"Tak ku sangka, di Birthday party ku yang ke 16 ini, dihadiri oleh seorang gadis yang dengan anggunnya mengenakan gaun itu tengah berjalan tersenyum mengarahku."
♡♡♡
Hari silih berganti, kini hari ultah Gren tiba juga. Menepati Sabtu malam minggu, rumah Gren yang tampak biasa kini dipenuhi dengan kerabatnya, yang hanya tinggal di Bandung. Itu saja sudah banyak dan membuat Full rumah Gren.
Salah satunya Panji Dallendo, sepupu terdekat Gren yang sepantaran dengannya.
Ia kini juga menduduki kelas yang sama dengan Gren yakni Ips 5. Satu kelas dengan Naya. Ia juga menjadi saksi mata alias teman Gren yang menjadi makcomblang antar mereka.
Pukul 19.00 tepat, Zeva datang dengan mengenakan gaun berwarna Pink yang menghiasi tubuhnya itu. Dengan rambut lurus panjangnya itu, membuatnya terlihat lebih cantik malam itu.
Ia datang dan menghampiri Gren yang kini masih bercanda ria bersama Panji.
"Gren-- Happy Birthday" ucap Zeva sambil menyodorkan kado yang telah ia beli dan dibungkus secara rapi dan indah.
Mereka berdua menoleh ke arah sumber suara. Panji tercengang karena kecantikan Zeva sekarang, bahkan lebih unggul daripada Naya.
Gren menerima kado itu, lalu diletakkan di meja sampingnya.
"Thanks yaa udah dateng" Ucap Gren tersenyum
"Sama-sama" jawab Zeva tersenyum juga.
Ia lalu menatap Panji yang masih tercengang dari tadi.
"Heh Nji! Biasa aja kali, gausah pake mangap gitu, ntar ada lalat masuk loh!" Senggol Gren di bahu Panji
"Eh-- Siapa Gren dia?" tanya Panji balik mingkem
"Zeva, temen sekelas gue" ucap Gren memperkenalkan Zeva
"Tumben lo ajak temen sekelas lo buat dateng? Dulu aja waktu SMP ga pernah tuh, yang ada Naya. Eh iya, Naya kok ga keliatan Gren?" tanya Panji menoleh kemana-mana dan tidak menemukan sosok Naya.
"Gatau, udah sana gue mau ngobrol sama Zeva. Kayaknya dia ga betah liat lo disini!" tegas Gren menyinyir Panji.
"eh Engga, Gren boong" ucap Zeva merasa tidak enak"Gren, gue pinjem hp lo aja deh, hp gue masih gue cas di dalem" ucap Panji mengulurkan tangannya.
"Nih" Gren dengan santai ya memberikan ponselnya ke tangan Panji. Lalu, Panji pun meninggalkan mereka setelah mengambil ponsel Gren.
"Rame juga ya" pujian dari Zeva dengan menatap ke acara itu penuh keirian.
"Itu mama gue, itu tante gue, itu juga tante gue, mamahnya Panji juga dan itu anak-anak dari mereka ada juga tetangga gue" Gren menunjukkan satu persatu orangnya yang hadir.
"Panji itu Sepupu lo?" tanya Zeva
"Iya, dia juga teman di sekolah kita, X IPS 5" ucap Gren"Loh masak? berarti sepantaran dong?"
"Ga sih, tua dia setahun. Ya bisa dikatakan sama kayak lo" jawabnya
"Terus kalo Naya? Tadi kayaknya Panji nyebut-nyebut nama Naya" Seketika Zeva kepo
"Udah, gak usah bahas dia, lain kali aja gue cerita. Masuk yuk, udah jam 7 lebih juga" ajak Gren
Mereka berdua berjalan menuju tengah-tengah acara
"Ini dia anaknya"
"Ayo buruan mulai, Jafar mau nyicipin kuenya nih!" omel Lala, tante Gren
Acara dimulai dengan Vallen menjadi pembawa acaranya. Acara berlangsung seperti biasa dari tiup lilin, doa dan potong kue hingga ke akhir acara yakni makan-makan dan foto-foto.
Panji jatah tukang potretnya. Memotret semua acara dari awal hingga selesai. Ketika sudah di acara makan-makan, Gren mundur dan mendekat ke arah Zeva yang lagi berdiri masih dengan memandangi orang-orang yang hadir di acara itu.
Melodi datang menghampiri Gren dan Zeva.
"Gren, ini siapa kok nggak di kenalin mama? Pacar kamu ya pasti" ucap Melody tertawa kecil
"Bukan tante, nama saya Zeva, teman sekelas Gren" jawab Zeva
"Mama ni, ngadi ngadi sukanya" Omel Gren
" Ya abisnya ada peserta baru kok nggak diajak ke tengah-tengah? Yang lain udah pada foto-foto loh, kamu nggak maju Gren? masak yang ultah sendiri malah telat sukanya. Ajak temen kamu sekalian sana!" Melody mendorong mereka berdua agar maju ke dalamnya"Giliran lo Gren, buruan foto! Oh ya posenya jangan gitu-gitu aja, boring tahu nggak!" cibir Panji
Gren hanya menatap datar muka Panji. Sebenarnya dia agak malu malam ini.
Zeva di dorong Panji untuk turut serta berfoto-foto di depan hiasan happy birthday yang ke 16
Gren berdiri dengan baju putih yang diselimuti jas hitam kecilnya dan juga Zeva yang berdiri di sampingnya.
Panji memotret mereka berdua yang sama-sama tersenyum di depan hiasan itu. Gren seperti biasa hanya berpose itu-itu saja dengan meletakkan tangannya di belakang punggungnya karena saking canggungnya.
"Udah ya gue ma Zeva mau makan dulu, lo nyusul juga habis ini!" ucapnya memerintah
"Siap bosquu!!"
Mereka berdua bergabung dengan yang lainnya di meja makan dan makan bersama, sedangkan Panji ia mengepost semua foto-foto yang tadi di Story Instagram nya. Ia lupa kalau ponsel ini adalah milik Gren.
Lalu setelah itu, ia bergabung juga dengan yang lainnya untuk makan-makan bersama di meja makan. Tawa riang dan ocehan mulai membisingi suasana. Suasana kerukunan keluarga ini sangat hidup. Hangat, dan nyaman.
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
Подростковая литератураSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...