"Cinta pertama memang tidak seindah yang kita duga. Dia bisa menbuat kita bahagia pertama kali dan juga membuat kita patah hati untuk pertama kali."
♡♡♡Akhirnya Zeva menuruti pinta Alvin
"Pulang sekolah. Ntar, gue samperin ke kelas lo lagi. Gak usah bilang Pak Mamat suruh jemput. Bilang aja, pulang bareng gue" ucap Alvin
"Tapi mama gue ada di rumah loh, hari ini!" tukasnya
"nggak bakal nolak lah nyokap lo, kayak biasanya" ucap Alvin sambil nyengir.
"Okelah" Alvin kembali lagi menuju kelasnya.
♡♡♡
Pulang sekolah tiba, Gren kini sudah berada di depan kelas Naya. Naya berjalan keluar bersama Karin, teman sebangkunya.
"Nay, ada waktu nggak?" tanya Gren yang sudah berada di depan pintu kelas.
"Naya dicariin Gren tuh, gue pulang dulu ya Nay" ucap Karin melangkah pergi
Naya menatap aneh ke arah Gren
"Banyak yang mau gue omongin sama lo" ucap Gren
"Kenapa nggak ngomongnya di sini aja?" tanya Naya dengan suara lembutnya.
"Ini prive loh Nay. Yakin? mau gue bilangin di sini?"
"Eh, jangan-jangan. Ya udah, cari tempat makan aja" ucap Naya akhirnya ngikut juga mau Gren.
Mereka kini berada di restoran Belcare terdekat dengan sekolahan.
Setelah makanan mereka datang, Naya menyantapnya. Sedangkan Gren jadi terheran dengan perbedaan Naya.
"Ia kini lebih suka makan sekarang"
"Nay, bukannya dulu lo nggak suka sama pedes ya?" tanya Gren sambil menatap ke arah Naya penuh keheranan.
"Sekarang udah suka. Lo nggak makan?" tanya Naya
"Iya, ini mau makan" jawabnya langsung mengambil sendok.
Ia malah jadi tidak enak hati bilamana harus mendapati semua pertanyaannya itu dengan Naya saat itu.
Semua makanan sudah Naya santap.
"katanya mau ngomong?" tanya Naya
"Habis ini ke cafe ya, Lo nggak kangen sama Matcha? Gue kangen loh" ucap Gren
"Ngga. Tapi kalau mau ajak ya udah ayo" jawab Naya mengiyakan aja.
Naya menarik tangan Gren dan menuju ke parkiran. Dari kejauhan tampak Zeva sedang mengamati mereka berdua dari kejauhan. Ia kesal melihatnya. Zeva disana bersama dengan Alvin tengah merayakan pertemanan mereka tanpa Gren sadari bilamana ada Zeva dan Alvin juga di sana.
"lihat apa sih?" kepo Alvin
Belum saja Alvin menoleh, Zeva sudah memancingnya ke arah lain agar tidak mengetahui itu.
"nggak-- nggak papa kok" ucap Zeva
♡♡♡
Gren dan Naya menuju ke Cafe Bradwish. Mereka memesan minuman yang berbeda. Samvuk menyeruput, sambil ngobrol.
"Udah sebylan lo ga jawabi chat dari gue, kenapa? ganti nomor wa-nya?" tanya Gren mulai menanyakan hal yang ia maksud
"Gapapa" jawab Naya singkat
"Lo nggak lupa kan kalau gue suka sama lo selama ini?" ucap Gren tiba-tiba banget.
Naya tiba-tiba tersedak minumannya, ia terkejut dengan penuturan Gren barusan.
"Bukannya lo deket sama Zeva juga?" tanya Naya saat itu sempat melihat Story Ig nya Gren saat malam dia ultah.
"Tapi bukan berarti, gue beralih rasa suka gue ke lo jadi ke dia ya?" ungjap Gren to the point.
"Sorry Gren, gue sukanya sama Panji" ungkap Naya.
"Ha? Ko bisa? Tapi selama ini loh sering jawab chat gue itu..."
"Bukan gitu, duh- gue juga nggak ngerti mau ceritain gimana. Intinya, panjang banget dan kalaupun gue bilang sekarang, itu aja lo nggak bakal ngerti. Tunggu waktu yang tepat aja buat gue ceritain semuanya. Sorry ya, makasih traktirannya, gue pulang duluan" Naya pun langsung pergi meninggalkan Gren sendirian.
Gren tak berkutik sedari tadi. Hingga malam pun tiba, dan Cafe pun tutup.
Ia terlalu terkejut akan jawaban dari Naya yang menolak cintanya selama ini
"maaf dek kita mau tutup kedai" ucap pemiliknya.
Gren melangkah keluar dari kafe itu dan menuju ke halaman Cafe.
Hujan deras turun lagi membasahi tubuh Gren yang sedari tadi tak berkutik dari lamunannya. Ia masih kaget banget dengan jawaban dari Naya yang membuatnya benar-benar patah hati. Jawaban yang tidak pernah ia duga keluar dari mulut Naya saat menolaknya. Ia benar-benar terpukul akan hal itu.
Ia terjebak dalam lamunan panjang dan tidak tersadar akan hujan yang turun deras mengguyur tubuhnya itu.
Malam itu juga, Zeva disuruh mamanya membeli cupcake di toko roti, diantar oleh Pak Mamat. Di tengah perjalanan pulang, ia tak sengaja melihat Gren dengan tatapan kosong berdiri di samping motornya dan terguyur oleh hujan deras.
"Pak Mamat berhenti, Pak!" ucap Zeva mendadak
"Pak, tinggalin Zeva di sini, Pak Mamat langsung pulang aja, kasih kuenya ke mama" perintah Zeva.
Ia langsung turun dari mobil, ia tidak mengambil payung dari dalam mobil dan langsung begitu aja pergi menghampiri Gren.
Sesuai perintah, Pak Mamat langsung pergi meninggalkan Zeva dan menuju arah pulang.
Zeva berlari menghampiri ke arah Gren. Jalanan tampak sepi malam itu, hujan masih turun dengan derasnya.
Gren dengan seragamnya yang basah kuyup terkena air hujan ini tak berkutik dari tadi. Dia hanya terdiam menatap kosong ke arah jalanan.
"Gren! lo kenapa berdiri disini?" teriak Zeva memecahkan hujan yang deras.
Gren tak berkutik, meskipun ia mendengar dan mendapati Zeva yang berdiri di depannya itu.
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
Teen FictionSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...