18 - My Angel

183K 18.7K 3.9K
                                        


Yeyy up lagi, anggap aja ini sebagai permintaan maafku karena kemarin udah ingkar janji.

18 - My Angel

Tiga hari telah berlalu. Namun, Elin tetap bersikap dingin kepada Diksa. Gadis itu tak banyak bicara seperti dulu.
Diksa selalu gelisah setiap hari, dia merindukan Elin yang dulu.

Berbagai cara telah Diksa lakukan untuk mendapatkan maaf dari pacarnya itu, tapi tak ada satu pun yang membuahkan hasil. Mungkin jika dilihat sekilas, sikap Elin sama saja seperti biasanya. Namun bedanya, tak ada lagi sorot kelembutan yang terpatri di dalamnya, hanya menyisakan tatapan datar yang menusuk ulu hati Diksa.

Kata orang hati wanita sangatlah lembut. Ternyata itu memang benar adanya. Mereka tak suka diperlakukan secara kasar.

Namun, Diksa malah membentak gadisnya. Jika waktu bisa diulang kembali, maka ia tidak akan melakukan hal itu kepada Elin. Hatinya ikut berdenyut sakit kala melihat Elin menangis dengan tersedu-sedu di depan matanya, terlebih lagi karena ulahnya sendiri.

☘️☘️☘️

"A B C D E F G H I J, K!" teriak Alika memberi aba-aba.

"Koncol!" tebak Tara.

"Nama makanan anjing, mesum lo!" Bryan memukul kepala Tara dengan kuat hingga sang empu meringis.

Hari ini kelas 12 IPS 1 sedang jam kosong. Akhirnya mereka manfaatkan untuk melakukan berbagai aktivitas sesuai keinginan masing-masing.

Ada yang menjadi salon dadakan, contohnya Kiara dkk.
Ada juga yang tidur di pojok seperti Gio dan Dodit.

Sedangkan Elin dan kawan-kawan lebih memilih bermain ABCD menebak nama makanan.

"Koncol juga bisa di emut." balas Tara tak terima.

"Serah lo!"

"Kurma?"

"Kondom." Lagi-lagi Tara kembali membuka suara.

"Diem deh lo bangsat! Gak bener semua tebakan lo!" maki Reno.

"Apa lagi?" tanya Elin mengalihkan pembicaraan.

"Ganti ganti!" ucap Devan menyudahi pertengkaran.

Akhirnya keenam remaja itu kembali meletakkan jari tangannya di atas lantai dengan jumlah yang berbeda-beda.

"A B C D E F G H I J K L M N O, P!"

"Puting!" teriak Tara spontan.

"JANCOK, ISO MENENG PO RA?!" murka Reno dengan wajah dongkol.

Elin dan Alika terdiam dengan wajah memerah karena malu.

"Lo gak usah ikut!" cetus Devan seenaknya kepada Tara.

Tara langsung cemberut, membuat Elin sedikit tak tega.

"Ganti permainan aja gimana?" saran Elin.

"Apa El?" tanya Tara antusias.

Elin mengetuk dagunya berfikir, yang lainnya pun ikut mencari ide. Mereka terdiam cukup lama.

"Nah gue tau!" Alika tersenyum sok misterius.

"Ap--

🎙Perhatian, siswa-siswi SMA Pancasila dimohon untuk berkumpul di aula sekarang juga. Sekali lagi, siswa-siswi SMA Pancasila dimohon untuk berkumpul di aula sekarang juga, terimakasih🎙

"Ada apa sih?"

Alika menatap kearah jendela. Terlihat banyak murid yang berbondong-bondong menuju ke aula.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang