"Bila keajaiban itu datang, maka akan ada Harapan baru lagi untuk datangnya keajaiban yang lain datang. Aku akan berusaha menemukanmu kembali."
♡♡♡"Lo bener-bener cinta sama Gren? Sampai segitunya lo mau putusin hal yang lo pinta sendiri ke bonyok lo. Bahkan bukan hanya bonyok lo yang setuju, bonyok gue juga." Tukas Alvin
Obrolan mereka terdengar oleh Gren yang masih berada di balik pintu. Ia tidak jadi melangkahkan kakinya masuk dan memutuskan untuk mendengar semua pembicaraan mereka dari kejauhan.
"Iyaa gue cinta sama Gren. Gue sayang sama dia. Dan lo bukan siapa-siapa gue! Jadi, lo gaada hak buat nyampurin urusan gue. Kita cuman sebatas teman dan lo tahu itu. Jangan pernah minta lebih" ucap Zeva mulai meninggikan kata-katanya dan menatap ke arah Alvin dengan penuh keberanian.
"Gue ga ngerti sama lo Zev! Dulu lo aja ngebet banget pengen pacaran sama gue. 100 surat cinta udah lo kirim semua ke gue. Tapi kenapa sekarang lo berubah? Lo berubah karena Gren!" Tegas Alvin melukai hati Zeva
Yang Zeva tahu, dia tidak pernah menyukai Alvin sama sekali. Cinta pertamanya adalah Gren. Dia juga sebenarnya kasihan sama Alvin. Kehilangan sosok Zeva yang ia kenal.
Supaya tidak terus diganggu, Zeva menaruh kata-kata yang melukai hatinya Alvun agar ia sadar diri. Sadar kalau Zeva memang berubah.
Berubah menjadi sosok baru yang jauh berbeda dengan sosok yang ia kenal selama ini.
"Semua cinta ada batasnya Al! Semuanya pasti memiliki batas. Dan batas gue mencintai lo sudah berakhir. Kalau lo mau gue berubah lagi kayak dulu. Lo berdoa aja, dan berharap akan adanya keajaiban yang membuat Zeva yang lo kenal akan kembali. Entah keajaiban itu bisa datang atau tidak" tegas Zeva menekankan setiap ucapannya ke hadapan Alvin.
"Dan gue berharap semoga keajaiban itu ga pernah datang Zev" batin Gren yang mendengar semuanya dari balik pintu depan kelas.
"Gue kecewa sama lo Zev! Gue udah berusaha buat nerima cinta lo. Tapi apa? Lo lepaskan semuanya saat gue datang" kata-kata itu terngiang jelas di telinga Zeva.
Sosok mata Alvin penuh rasa kekecewaan. Ia berjalan keluar dari kelas meninggalkan Zeva. Melihat akan hadirnya Gren. Makin membuatnya emosi.
"Puas lo?!" Decak ucapan Alvin penuh rasa marah, emosi, beraduk-aduk.
Di dalam kelas, tampak Zeva menatap kosong ke meja dan menitihkan beberapa air mata. Gren datang dan mendekatinya. Lalu memeluk tubuh yang kini tengah rapuh ini, menariknya ke dalam dekapan dan memeluknya erat.
Isak tangisnya makin menjadi.
"Aku takut Gren, aku takut kalau perjodohan itu akan berlanjut dan aku gabisa mengelaknya lagi gimana?" Tanyanya sambil terisak
"Jadi kamu takut akan hal itu?" Tanya Gren terkekeh
Zeva melangkah mundur.
"Yakali aku patah hati gara-gara si makhluk tengil itu. No way" ucap Zeva bergidik
"Yaudah, senyum dulu dong. Jodoh itu ga kemana Zev. Kalau kamu memang jodohku pasti kita akan kembali dengan sendirinya. Semua udah diatur sama tuhan Zev. Tenang aja" ucap Gren membuat hati Zeva menjadi sedikit tenang.
Gren menghapus air mata itu perlahan. Ia tersenyum tulus di hadapan orang yang ia cintai itu.
"Sorry tadi aku dengar semuanya dari luar." Ucap Gren manyun sambil mengusap tengkuk lehernya
"Gapapa, ga perlu ada yang ditutup-tutupin" jawab Zeva tersenyum
Senyumnya seketika pudar ketika mendengar penuturan Gren setelahnya.
"Aku takut. Aku takut keajaiban yang kamu maksud datang. Aku takut Zeva Adelaide datang kembali dan kamu yang pergi. Mungkin saat itu, saat-saat paling rapuh" ucap Gren sambil mengusap sehelai demi sehelai rambut Zeva.
Zeva terenyuh karena kata-kata itu. Ia juga takut ia akan pergi.
"Semoga keajaiban itu tidak pernah hadir. Dan aku memilikimu seutuhnya" ucap Zeva tersenyum
"Bilamana nanti hadir?" Tanya Gren menakut-nakuti.
"Harapan untuk datangnya keajaiban lagi datang. Aku akan berusaha menemukanmu kembali." Ucap Zeva meyakinkan kata-katanya.
Siap tak siap, semua itu pasti akan datang. Hari dimana semuanya akan kembali pada posisinya.
♡♡♡
Esok paginya datang. Panji menghampiri bangku Naya dan mulai mengobrol tentang Gren.
"Si Gren ama Zeva udah jadian, lo tahu ga?!" Tanya Panji
"Heem udah liat, Karin yang ngabarin ke gue" jawab Naya mengangguk
"Gue emang ga kenal mereka berdua. Tapi ngeliat mereka jadi uwuw gitu. Pacaran sekelas, kira-kira disini ada ga ya? Yang kek mereka?" Tanya Karin masih melihati postingannya Gren
"Ada.. kita berdua. Ya kan Nay?" Tanya Panji meyakinkan
Karin terkejut seketika.
"What? Sejak kapan?" Tanya Karin
"Naik kelas 11" jawab Panji lagi
"Beneran Nay?" Tanya Karin
Melihat Naya mengangguk dan terkekeh menjawabnya.
"Nay, kapan-kapan kita ajak merela berdua couple date yuks! Keren gitu. Yang cowoknya bersaudara. Yang cewek sama-sama ahli nglukis." Ucap Panji terkekeh
"Ga yaa.. itu dulu, sekarang engha" jawab Naya singkat
"Kapan ya Nay enaknya?" Tanya Panji
"Akhir pekan ini gimana?" Tanya Panji
"Siap. Ntar gue kabarin Gren" ucap Panji
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
Teen FictionSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...