"Bayang-bayangannya selalu muncul dan menghantui otakku"
♡♡♡Lalu bergilir, Naya mengajak Gren foto bersama. Gren tanpa basa-basi langsung ditarik gitu aja sama Naya. Melihat tingkah Naya menyuruh Gren melakukan gaya yang sama itu, membuatnya terenyuh dan teringat masalalu.
And then, ia hanya berusaha tersenyum dan mengusahakan seperti tidak terjadi apa-apa.
Dari sorot mata Gren yang penuh kecanggungan itu, Zeva melihatinya. Ia paham arti dari tatapan dan rasa canggung yang mendalam itu.
Setelah mereka berdua foto, Zeva langsung menarik Gren.
"Naya Panji, kita berdua berpencar dulu yaa mau nyari minum. Kalian pasti juga mau beli barang/cemilan kan? Kalau terus bareng-bareng ntar cape muter-muter" ucap Zeva menyarankan.
Ia hanya berusaha untuk mengalihkan topik. Agar Gren tidak terus terjerat dari bayang-bayang Naya.
"Oh gitu? Yaudah, yuk Nji!" Ajak Naya menggandengnya.
Mereka berdua langsung bergegas berpencar. Lalu Zeva menggandeng tangan Gren dan menariknya untuk berjalan dan minta beli minuman.
Mereka pun membeli minuman seadanya. Nyoba rasa berry and matcha.
Mereka duduk dan menikmati minumannya.
"Perasaan tadi kamu canggung banget di deket Naya. Terus pas makan juga kamu care banget sama dia. Padahal dia bukan Naya loh" ucap Zeva tersenyum sedikit untuk tidak terlalu tegang saat membahas hal itu.
"Gatau, bayang-bayang Naya selalu terngiang di kepalaku. Setiap kali melihatnya, aku selalu terfikirkan oleh Naya. Sorry ya Zev, kamu berhak marah" ucapnya lirih sambil memandang lekat kearah sedotan minumannya.
Zeva menggelengkan senyumannya.
"I'm Fine. Gaada masalah juga kok" jawab Zeva tersenyum
"Kira-kiraa Naya kemana ya Zev? Apakah dia baik-baik aja disana?" Tanya Gren
"Yakin aja deh dia pasti baik-baik aja. Mungkin sama-sama tukeran jiwa. Dia mungkin tengah menjalani kehidupan aslinya Naya yang masih bersama dengan Panji" ucap Zeva
"Kamu ga inget apapun gitu Zev? Tentang kehidupanmu asli?" Tanya Gren
Zeva menggeleng.
"Ga pernah ada sekilas ingatan yang masuk ke otak aku Gren." Jawab Zeva
"Semua benar-benar gelap. Dan aku tidak mengingat apapum yang terjadi di masalalu." Lanjut Zeva menjelaskannya
"Bagus dong. Misal yang asli kamu punya pacar sebelumnya. Orang itu akan tergantikan oleh kehadiranku." Ucap Gren lirih serta menatap lekat ke arah wajah Zeva penuh dengan senyumannya.
"Nakal ya kamu!" Decak Zeva memajukan tangannya dan menggelitiki Gren sekilas.
"Hih! Gelitikanmu on juga ya ternyata" Gren langsung berdiri dan berganti tempat duduk menuju meja satunya yang berada di belakangnya.
Zeva menahan tawanya. Melihat Gren yang ketakutan bila digelitiki olehnya.
"Iya iyaa, ga gelitiki lagi." Ucap Zeva penuh ekspresi yakin seraya mengangkat jarinya menunjuk huruf V yang bermaksud janji.
Gren berdiri lalu mendekat ke arah Zeva. Mereka pun berjalan kembali dan memutari toko satu persatu sambil membeli barang yang menurutnya indah dan unik.
Mereka berdua membeli gantungan kunci yang gemoy dan couple. Masing-masing membawa satu. Supaya bila kangen, bisa melihat gantungan itu dan bercurcol atau berkeluh kesah bersama dengan satu barang itu.
Setelah itu mereka ber empat bertemu kembali di lobi mall.
"Udah pada cape kan? Balik aja yuk" ucap Panji
"Iyaa"
"Kita mencar lagi ya pulangnya hehe" kekeh Panji
"Thanks ya Nay, Nji, udah ajak kita double date. Kapan-kapan lagi yaa" tukas Zeva
"Siap hehe" jawab Naya tersenyum dan terkekeh
Lalu mereka menuju kepada motor pacarnya masing-masing. Zeva diantar sampai rumahnya oleh Gren.
Setelah itu, Gren bukannya pulang. Tapi malah menuju ke tempat lain. Yakni tempat rahasia peninggalan momen kenangannya bersama Naya saat masih berteman dengan Naya dulu.
Malam itu ia menuju ke tempat sebuah gedung yang tak berpenghuni. Gedung itu tampak masih terbangun meskipun sudah lama dan kekokohan sudah tidak menjamin.
Gelap, sudah pasti. Gedung itu sangat gelap. Namun, mereka berdua tidak pernah takut akan yang namanya hantu. Gren melangkah memasuki gedung itu. Dia berjalan dan melihat kanan kiri. Menghidupkan flash ponselnya dan menyenteri jalan.
Ia berjalan menaiki tangga dan menuju ke arah rooftops gedung tak berpenghuni itu. Ia menghirup segar angin malam yang lewat. Pemandangan malam di atas sana masih sama indahnya dengan malam itu.
Hanya saja malam ini sangat sepi tanpa hadirnya Naya yang sangat menyukai pemandangan langit apalagi dilihat di atap gedung seperti ini.
Gren mengeluarkan ponselnya dan memotret pemandangan langit dari atas gedung itu. Lalu ia membuat sw dan tidak memberi capsion apapun. Ia kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana.
Gren menoleh ke samping kanannya. Dia menghalu masih ada kehadiran Naya disana. Lalu ia mengerjap matanya dan ia menyadari kalau dirinya tengah menghalu akan kehadiran Naya.
"Nay! Lo kemana sih?! Gue kangennn.. apa kabar lo disana? Apakah lo baik-baik aja? Gaada kabar apapun tentang diri lo. Lo menghilang tanpa jejak. Melihat raga lo disini tapi tidak dengan diri lo sebenarnya rasanya menyakitkan Nay. Gue ditimpa kehaluan yang engga engga terus Nay. Pliss lah Nay, setidaknya lo ngabarin gue kek" celetuk Gren sendiri sambil memandang langit.
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
![](https://img.wattpad.com/cover/307622318-288-k907080.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
Teen FictionSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...