"Setidaknya kita tidak sendiri yang mengalami hal aneh seperti ini."
♡♡♡
"Itu tadi gue buka laptop lo, terus lihat histori goggle lo. Semua pertanyaan itu buat Naya ya?" Tanya Panji
"Ha? Engga, itu buat Zeva" jawabnya
"Masak? Berartii..."
"Lo tau ga kalau Naya mengalami hal sama. Nyadar ga sih kalau dia juga berubah drastis?" Tanya Panji"Nyadar sih. Waktu itu, dia jadi doyan makan. Padahal aslinya engga sama sekali." Ucap Gren
"Nah itu tandanya, berarti Naya sama kayak Zeva. Sama-sama mengalami perubahan drastis dong" ungkap Panji
"Yups dan gue juga gatau alasannya. Zeva juga gatau jawabannya" ucap Gren
"Gue juga gatau" jawab Panji
"Udahlah, mending lo pulang. Besok sekolah inget??!" Ucap Gren mengusirnya
"Iyaa yaudah gue balik dulu! Bye!" Pamit Panji meninggalkan rumah Gren dan pulang dengan motornya.
♡♡♡
Pagi hari telah datang. Mereka berangkat ke sekolah seperti biasanya.
"Zev, ada yang mau gue omongin. Gue tunggu di atap yaa" chat dari Gren sudah ia baca.
Terlihat Gren berdiri dari bangkunya dan keluar kelas. Zeva pun menyusul dan mengikutinya ke atap.
"Kenapa Gren?" Tanya Zeva
"Tentang perubahan yang lo alami, dialami juga oleh Naya" ungkapnya to the point
"Ha? Naya? Tau dari mana lo?" Tanya Zeva
"Dari Panji, semalem dia bajak hp & laptop gue" ucap Gren
"Oh sorry yaa, pasti lo kecapean banget saat itu" ucap Zeva malah tidak enak hati
"Gapapa, gue emang pengen tidur aja" jawab Gren
"Btw pak Mamat lo ancem apa sih? Sampai ga bilang apa yang terjadi sebenernya malam hari itu" decak Zeva mengarah ke pertanyaan kala itu.
"Kalaupyn gue bilang, rasa-rasanya lo ga bakal sanggup dengerinnya. Yang ada malah jadi beban buat lo" ucap Gren
"Tapi kan Gren, gue kepo tau!" Decak Zeva menarik tangan Gren berharap dikasih tau yang sebenarnya.
Lalu tiba-tiba ada suara nongol dari balik tumpukan kursi.
"Berisik! Siapa sih?!" Tegas orang itu
Ia keluar perlahan dan mengejutkan mereka berdua. Arnold, si paling malas di kelasnya dan ternyata sedang tiduran disitu.
Arnold melihat ke arah dua sejoli ini yang saling pegangan tangan. Zeva dan Gren terkejut dan langsung melepas genggaman itu.
"Arnold lo?! Ngapain disitu?" Tanya Zeva
"Gue biasanya emang tidur disini kali! Kalian aja yang dateng-dateng berisik. Sejak kapan kalian...?" Belum saja Arnold melanjutkan ucapannya
"Ga! Kita temen! Udah ah Gren, gue turun! Ada setan disini!" Cibir Zeva langsung turun. Arnold tertawa melihat tingkah mereka waktu kepergok.
"Cuman temen, Gren?" Tanya Arnold
"Hush diem! Mending lo lanjut tidur aja deh, gue mo turun!" Decak Gren
Arnold tertawa terbahak-bahak mendengar elakan kompak dari mereka berdua.
Mereka kembali turun dan kembali masuk ke dalam kelas.
"Nayaa? Jadi Naya juga kayak gue?" Batin Zeva saat melangkah masuk ke kelas.
♡♡♡
Bel pulang sekolah berbunyi. Zeva sudah stand by nungguin Naya keluar dari kelasnya.
"Eh Zeva! Nyamperin gue ya? Kenapa Zev?" Tanya Alvin
"Idih, siapa juga yang nyamperin lo!" Elak Zeva
Ia baru teringat kalau Alvin juga sekelas dengan Naya. Naya pun keluar bersama Karin.
"Nay, boleh ngomong berdua ga?" Tanya Zeva
"Boleh, rin gue ngobrol sama Zeva dulu yaa. Lo tinggal aja" ucap Naya
"Okedeh" tukas Karin meninggalkan mereka berdua
Kini mereka berdua duduk di bangku taman.
"Kenapa Zev?" Tanya Naya
"Gue baru tau kalau ternyata lo ngalamin perubahan di raga lo. Gue sama Nay, gue juga gitu" ucap Zeva langsung menuju konfliknya.
"Kok tau? Siapa yang bilang?" Tanya Naya dengan terkejutnya mendengar hal itu
"Gue dikasih tau sama Gren, Gren dikasih tau sama Panji" ucap Zeva
"Zev, kayaknya jangan bahas itu disini deh, di rumah gue aja yuk!" Ajak Naya
"Oke Nay"
Mereka melanjutkan obrolannya di rumah Naya.
♡♡♡
Naya mengajak Zeva masuk ke dalam kamarnya. Ia memperlihatkan foto-foto Naya yang ada di bingkai foto.
"Gue berubah sejak lomba ngelukis waktu itu. Kenapa gue kalah? Karena tiba-tiba gue hadir dan berada di perlombaan itu. Gue bener-bener gugup waktu itu. Karena gue gabisa gambar dihadapkan oleh lomba kayak gitu. Gue asal ngelukis saat itu dan lo pemenangnya. Karena memang gambar lo lebih bagus darj gue" ucap Naya menceritakan pengalaman pertamanya awal saat berubah.
"Berarti lo juga sama-sama ngerasa kayak yang gue rasain? Gue berasa hidup di raga orang lain yang memiliki nama yang sama" ungkap Zeva
Naya mengangguk.
"Tapi gue masih belum tau jawabannya" ucap Naya
"Sama, gue juga masih ga ngerti alasan di balik semua ini" ucap Zeva
"Bahkan udah lima bulan gue berubah, masih belum nemu jawabannya. Ga nyangka kalau ada temen yang mengalami hal serupa dengan yang gue alami" tukas Naya senang
"Apakah kita bisa kembali ke jati diri kita sesungguhnya?" Tanya Zeva
"Mungkin. Kita masih belum tahu ini buatan, anugerah ataupun kutukan. Yang pasti hal ini terjadi bukan kemauan kita" ucap Naya
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
Teen FictionSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...