21 - Virgo Kembali

156K 16.3K 2.2K
                                    

vote dan komen sebanyak-banyaknya untuk mendukung karyaku💕

vote dan komen sebanyak-banyaknya untuk mendukung karyaku💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

21. Virgo Kembali

Diksa berusaha melepaskan pelukan Bu Fitri, tapi semakin ia bergerak, pelukan itu kian mengerat.

"Lep--

Perkataan Diksa terhenti kala melihat Elin yang berdiri tak jauh dari tempatnya, menatap keduanya dengan pandangan yang sulit diartikan.

"Sayang?!"

Spontan Diksa mendorong kasar tubuh Bu Fitri hingga wanita itu tersungkur ke tanah.

Elin tersenyum miring seraya menyilangkan tangannya di depan dada.

"Kenapa gak diterusin?" sinis gadis itu.

Raut wajah Diksa langsung berubah drastis, bibir pria itu melengkung ke bawah tanda akan menangis.

"Sayangggg!!! Jangan marah-marah..." Diksa memegang tangan Elin, berharap di beri ampunan oleh pacarnya itu.

"Ibu masih punya urat malu kan? Gatel kok sama pacar orang!" cela Elin tanpa menghiraukan rengekan Diksa.

"Gak usah peluk-peluk, aku gak suka bekas orang!" cegah Elin saat Diksa berusaha memeluk gadis itu.

"Mana ingusnya Bu Fitri nempel lagi!" cibir Elin seraya menatap jijik kearah kemeja Diksa yang basah karena air mata Bu Fitri.

Berbeda dengan Diksa yang siap menangis, Bu Fitri justru mendelik tajam kearah Elin sebab berani memaki guru sendiri.

"Tidak sopan kamu Elin!" bentak Bu Fitri.

"Jangan bentak-bentak pacar saya jika anda masih ingin bekerja disini!!" tegas Diksa tak terima membuat Bu Fitri langsung kicep.

Elin tersenyum mengejek kearah Bu Fitri. Karena terlanjur kesal dan malu, wanita itu langsung pergi begitu saja dari hadapan keduanya.

"Sayang udah aku lepas, mau peluk!!" rengek Diksa setelah berhasil melepas kemeja bekas ingus Bu Fitri.

Kini pria itu bertelanjang dada sehingga memperlihatkan roti sobek yang terbentuk sempurna, ditambah lagi bahu lebar milik Diksa yang menggoda iman. Sangat pelukable.

Elin ingin menolak, tapi rejeki seperti ini tidak datang dua kali. Jadi gas aja ya kan, pikirnya.

Dengan perlahan Elin mulai mendekatkan tubuhnya kearah Diksa.

Dan Hap!

Terasa hangat dan nyaman, sayang untuk dilepaskan.

Tangan Diksa bergerak melepas topi di kepala Elin. Seketika mata pria itu melebar kala melihat kepala pacarnya yang diperban.

"Ini kenapa?!" tanya Diksa tak santai.

"Oh ini, kepentok meja." balas Elin sedikit beralibi.

"Gak usah bohong, siapa yang lukain kamu?!"

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang