[Komedi-Romantis]
Bagaimana jadinya jika seorang Duda muda kaya raya tertarik pada gadis SMA?
"Saya suka susu kamu."
"Hah?!"
"Eh--maksudnya susu buatan kamu."
Penasaran dengan kelanjutannya? Mari intip kelakuan si bucin tolol, Aldiksa Diningrat.
[F...
Aku excited liat viewnyaudah 46k,Huaaaa makasih buat kalian yang setia baca cerita aku, apalagi komen positif kalian yang naikin mood buat nulis tiap hari😭💕
Pokoknya sayang readers banyak-banyak💘
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
14. Ceremony
Senin adalah hari yang paling membosankan bagi siswa maupun siswi. Karena pada hari itu mereka harus rela berjemur di bawah sinar matahari, sedangkan para guru justru mendapatkan tempat yang teduh. Tidak adil? Memang. Sepertinya mereka mengabaikan Sila ke lima Pancasila yaitu keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Di sekolah kalian juga sama?
"Lo gak usah ikut upacara! Gue anter ke UKS."
Alika khawatir kala melihat wajah pucat Elin pagi ini. Pasalnya gadis itu tetap kekeuh untuk mengikuti upacara sebab takut mendapat hukuman.
"Gue gapapa Al, cuman lemes aja karena belum sarapan," bantah Elin.
"Gapapa pala Mak lo! Wajah lo pucet banget kayak mayat hidup, gak usah bandel deh!" omel Alika.
Elin diam tak menjawab, ia berusaha menahan gejolak di perutnya yang terasa mual. Telapak tangannya pun rasanya sangat dingin.
Tiba-tiba sebuah tangan kekar hinggap di keningnya. Spontan Elin menoleh, mendapati Bryan yang berdiri disampingnya seraya menatap Elin dengan raut tak terbaca.
"Lo masih kuat jalan? Kalo gak biar gue gendong," tawar Bryan.
Elin menggeleng cepat, jika Diksa melihat dirinya digendong Bryan, ia yakin pasti pria itu akan merajuk atau bahkan lebih parahnya lagi menangis seperti sabtu kemarin.
"GUYSS, KITA DISURUH KUMPUL KE LAPANGAN, UPACARA BENTAR LAGI MULAI!!!" teriak Gio memberi aba-aba kepada teman-temannya.
Tak lama kemudian disusul Bu Fitri yang datang ke kelas mereka.
"Ayo anak-anak, segera baris di lapangan!!"
"Bu, Elin lagi sakit, dia gak bisa ikut upacara," ujar Alika memberitahu Bu Fitri.
Bu Fitri berjalan menghampiri meja Elin yang dikerubungi beberapa siswi serta Bryan.
"Tidak usah banyak alasan, saya tahu kamu hanya berbohong agar tidak mengikuti upacara."
Perkataan Bu Fitri sontak memancing emosi Bryan dan Alika. Keduanya hendak melayangkan protes. Namun, tak jadi karena Bu Fitri segera menyela ucapan Mereka.
"Sudah-sudah! Saya tidak ingin mendengar alasan lagi, segera pergi ke lapangan atau kalian saya hukum!" tegasnya, kemudian melangkah keluar dari kelas 12 IPS 1.
Beberapa siswi yang tadinya mengerubungi Elin, kini sudah bubar menuju lapangan lantaran takut menerima hukuman. Di dalam kelas saat ini hanya menyisakan Elin, Alika, dan Bryan.