"Tiba-tiba merasa asing satu sama lain itu hal yang sangat aneh. Sudah pasti timbul masalah atau alasan lain di belakangnya"
♡♡♡
Bel istirahat masih berlangsung, yang lain istirahat sedangkan Zeva, duduk melamun sendiri di Gazebo taman sekolah.
Gren datang-datang menempelkan botol minumannya yang dingin ke pipi Zeva. Sontak, Zeva terkejut karenanya.
"kenapa lo? Ga istirahat?" tanya Gren langsung duduk di sampingnya.
"Eh Gren, gue mau nanya deh sama lo" ucap Zeva tiba-tiba mengarah ke suasana yang serius.Gren mengangguk sambil meneguk minumannya.
"Lo pernah ga sih pindah bakat?" tanya Zeva
"Maksudnya pindah bakat?" tanya Gren tidak paham dengan maksud obrolan Zeva
"Misal bakat lo tuh main basket, terus jadi ganti ke renang" ucap Zeva
"Kalo itu namanya makin pintar sih, buktinya nambah keahlian tersendiri" Jawab Gren terkekeh
"tapi ini basketnya udah gabisa lagi loh" tegas Zeva
"Ha? Emangnya ada? Tapi kalau pun itu emang ada mungkin karena sebuah traumatis. Tapi lebih ke tidak mau melakukannya lagi, alias tidak bisanya bisa membuat hal yang berbahaya untuk dirinya sendiri. Itu yang disebut traumatis" ucap Gren menjelaskan makna traumatis sebenarnya
"Oh traumatis?"
"Kenapa emang?"
"Enggaa.. Gapapa kok" jawab Zeva sambil tertawa canggung. Seperti tawa yang dibuat-buat untuk mengalihkan pembicaraan
"Btw tadi gue lihat di mading sekolah, ada lomba melukis, lo ga ikut?" tanya Gren
"Engga" jawabnya singkat
"Kenapa?" tanya Gren kaget
"Gue gabisa"
"Nihil! Eh, mustahil! Lo jago banget sama melukis Zev. Bahkan awalan sekolah aja lo udah menangis juara 1 lukisan sejarah. Dan itu susahnya bangett. Tapi lo berhasil, itu keren banget. Tapi kenapa lo bilang gabisa? Ada acara apa emang?" tanya Gren
"bukan gitu, seperti yang gue tanyakan tadi. Gue jadi gabisa melukis lagi" ungkapnya
"Why?"
"Gue juga masih belum tau jawabannya. Kapan-kapan gue kasih tau kalau emang udah tau" jawabnya jujur
Gren hanya terdiam, lalu kembali meneguk minumannya.
"Gue baru ngeh deh kalo itu dingin. Kok lo udah berani minum dingin sih, padahal baru sembuh?" tanya Zeva sambil melirik kearah botol minuman yang Gren pegang.
"hehe.. Minumannya canduu sih!" kekeh Gren
"La-- lo ga ikut?" tanya Zeva
"Lombanya maksud lo?" tanya Gren
Zeva mengangguk menjawabnya"Gak. Yang pertama karena gue ga bisa gambar, kedua karena hari itu gue ultah" jawab Gren sengaja menjelaskan alasan panjang lebar hanya untuk memberitahu kalau dia ultah hari itu.
"Yang ke 16 maksudnya" lanjut Gren
Zeva tercengang. "Loh?!"
"Karena gue 2005" utasnya singkat
"Wah asyik dong, pasti lo rayain yaa?" tanya Zeva
"Niatnya sih engga, tapi mesti satu kerabat langsung ngumpul ke rumah gue, padahal rumah gue juga ga sebesar lo" tukasnya
"Seru dong ngumpul-ngumpul, Kalo gue mana ada kerabat di Indo" keluh Zeva
"Yalah, Spanyol!" Zeva terkekeh mendengar gurauan Gren
"Untuk lo, lo boleh dateng kalo mau," ucap Gren menawarinya
"Really?" tanya Zeva
"Sure" jawab Gren
Lumayan, bisa dijadikan sebuah alasan untuk ketidakhadirannya di lomba itu.
"Okee, gue dateng. Ntar, lo tinggal kabarin aja waktunya" ucap Zeva
Gren mengangguk menjawabnya.♡♡♡
Malam harinya Gren tampak terdiam dengan meratapi terus ponselnya. Ia hendak mengecat seseorang.
Seseorang yang akhir-akhir ini menghilang dari rutinitas chattingannya. Padahal Wa nya juga online dan masih up Story wa maupun IG.
Kinaya Angela. Sosok wanita yang Gren suka sedari Smp. Ia adalah cinta pertama Gren termasuknya. Mereka sama-sama saling menyukai, akan tetapi tidak ada confess diantara keduanya.
Hingga membuat hubungan mereka biasa saja, sama halnya saat di wa. Dua sejoli ini sudah dekat saat SMP. Karena mereka pernah sekelas bareng yakni saat menempuh kelas 8.
Kinaya Angela, yang biasa dipanggil Naya ini memiliki tipe orang yang introvent. Namun tidak saat bersama Gren.
Dia lebih menjadi orang yang asyik, seru, dan riang. Namun, entah. Sudah satu bulan ini, ia sama sekali tidak menjawab chat dari Gren. Bahkan lebih ke mengacuhkannya.
Bahkan saat di sekolah, rasa-rasanya mereka tampak asing dan tidak mengenal Gren. Ia juga tidak tahu, alasan Naya menghindar.
Mungkin, ada satu kesalahan yang Gren lakukan, tapi dia sendiri tidak mengetahui apa kesalahan itu.
Ia rindu masalalu, masa-masa bahagianya tertawa bersama dengan Naya. Bahkan Naya sering main ke rumah Gren dan berkeluh kesah bersama-sama.
Sesekali, Gren juga pernah mengantarkan Naya pulang sekolah. Gren memang menyukai gadis ini, ia bahkan sempat memikiran cara-cara untuk confess ke Naya supaya bisa berakhir lancar dan mulus.
Tanpa tolakan dari Naya. Gren juga sudah yakin, bilamana suatu saat nanti ia confess dengan Naya, pasti langsung diterima.
Dan kisah pertemanan mereka berdua yang tampak biasa-biasa saja akan berubah menjadi indah.
Namun, apa daya sekarang. Kenapa Naya tiba-tiba berubah? Berubah menjauhinya. Gren yakin, baru pertama kalinya Naya bertingkah seperti ini setelah berteman dengannya lama.
Gren tidak jadi mengetikkan apa yang akan ia tulis. Dia harus mengecek sendiri, apakah Naya masih mengingat ulang tahunnya atau tidak.
Yang akhirnya Gren beralih untuk mengechat Zeva.
"31 Januari, pukul 19.00, rumah gue"
Di balas oleh Zeva secepatnya."Okedeh"
♡♡♡
Hello Everyone!!👋
Gimana ceritanya? Suka?😍
Pantengin terus yaa😇
Jangan lupa Vote and Komen😘
Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗
See you next chapter 💖💖
TE AMO 🌹💟
KAMU SEDANG MEMBACA
GRENZE
Teen FictionSatu nama dengan berbeda kehidupan. Memulai kisah baru, cerita baru dengan nama yang sama, akan tetapi berbeda kehidupan. Semua berubah menjadi tak terduga. Hingga kisah bersamamu terukir indah🌺 Namun, semua hal pasti ada batasnya. Bilamana ini sud...