15. Sleepy

11 8 0
                                    

"Sebobrok apapun dia, kalau udah suka ya tetap bikin gemes"

♡♡♡

Di tengah perjalanan, karena saking ngantuknya. Mata Zeva terpejam juga. Ia tertidur di dalam mobil. Gren hanya tersenyum kecil melihat Zeva tertidur. Hingga akhirnya sampai juga di depan rumahnya.

"Ze! Bangun Zev, udah sampe!" Panggil Gren hendak membangunkannya

Namun, Zeva tidak bangun juga. Gren keluar dan memanggil pak Mamat.

"Pak, ini Zevanya terlalu lelap di tidurnya, gamau bangun udah aku bangunin juga masih belum bangun. Saking kecapeannya mungkin pak" tukas Gren

"Kebiasaan non Zeva emang gitu, Bawa aja den ke kamarnya, biar saya pandu ke dalam" ucap Pak Mamat

"Loh mamanya gaada di dalem?" Tanya Gren

"Ke Spanyol lagi den. Beliau jarang di Indonesia" jawab pak Mamat

"Yaudah pak, bantu bukain pintu mobil yah" pinta Gren

Gren membopong Zeva perlahan, lalu tiba-tiba tangan Zeva melingkar di leher Gren.

"Nyam-nyam" Zeva mengigo tentang makanan

"Hehe, non Zeva kebiasaan gitu den orangnya" kekeh pak Mamat

Gren tersenyum manis melihatnya. Ia membawanya naik ke atas dan itu penuh perjuangan. Karena menuju lantai 2 sungguh melelahkan, apalagi ini dengan membopong Zeva.

"Letain saja den dikamarnya, pak Mamat ambilin minum dulu ya bentar" tukas pak Mamat langsung turun

Gren meletakan Zeva di kamarnya, namun lingkaran tangannya masih tak juga ia lepas. Malah ditarik juga hingga jatuh bersamaa. ~~\

Gren langsung dengan perlahan melepas eratan tangan Zeva lalu bangkit berdiri. Pak Mamat datang lagi membawakan minuman.

"Ini den minumannya, pasti cape banget" tukas pak Mamat

Gren langsung meneguknya sampai habis.

"Gren pamit pulang dulu ya pak" pamitnya

"Makasih ya den, udah nganterin non Zeva pulang sampai rumah" ucap pak Mamat

"Sama-samaa"

Gren berlalu pergi untuk kembali pulang ke rumahnya. Energinya sudah terkuras karena Zeva. Kalau udah malem bobrok banget tingkahnya. Tapi hal itu malah membuat gemes aja.

♡♡♡

Pagi harinya ialah hari libur. Zeva terbangun dari tidurnya. Merenggangkan kedua tangannya. Lalu berdiri menghadap cermin. Seperti biasa ia menyapa cermin rias itu.

"Good morning Everyone!!" Sapaan pagi Zeva terlalu bersemangat

Melihat tubuhnya yang sudah diselimuti piyama tidurnya. Ia terkejut dan berteriak.

"Aaaaa!!!"

Bi Minah datang.

"Ada apa non, pagi-pagi teriak-teriak?" Tanyanya

Dia menunjuk kearah badannya.

"Oh iya, bibi yang bantu mengganti baju non. Tapi semalem kata pak Mamat, den Gren yang bantuin bopong non Zeva sampai kamar" ucap Bi Minah

"Hah?! Apa?!" Teriaknya terkejut

"Romantis banget bukan? Wah sayangnya bibi ga liat semuanya" ucapnya

"Bopong gue sampai kamar? Melewati lantai yang sangat panjang itu?" Tanya Zeva

"Iyaa kata pak Mamat, tanya pak Mamat langsung aja kalau ga percaya"
Tukas bi Minah terkekeh

"Yaudah bi, Zeva mau mandi dulu. Mau pergi" ucap Zeva bermaksud mengusir bi Minah karena terlalu malu buat ditahan.

Bi Minah keluar dari kamar Zeva. Zeva terus menahan malu. Ia melihat ponselnya, sama sekali tak ada chat keluh kesah dari Gren.

"Duh ancur deh harga diri gue, mati-matii!!" Gerutunya dalam desahan dan keluhnya

Zeva mengirimkan foto-foto semalem ke wa Gren. Ia lupa kalau saat itu menggunakan ponselnya. Send picture.

"Thanks yaa udah anterin gue, sorry kalau dah bikin lo encok:"

Namun Gren tidak aktif pagi itu. Zeva pun mandi dan pergi membeli stok roti, meninggalkan ponselnya karena menanti satu anak itu tak online-online juga.

Karena pemiliknya tengah jogging dan sengaja meninggalkan ponselnya dirumah.

Usut punya usut, di suatu jalan tanpa mereka sengaja. Mereka kini bertemu dan menatap satu sama lain. Keduanya sama-sama terkejut. Dengan pola fikir yang berbeda.

Mereka sama-sama berbalik dan bertentangan arah. Lalu memutuskan untuk berbalik lagi dan saling menyapa dengan senyum kecilnya dibalik rasa canggungnya. Gren menjawab hal yang sama pula.

"Lo jogging disini?" Tanya Zeva sambil menunjuk ke arah lain. Gren mengangguk.

"Iyaa, lo? Ngapain disini?" Tanya Gren

"Gue mo beli roti, toko nya deket sinii.. jadi ya gitu, ga sengaja ketemu lo" ucap Zeva

"Gue juga asal nerusin jalan, gataunya sampai di jalan ini"kekehnya canggung

"Btw thanks ya semalem udah anterin gue, sorry ya gue malah ketiduran kayak gitu" ucap Zeva absurd super duper canggung

"Iyaa gapapa, lo kalo tidur bobrok banget yaa" sindir Gren

"Hah? Masak? Duh Gren, gue gatau kalo gue sampai ketiduran lelap kayak gitu. Emang kenapa i? Apa aja yang gue lakuin sampai lo nyimpulin kayak gitu?" Tanya Zeva

"Ehmm...." Gren tidak melanjutkan kalimatnya, lalu berbalik pergi meninggalkan Zeva. Zeva yang udah terlanjur kepo banget, terus mengejar ke arah Gren.

Ia berjalan cepat dan menyalip langkah Gren. Zeva berdiri tepat di depan Gren dan menghentikan langkahnya.

"Gren!! Gimanaa? Jelasin!" Tanya Zeva memintanya penuh harap

"Gak" jawab Gren singkat

"Gren, gimana?? Tunjukin! Gue kepo nihh" pinta Zeva sambil menarik tangan Gren dan memainkannya

"Serius mau ditunjukin?" Tanya Gren menggodanya

"Siap ga siap, tetep iya! Serius" ucap Zeva menekankan kata-katanya.

♡♡♡

Hello Everyone!!👋

Gimana ceritanya? Suka?😍

Pantengin terus yaa😇

Jangan lupa Vote and Komen😘

Grenze Lovers! Stay Read yaw 🤗

See you next chapter 💖💖

TE AMO 🌹💟

GRENZE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang