34 - Kembali Manja

204K 17.4K 4K
                                        

Alhamdulillah update lagi, aku baru aja pulang dari rumah saudara. Jadi aku bikin part ini super mendadak. Tadinya aku gak sengaja baca komen kalian, ternyata banyak yang nungguin up...

34. Kembali Manja

Elin dan Diksa berjalan beriringan menuju parkiran diikuti Reynand di belakangnya.
Namun, sesampainya di sana gadis itu tak sengaja menemukan Alika duduk sendiri di bawah pohon beringin.

Tanpa berlama-lama lagi, akhirnya Elin memutuskan untuk menghampiri temannya itu. Diksa dan Reynand pun ikut membuntuti.

"Lo gak pulang?" tanya Elin seraya mendudukkan bokongnya di bangku kayu yang ditempati Alika.

"Gue lagi nunggu jemputan," sahut Alika seadanya, gadis itu seakan tak memiliki tenaga. 

Alika menyenderkan kepalanya di bahu Elin, "Gue capek..."

Mata Alika sesekali melirik kearah Diksa dan Reynand yang setia berdiri di samping bangku.
Gadis itu mendekatkan wajahnya ke telinga Elin dan membisikkan sesuatu.

"Pengen nikah, tapi takut di unboxing..." bisik nya lirih agar kedua laki-laki itu tak mendengarkan perkataannya.

Tiba-tiba Elin menerbitkan senyum nakal, "Apa? Lo pengen di hamilin?" ujar Elin sengaja mengeraskan suaranya membuat Alika seketika melotot.

Reynand yang mendengar itu sontak segera mengangkat tangannya tinggi-tinggi, "Saya bisa!"

Alika mendadak blank, "Hah?!"

Reynand menatap Alika dengan senyuman polos, "Saya bisa menghamili kamu."

••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

"Deres banget..." ucap Elin seraya menatap kearah luar mobil yang terguyur hujan deras.

Elin beralih memandang suaminya yang sibuk menyetir.

"Mas Reynand sama Alika tadi gimana ya? Pasti kehujanan."

Reynand memang tidak ikut dengan Diksa, pria itu tadinya lebih memilih menemani Alika di sekolah, karena gadis itu tak kunjung dijemput oleh orang tuanya. Padahal Diksa sudah menawarkan tumpangan, tapi Alika menolaknya.

"Mungkin mereka neduh di dalam sekolah," asumsi Diksa membuat Elin mengangguk menyetujui.

Beberapa saat kemudian, keduanya sampai di rumah. Elin segera turun dan berlari menuju kamarnya meninggalkan Diksa. Pria itu pun ikut berlari mengejar istrinya.

Sesampainya dikamar, Diksa sudah melihat Elin berbaring di atas kasur dengan balutan selimut. Mungkin gadis itu kedinginan akibat cuaca di luar.

"Ganti baju dulu sayang, habis itu baru istirahat..." tutur Diksa sambil melepaskan sepatu Elin.

Gadis itu menggeleng tak mau, "Capek..."

Diksa tersenyum lembut, ia mengambil baju ganti Elin yang berada di dalam lemari. Kemudian kembali menghampiri istrinya di ranjang.

"Sini aku bantu." Tangan Diksa bergerak melepas kancing seragam istrinya. Namun, belum sampai terlepas semua, raut wajah Diksa berubah melas. Bahkan mata pria itu mulai berkaca-kaca.

"Hiks mimi...."

Elin sontak kaget saat menemukan suaminya yang tiba-tiba menangis.

"Ssssttt....cup cup cup, sini..." Elin menepuk tempat tidur disampingnya.

Diksa segera mengusap kasar air matanya, lalu menidurkan tubuhnya di dekat sang istri tercinta.

"Mimi...mau mimi..." racau Diksa dengan menggesekkan hidungnya di dada Elin.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang