"Kegelapan membuatku hilang arah dan ketakutan. Tapi kamu hebat tanpa kehilangan arah bisa membuatku sedikit menghilangkan rasa takutku"
♡♡♡
"Aku kira kamu bakalan nungguin Naya dan lepasin aku. Tadi kamu tiba-tiba dateng gitu aja di rumahku tanpa ngabarin trus sambil lihat raut wajah kamu tu kayak memang ada yang kamu omongin. Dan aku kira hal itu menyangkut ending dari hubungan kita. Karena ku kira kamu bakalan balik sama Naya dan nunggu Naya. Lagian kalau tiba-tiba aku pergi dan Naya kembali. Yakin, bakalan tetep sama aku? Bukannya Naya? Kalau nanti semua memory aku dihilangkan gimana? Gaada yang tau dengan takdir Gren." Ucap Zeva
"Kok kamu ngomongnya gitu sih" ucap Gren bingung dengan maksud Zeva.
Zeva melepaskan pelukannya dan mundur satu langkah.
"Aku ngomong gini karena memang realitanya akan seperti itu. Nanti kalau aku pergi, kamu gimana?" Tanya Zeva mulai memperlihatkan wajah sedihnya.
"I dont want break of you" ucap Gren menegaskan kalimatnya
"Aku juga gamau. Tapi gimana kalau gini aja. Kalau nanti setelah aku pergi aku ga nyari kamu lagi, berarti emang benar memory ku hilang dan semua kisah kita hilang. Kamu ga boleh cari aku karena kamu ga akan kenal aku dengan wajah berbeda. Biarin aku yang mencarimu bila memang takdir memungkinkan untuk kita bertemu kembali" ucap Zeva
"But, i will wait you" ucap Gren menatap manis wajah Zeva.
"Sure?" Tanya Zeva
Gren mengangguk dan tersenyum.
Dikejutkan dengan mati listrik yang sangat tiba-tiba di area sekitar pameran dan kawasannya.
Gelap seketika di tempat itu. Ketakutan mulai menjalar di diri Zeva. Dia langsung mendekat dan memeluk Gren.
"Gren jangan pergii, gue takut gelap. Beneran gausah ngajak bercanda lagi. Udah ngobrolnya lanjut nanti aja" ucap Zeva ketakutan sambil memegang erat tubuh Gren.
Lalu sangat dikejutkan tiba-tiba Gren mencium bibir Zeva dan terpejam.
Ketakutan Zeva langsung berakhir karena sentuhan bibir itu. Dia kira tadi bercanda ternyata ucapan itu memanglah izin Gren.
Tangan yang tadi mengerat baju Gren lalu dikalungkan dilehernya dan ikut mencium juga. Di tengah kegelapan mereka tak keluar dari sana.
Gren lalu menariknya ke dalam pelukannya.
"Sorry ya Zev. Baru kali ini gue nyentuh bibir orang di tengah kegelapan" ucap Gren
Zeva masih terdiam dari tadi. Dia terus mengerat baju Gren karena takut. Dia juga mempererat pelukannya.
"Jangan pergi ya Gren" ucap lirih Zeva
"Iyaa, bentar" Gren mengeluarkan ponselnya dan menyalakan flaslight hp nya.
Jalanan mulai sedikit terang bantuan dari flash hp nya Gren. Gren menggandengnya erat. Lalu mereka berjalan menuju keluar.
Jalanan juga gelap karena memang mati listrik. Setelah itu mereka lanjut ke rumah makan yang jauh dari sana. Supaya mendapat cahaya dari lampu yang nyala.
"Nah kalo disini kan udah terang" kekeh Gren
Zeva mengangguk. Mereka masuk kedalam dan memesan makanan serta minuman.
"Itu tadi di depan kok gaada panitianya?" Tanya Zeva
"Lagi cari senter kali" tukas Gren lalu tertawa kecil
Zeva mengumpat senyumnya. Sedikit malu karena tadi.
Setelah pesanan datang tak lama kemudian mereka pun menyantapnya hingga habis. Lalu mereka pun pulang.
"Oh ya Gren. Papa mama aku belum aku beritahu tentang siapa aku sebenarnya. Lebih baik di kasih tau apa engga? Secara kan anak mereka asli hilang gitu. Datengnya malah aku. Pengen ngasih tau tapi kok takut diusir. Masih pengen sekolah juga sih" ucap Zeva minta saran
"Tunggu kamu siap mental aja buat ngasih tau mereka. Semoga aja mereka menerima kehadiran kamu layaknya seperti aku." Ucap Gren tersenyum
"Iya sih. Kalau sekarang mah, lagi ga siap mental. Hehe;v" tukas Zeva sambil terkekeh
♡♡♡
Keesokan harinya, Gren kembali ke sekolah seperti semula. Dia merindukan bangku kelasnya. Didi juga sudah kembali bersamanya.
Dua sejoli yang jarang akrab ini tiba-tiba akrab dengan kehadiran Didi baru yang gaul. Kedatangan Didi dengan merubah gaya rambutnya dan gaya berpakaiannya membuat semua terkesima dan kaget dengan perubahan Didi yang mendadak.
Didi masih belum mengenal satu persatu nama yang dikasih tau oleh Gren dalam foto satu kelas. Dia duduk dan sementara untuk menyesuaikan dirinya seperti Didi yang aslinya.
"Kesambet apa luh Di?" Goda Arnold sambil menepuk pundak Didi pelan dan kembali ke bangkunya
"Biarin aja, mereka emang gitu. Sok asyik padahal ga asyik" bisik Gren
Didi mengangguk. Pak Zakaria masuk ke dalam kelas. Dan melihat wajah baru di samping Gren juga ikutan terkejut.
"Welcome back Gren dan Didi. Semoga kalian betah ga sakit sakit lagi yaa" ucap Pak Zaka
Didi dan Gren mengangguk tersenyum.
"Makasih pak" ucap Gren tersenyum
Lalu pelajaran dimulai juga.
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
Teen FictionSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...