23. Long Island

6 7 0
                                    

"Akhirnya sebuah kesalahpahaman ini tersudahi. Berakhir dengan awal kisah cinta baru kita berdua dimulai."

♡♡♡

"Eh Zev!! Tungguin gue!" Teriak Jingga memanggilnya karena dia ditinggal Zeva tanpa sepengetahuannya.

Bel pulang sekolah berbunyi, Zeva keluar kelas duluan. Gren mengejarnya, menarik tangan Zeva dan membuatnya berhenti.

"Zev-zeva.. besok jangan lupa bawa kameranya yaa" ucap Gren mengingatkan

Zeva menepis tangan Gren dari tangannya. Tanpa menjawabi Gren, ia langsung pulang meninggalkan Gren. Lagi-lagi Gren heran dibuatnya.

Sesampainya di rumah, Gren nyepam chat dan telfon ke Zeva. Namun tak ada jawaban bahkan dibaca pun tidak. Sepertinya Zeva benar-benar marah dengannya.

♡♡♡

Perjalanan dimulai. Kini mereka berada di Bis. Posisi duduk random, sesuai urutannya. Kelas IPA mendapat 3 bagian. Tapi Zeva dan Gren masih dalam satu bis.

Zeva memakai headset dan mendengarkan musik. Menatap pemandangan luar lewat jendela bis sambil meresapi tiap alunan lirik lagu yang terputar.

Lama perjalanan kini sampailah mereka di tujuan.

"Pulau Panjang! Welcome!" Sorak satu bis.

Mereka berlarian dan menikmati keindahan alam laut. Mulai berfoto-foto dan mencebur ke laut. Sore hari menjelang malam. Mereka kini disuruh meletakan barang-barangnya ke hotel Atlas.

Malam hari pun tiba. Gren nyepam Zeva untuk mengajaknya ketemuan di luar.

"Zev, gue tunggu di deket warung es krim tepi pantai!"

Zeva pun akhirnya datang. Bukan maksud karena spaman itu yang memberisiki hp nya, tapi untuk meluruskan semuanya. Alasan ia sebegitu kesalnya dengan desahan rumor-rumor yang belum tentu kebenarannya itu.

Terlihat di tepi pantai, Gren berdiri menanti Zeva datang. Sambil mengenakan jaket hoodie berwarna hitamnya dan memasukkan tangannya ke dalam saku jaket hoodie nya itu.

Zeva berjalan datang menghampiri Gren yang berdiri disana.

"Datang juga akhirnya" ucap Gren tersenyum

Masih dengan wajah ditekuk, Zeva menghadap ke arah Gren.

"Kenapa?" Tanya Zeva ketus

"Lo yang kenapa? Kenapa dari kemarin lo seakan jauhin gue? Ada kesalahan yang gue lakuin kah? Kalau iyaa, gue minta maaf" ucap Gren

"Lo ga salah apa-apaa, gue yang salag" ucap Zeva menoleh kearah gelombang air laut yang menggumpar dihamparan pantai.

Rambut Zeva berkibaran karena angin pantai malam itu.

"Ha? Salah apa? Perasaan lo ga pernah salah apapun" tanya Gren

"Gue salah, karena udah suka sama lo. Sedangkan kata anak Osis, lo pacaran sama kak Oliv. Jadi ya buat aman, gue jaga jarak sama lo" ucap Zeva akhirnya terpaksa mengawali confessnya.

Gren tersenyum kecil dan menunduk. Muka Zeva mau ditaruh dimana melihatnya yang ketawa itu, seperti sedang menertawakannya.

"Ih kok malah diketawain sih?!" Decak Zeva kesal

"Kata siapa kak Oliv pacaran sama gue? Dia udah punya pacar sendiri kali." Tawa Gren membuat Zeva jadi makin malu karena terpaksa confess hanya karena kesalahpahaman itu.

Zeva menunduk malu dan terdiam. Lalu, Gren mendekat ke arah Zeva. Memasukkan kedua telapak tangannya di sampung leher dan rambut Zeva. Membuat Zeva yang menunduk menjadi menatap kearahnya.

"Mas que nada.. te amo" Zeva terkejut mendengar jawaban bahasa spanyolnya itu. Yang berarti..

Lebih dari apapun, aku mencintaimu.

Wajahnya mendekat ke arah wajah Zeva. Mendekatkan bibirnya dan terus menatap ke arah bibir Zeva. Zeva yang terkejut, sontak langsung memejamkan matanya. Gren menghentikan langkahnya, dan berkata sebelum melanjutkannya.

"Takut?" Lirih suara Gren terdengar mulus di telinga Zeva

"Ga" jawab Zeva pelan.

Perlahan demi perlahan, hingga akhirnya Gren melanjutkan mencium Zeva lagi dan lagi. Mata Zeva terbuka, lalu ia melingkarkan tangannya di leher Gren dan ikut mencium Gren juga. Mereka saling kissing penuh saliva. Dengan mata yang terpejam mereka melakukannya.

Hingga akhirnya mereka membuka matanya dan tersenyum. Mereka berdua tersenyum kemudian. Terdengar suara gerakan kaki dari arah lain.

Mereka menoleh ke arah sumber suara. Mereka berdua terkejut melihat Arnold yang tengah menikmati es krim saat melihat mereka.

Saking kagetnya sampai-sampai es krim yang ia pegang meleleh dan terjatuh.

Gren dan Zeva langsung mundur seketika dan kembali di posisi awalnya. Sama-sama terkejut karena Arnold selalu menjadi saksi mata hubungan mereka.

"Gue ga liat! Lanjutkan" ucap Arnold langsung berbalik pergi.

Tanpa mereka sadari kalau Arnold ada disana juga. Mereka jadi canggung seketika setelah dilihat oleh Arnold.

"Oh yaa, btw lo belum jawab. Waktu birthday party sekolah itu, saat lo bopong gue yang tidur. Gue lakuin apa ke lo? Sampai pak Mamat lo suruh diem juga?" Tanya Zeva

"Ya kek tadi, lo udah curi first kiss gue" jawab Gren

"Ha? Masak? Jadi waktu jogging itu, lo bener-bener nunjukin sebenarnya?" Tanya Zeva

"Iyaa, tapi lihat lo sekaget itu jadi gue anggep cuman bercanda aja deh" tukas Gren

"Sorry ya Gren gue bener-bener ga sengaja waktu itu" ucap Zeva

"Gapapa, ga salah orang kok" ucap Gren tersenyum manis ke arah Zeva membuat Zeva makin terjungkal-jungkal dibuatnya.

"Emm anyway, kita jadian kan?" Tanya Zeva

Gren pun mengangguk menjawabinya.

"Main pasir yuk!" Ajak Gren mengulurkan tangannya untuk menggenggam tangan Zeva.


♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟

GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang