34. Nethink

6 8 0
                                    

"Berusaha terlihat tetap tegar dibalik rasa sakitnya itulah salah satu sikap yang ia miliki. Ia tidak mau terlihat lemah di depan orang yang ia sayang"

♡♡♡

"Sengaja, biar ayang lo gak nyungsep. Ntar kalo dia jatoh cedera, lo nya ngamuk. Dikira gue ga bisa jaga dia" jawab Panji bercanda

Zeva tersenyum kecil melihat Gren yang cemburu melihatnya.

"Engga-engga. Dia juga bisa jaga diri sendiri. Gausah lo pegang! Lepas ga!" Sentak Gren pelan

Panji melepaskan gandengannya.

"Rasanya gimana Gren kalau cemburu? Panas kan? Makanya! Gausah bikin Zeva panas juga dengan tingkah aneh lo yang masih memedulikan tentang Naya!" Cibir Panji bermaksud memberi pengajaran dengan Gren

Gren terdiam. Lalu Panji berjalan keluar dengan Zeva dan menuju ke kantin. Gren merenung. Merenungkan kata-kata yang diucapkan oleh Panji.

Dia mengambil ponselnya yang ada di nakas sampingnya.

Bermain game sambil menunggu mereka berdua kembali.

♡♡♡

Setelah itu, Melody datang.

"Loh katanya Panji udah kesini. Kemana dia?" Tanya Melody

"Ke kantin sama Zeva" jawab Gren

"Ohh yaudah kalau gitu. Ini barang-barang kamu dan juga baju-baju kamu. Kata dokter butuh seminggu buat rawat kamu" ucap Melody

Gren menatap lirih mamanya. Dia merenggangkan tangannya dan Melody pun memeluknya.

Tanpa pertanyaan, tanpa ucapan. Gren hanya ingin memeluknya saja.
Melody pun melepasnya. Mengusap lembut rambut anaknya satu-satunya ini.

"Kamu kenapa lagi?" Tanya Melody

"Maafin Gren ya. Bukan maksud apa-apa. Gren gamau cerita aja." Ucap Gren

Melody paham. Gren masih belum terbiasa terbuka dengan Melody.

"Yaudah kalau gitu. Istirahat aja" ucap Melody

Tak lama kemudian , Zeva dan Panji datang. Mereka membawa 2 bungkus makanan dari kantin.

"Pas ada tante. Nih tan! Bakso" ucap Panji

"Wah makasi Panji" ucap Melody menerima sodoran plastik berisi bakso itu.

"Buat gue mana?" Tanya Gren

"Itu ada 2. Satu buat lo. Gini-gini gue kan ga pelit" ucap Panji

"Iyeee" jawab Gren dengan nyinyiran mulutnya.

Mereka berdua pun menyantap bakso.

"Gue anterin Zeva pulang dulu yaa, udah malem juga. Seharian dia disini. Habis pulang sekolah sampai sekarang." Ucap Panji

"Eh iyaa."

"Cepet banget sih pulangnya" gerutu Gren

"Salah siapa ga bangun-bangun" jawab Panji

Zeva bersalaman disusul Panji.

"Gue sekalian cabut yaa.. bye!"

Mereka berdua pun keluar dan pulang.

♡♡♡

22.00

Zeva sudah beranjak di kamarnya. Dia mengeluarkan ponselnya dari tasnya dan melihat notif panggilan tak terjawab dari Gren.

Dia membuka chat dari Gren.

"Aku minta maaf yaa. Karena udah menyakiti perasaan kamu dengan tingkahku yang aneh ini. Aku emang cowok gatau diri yang masih menanyakan perihal cewek lain disaat aku sudah punya kamu. Aku emang cowok brengsek yang gamau kehilangan kamu tapi aku sendiri yang terus berulah mencelakai diri. Bukan maksud gimana-gimana. Aku hanya mau bilang aja. Aku disini masih seminggu lagi. Rabu depan aku baru bisa masuk sekolah kembali. Gamau merepotkan. Kamu jangan jengukin aku lagi. Tunggu aja aku pulang. Tunggu aku sampai sembuh. Maaf aku egois. Aku butuh waktu sendiri. Cuman masih gamau aja ada yang dateng menjenguk. Bilangin sama temen-temen juga. Gausah ada yang jenguk. Ntar pintu ruangan ini bakal ku kunci kalau pada nekat:v Maaf yaaa.. permintaanku aneh-aneh. Makasih juga udah datang dan selametin aku darisana. Gatau deh kalau gaada kamu sama Panji jadi gimana. Makasih udah selalu ada buatku. Jangan lupa pesanku yaa. Gausah jenguk lagi. Aku butuh waktu sendiri. Tunggu aku 7 hari lagi. Makasih sayang:)"

Zeva membacanya perlahan sambil dipahami benar-benar maksud dari Gren.

Tapi dia masih bingung alasannya kenapa. Kenapa Gren tiba-tiba bersikap tertutup seperti itu. Apa karena Naya? Atau apa? Karena merasa sangat penasaran. Dia meng Ss chat itu dan ditunjukkan ke Panji.

"Nji? Alasannya apa sih? Lo tau ga?"

Selang beberapa menit, Panji menjawabnya.

"Sudah gue duga. Dia cowok tegar Zev. Itu emang sifatnya sejak kecil. Dia gamau kelihatan lemah didepan orang yang dia sayang. Dia lagi sakit itu tandanya dia lagi lemah. Bahkan nyokapnya aja masih belum diceritakan alasannya. Tenang aja Zev. Dia ga kenapa-napa kok. Dia butuh waktu buat cepet pulih dan kembali pada aktifitasnya. Dia cowok kuat. Inget aja kalau dia bilang kayak gitu itu tandanya dia masih sakit"

"Dia masih merasa kesakitan?"

"Jelas lah Zev. Kejatuhan batu kayak gitu mana ada sih yang kuat. Sakit banget tuh pasti. Gue rasa dia nangis bukan karna Naya."

"Kok bisa nyimpulin gitu?"

"Dari cerita Gren mimpi ketemu Naya, dia bilang dingin. Itu tandanya dia mimpinya emang waktu dia masih disana. Masih belum kita ketemukan. Dan tangisan itu, karna ia menahan rasa sakitnya."

"Kok sad banget sih gue bacanya"

"Lah emang gitu. Yaudah lo gausah overthingking lagi"

"Makasih ya Nji, udah dijelasin panjang lebar."

"Sama-samaa"





♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟

GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang