hobinya ini juga bisa ia manfaatkan untuk menolong temannya sendiri.

Setelah mereka berdua keluar dari dalam air. Gren terbatuk-batuk setelahnya. Dia memompa dada Didi dan terus berteriak minta tolong. Kakinya lemas kembali. Dia tak mampu untuk membawa Didi ke rumah sakit. Untuk berjalan lagi saja dia masih belum tau.

Mendengar suara teriakan minta tolong dari Gren. Banyak orang langsung menghampiri.

Dia melihat kostum baju yang dikenakan Gren adalah baju rumah sakit.

"Kamu pasien rumah sakit juga nak?" Tanya seorang bapak-bapak

Gren mengangguk lemas. Lalu mereka membawa Didi dan Gren kembali ke rumah sakit.

Suster yang merawat Gren kemarin melihat Gren basah kuyup seperti itu. Ia memanggil dokter dan menangani mereka berdua dengan ruangan yang berbeda. Gren kembali pada ruangannya. Dan dirawat kembali.

Dokter lalu kembali bertugas setelah merawat Gren. Masih dengan dirawat susternya.

"Sus, gausah bilangin mama yaa" ucap Gren melas

Suster itu hanya bergeleng-geleng melihat kelakuan dari Gren yang aneh-aneh.

"Itu ceritanya gimana?" Tanya Suster Okta kepo

"Tadi waktu saya olahraga pagi diatap. Saya lihat temen saya mau bunuh diri. Dia gabisa berenang tapi dia melompat gitu aja ke air. Sontak saya tolong dong. Saya gamau teman saya kenapa napa" tukas Gren

"Meskipun dengan kondisi kamu yang seperti ini?" Ucap Suster Okta

Gren terkekeh.

"Kayaknya pending satu hari lagi deh buat pulang" tukas Gren

"Nah itu paham. Oh ya tadi nama teman kamu siapa?" Tanya Suster Okta

"Didi sus."

"Baiklah, saya kesana dulu"

Suster Okta keluar. Gren ganti baju dengan yang kering. Dia merenggangkan kakinya dan latihan berjalan lagi sendiri. Dia terapi sendiri.

Ternyata semua tenaganya terkuras saat itu. Otot kaki Gren lemas dan dia terjatuh saat tengah latihan.

Ia mendecak kesal. Lalu ia bangkit dan kembali beranjak ke ranjang.

Ia mengirimkan pesan pada pak Zaka. Untuk memberitahukan apa yang terjadi sebenarnya.

"Pak, Didi sekarang dirawat di lantai 4 ruangan Melati no 5 ya pak. Dia mencoba bunuh diri dengan melompat ke air. Untung saya melihatnya dan menyelamatkannya. Tapi saya masih di ranjang pak. Sudah terlalu lemas kaki saya buat berjalan kesana. Tolong bantu urus Administrasinya Didi ya pak. Terimakasih"

Setelah itu Gren pun tidur.

Tak lama kemudian, Pak Zaka membacanya. Dia amat terkejut. Melihat bangku Didi yang benar-benar kosong.

Keterkejutan pak Zaka membuat anak-anak yang diajar juga ikut terkejut.

"Kenapa pak?"

"Gapapa, kalian lanjutkan kerjakan tugas berikutnya yaa. Saya pamit keluar dulu" ucap pak Zaka tergesa

Kelas kembali riuh karena jam mapelnya pak Zaka ia tinggal.

"Gimana dengan Gren?" Tanya Jingga

"Hari ini pulang kayaknya." Jawab Zeva

"Lo ga nyambut dia?" Tanya Jingga

"Iyaa nanti sore gue bakalan susulin ke RS" ucap Zeva tersenyum

"Ohh gituu"

♡♡♡

Pak Zaka datang menghampiri ruangan yang telah disebutkan Gren. Gren sudah ada disana.

Bukannya tadi tidur?

Rupanya Gren tidak bisa tidur karena terlalu penasaran dengan apa alasan Didi mencoba bunuh diri. Apalagi dia teman sebangkunya. Yang lebih mengenal Didi kebanding yang lainnya.

Pak Zaka melihat keadaan Gren yang datang kesini dengan menggunakan krek.

"Kamu tadi nolongin dia dengan kondisi seperti itu?" Tanya Pak Zaka

Gren mengangguk.

"Tadi udah bisa dibuat jalan sih pak.. cuman ya gitu. Tenaga saya terkuras lagi habis nolongin Didi" ucap Gren

"Bapak bangga punya murid yang punya jiwa pahlawan seperti kamu" ucap Pak Zaka merasa bangga






♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟


GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang