25. Cause

7 7 0
                                    

"Karena kamu adalah orang lain. Dan orang itu yang bisa membuatku jatuh cinta dengannya. Tak peduli siapapun kamu. Kamu tetaplah milikku."

♡♡♡

Pagi harinya, memang di sengajakan untuk libur. Agar mereka bisa beristirahat di rumah.

"Besok sabtu date yuk"

Chat dari Gren dibaca oleh Zeva satu jam kemudian. Setelah ia bangun dari tidurnya.

"Okey"

Hari berganti hari. Hari Sabtu pun datang. Gren sudah stand by di depan rumah Zeva. Zeva keluar dan menghampiri Gren.

"Kemana kita kali ini?" Tanya Zeva

"Nonton yuk! Ada film horor bagus di Bioskop" ajak Gren

Zeva mengangguk. Mereka pun bersama menuju bioskop dan menonton film itu.

2 jam kemudian, mereks keluar dari bioskop. Berjalan sambil mengobrol tentang film tadi.

"Film ya serem yaa. Idih gimana gitu rasanya kerasukan?" Kepo-kepo Gren

Zeva pecah dalam lamunan seketika. Ia menyadari hal itu hampir sama dengan apa yang dia alami. Ia memasuki tubuh yang berbeda.

Zeva tiba-tiba menghentikan langkahnya seketika. Gren yang tersadar lalu menghadap ke arah Zeva yang penuh lamunan.

"Kenapa Zev?" Tanya Gren

"Kalau ternyata aku bukan Zeva yang kamu kenal, gimana? Kamu jauhin aku ya?" Tanya Zeva

Gren yang tersadar kalau Zeva tengah membahas hal itu, langsung menariknya ke tempat yang lumayan sepi. Karena rahasia itu sangatlah berita besar bila untuk di mengerti orang lain.

Gren memegang kedua tangan Zeva, lalu mengeratkan dengan tangannya.

"Aku udah tau rahasia kamu. Aku tau kalau kamu bukanlah Zeva Adelaide yang aku kenal. Aku tahu kamu adalah orang lain. Fikiran kamu salah tentang itu. Bukan berarti kalau kamu bukan Zeva Adelaide, aku gaakan cinta sama kamu. Malahan, karena kamu adalah orang lain. Dan orang itu yang bisa membuatku jatuh cinta dengannya. Tak peduli siapapun kamu. Kamu tetaplah Zeva milikku." Ucap Gren menekankan kata-katanya dengan tulus dan senyum manisnya yang bikin lumer di hati saja.

Tanpa pikir panjang, Zeva langsung memeluk Gren. Seseorang yang telah mengerti akan hidupnya yang berbeda dengan orang normal lainnya.

"Makasih. Makasih udah ngerti" ucap Zeva lirih seraya memeluknya erat.

Gren melepaskan pelukannya. Masih dengan merangkul perutnya.

"Jadi, gausah saalh paham lagi. Semakin kamu salah paham, entah dengan apalah itu. Semakin pula kamu akan terharu akan pembuktian yang aku lakukan setelahnya" ucap Gren

Zeva mengangguk dan tersenyum.

"Btw dari kapan kamu tahu kalau aku bukan Zeva?" Tanya Zeva

"Inget kan waktu aku menyiapkan puluhan pertanyaan tentang perubahan kamu yang berbeda drastis. Mulai itulah aku tau" ucap Gren

"Oh waktu aku diem saja. Ga jawab itu?" Tanya Zeva

Gren mengangguk.

"Makan yuk!" Ajak Zeva

"Yuk"

Mereka berjalan kembali, pindah lokasi ke rumah makan. Baru saja saat mereka duduk. Zeva melihat ada Jingga dan satu perempuan lagi tengah menikmati makanannya di bangku pojok belakanh.

Mengerti hal itu, Zeva langsung jongkok dan bersembunyi di bawah meja makan. Gren heran karena tingkahnya.

"Zev, ngapain ngumpet bawah meja?" Tanya Gren yang ikut-ikutan bersembunyi di bawah meja makan.

"Itu ada Jingga sama temannya kayaknya. Itu yang di pojok itu." Ucap Zeva berbisik lirih sambil menunjuk ke arah meja paling pojok yakni meja makan yang Jingga tempati.

Pelayan datang dan membawakan daftar menu pesanan. Ia juga ikut jongkok dan melihat mereka berdua.

(Lah lok malah stand up comedy ini?)

"Ini dek, daftar menu pesanannya" ucap pelayan itu sambil menyodorkan sebuah buku.

Gren yang sadar akan hal itu, sedikit malu. Semua ini gara-gara Zeva.

"Pesan Beef filone sandwich, beef sausage cheese, almond croissant, sama minumannya.." ucap Gren

"Asian Dolce latte sama Hazelnut lattenya ya kak" ucap Zeva

Pesanan sudah ter list kan. Lalu si pelayan kembali berdiri dan kembali bekerja. Sedangkan mereka masih ngumpet.

"Sampai kapan ngumpetnya?" Tanya Gren

"Tuh..tuh! Mereka udah keluar" ucap Zeva

Jingga dan temannya sudah keluar dari sana. Mereka pun duduk kembali di kursi.

"Ga cape apa Zev? Ngumpet terus?" Tanya Gren

"Hehe sorry ya" tukas Zeva

"Ntar kalo aku udah gregett, abis loh kamu!" Ancam Gren serius juga, gabisa kalem.

Zeva bergidik karena kengerian itu.

Makanan datang dan juga minuman pesanan mereka. Lalu mereka menyantapnya sambil sesekali ngobrol.

"Arlojinya kamu pake Gren?" Tanya Zeva

"Iyaa nih, bagus kan?" Tanya Gren menunjukkan sebelah tangannya yang mengenakan arloji pemberian dari Zeva itu.

"Iyalah, siapa dulu yang pilihin" kekeh Zeva

Lalu, Zeva memotret Gren yang lagi makan.

"Lah, aib ni pasti" decak Gren manyun

Zeva terkekeh sambil melihat hasilnya.

"Aaaa.. jelek kan pasti?" Lanjut Gren menggerutu

"Ada alasan mengapa hati diciptakan buta. Karena ia tidak perlu melihat penampilan untuk bisa jatuh cinta." Ucap Zeva meluluhkan amarah Gren seketika.

Lagi dan lagi, ia dibuat baper karenanya. Bukan hanya wanita yang bisa dibuat salting, dan baper. Laki-laki juga bisa.

Bahkan lebih parahnya, saat ia telah mencurahkan semua emosi nya ke dalam hal yang bernama dengan cinta.






♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟

GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang