23 - Ternyata...

163K 16.5K 2.5K
                                    

vote dan komen sebanyak-banyaknya untuk mendukung karyaku💕

vote dan komen sebanyak-banyaknya untuk mendukung karyaku💕

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

23. Ternyata...

"Udah ganteng belum Mi?" Diksa kembali merapikan penampilannya.

Helina mengacungkan jempolnya seraya tersenyum puas.

"Adek, adek!" protes Felix.

"Felix juga ganteng, anak mami semuanya ganteng," ucap Helina mengecup pipi si bungsu.

"Kalo papi gimana Mi?" Heru menyugar rambutnya sambil menaikturunkan alisnya menggoda.

"Gak usah narsis, udah tua juga!" maki Helina menatap sinis suaminya.

Diksa menatap keluarganya malas, "Ini jadi masuk gak sih? Dari tadi berantem terus!"

Ya, sejak beberapa menit yang lalu mereka masih sibuk bercengkrama di depan pintu rumah Elin tanpa berniat masuk.

"Jadi lah!" seru Heru.

tok tok tok

"ASSALAMU'ALAIKUM!!!" teriak Felix keras membuat Diksa refleks menutup telinga.

"Heh! Awas nanti kamu malu-maluin abang!" peringat Diksa kepada adiknya.

Tak lama kemudian pintu terbuka, menampakkan Elin yang tengah berdiri dengan tersenyum ramah. Gadis itu mengenakan piyama tidur bergambar BT21 sehingga menambah kesan imut.

"Silahkan masuk Om, Mami, Felix!"

Diksa mendelik tak terima karena namanya tidak disebut, "Aku gak disuruh masuk?!"

"Tanpa disuruh, nanti juga masuk sendiri," balas Elin santai membuat Diksa cemberut.

"Masuk Pi!" desak Helina saat suaminya masih anteng berdiri di depan pintu, padahal tuan rumah sudah mempersilahkan masuk.

Heru menatap Elin kagum, "Kamu pacar anak saya?"

Elin tersenyum canggung, "Iya Om."

"Cantik ya Mi," puji Heru memasang ekspresi konyol.

Helina meringis pelan, wanita itu merasa malu dengan tingkah suaminya. Tanpa belas kasihan, Helina menarik kerah Heru dan membawanya masuk ke dalam rumah Elin.

"Silahkan duduk, El panggilin Mama dulu!" ucap Elin masih mempertahankan senyumnya, setelah itu ia melangkah ke dapur untuk memanggil mamanya.

"Ma, ada tamu!" ujar Elin kepada Rita.

Rita yang sedang mencuci piring menoleh, "Hah? Siapa?"

"Mama liat sendiri aja."

"Ayo!" Elin menggandeng tangan mamanya menuju ruang tamu.

"Itu bukannya pacar kamu?" tanya Rita kala melihat Diksa duduk di sofa bersama kedua orang tuanya.

Bukannya menjawab, Elin malah bersembunyi dibalik punggung mamanya, karena jujur saja dirinya sangat malu kali ini.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang