40 - Bulol Sejati

139K 16.2K 5.6K
                                        

Sesuai janji gue kemarin, hari ini update lagi...

Btw yang baca cerita ini dari kota mana aja?
Gue Kediri Jawa Timur...ada yang satu kota sama gue?

••••••

Elin berlarian ke sana kemari mencari keberadaan suaminya. Sejak terbangun tadi, wanita itu tak menemukan Diksa disampingnya.

"Mbak Olip liat Mas Diksa gak?" tanya Elin kebetulan melewati dapur.

Oliv mencoba mengingat-ingat, "Oh...tadi saya liat Tuan olahraga di pinggir kolam renang El!"

"Yaudah aku duluan Mbak, makasih!!!" kata Elin sedikit berteriak seraya berlari kencang menuju kolam renang di belakang rumahnya.

Sesampainya di sana, ia benar-benar melihat Diksa sedang push up, tapi hanya menggunakan satu tangan. Lebih parahnya lagi, pria itu bertelanjang dada hingga memperlihatkan otot-otot lengannya yang menonjol.

"Kuat bener laki gue!" decak nya bangga.

"Sini sayang!" Panggilan Diksa mampu membuyarkan lamunan Elin.

Tanpa berlama-lama lagi, Elin pun segera menghampiri suaminya.

Diksa menyudahi aktivitas nya sejenak, "Kamu baringan di sini!" Pria itu menepuk matras yang digunakan sebagai alas untuk olahraga. Elin menurut saja, wanita itu sepertinya sedang malas membantah.

Setelah Elin berbaring di atas matras, Diksa langsung menindih tubuh istrinya. Pria itu melakukan gerakan push up di atas tubuh Elin. Sungguh modus yang luar biasa.

Cup

Cup

Cup

Diksa mengecup bibir Elin teratur dengan gerakan tubuhnya yang naik turun.
Sedangkan Elin hanya diam saja menikmati setiap perlakuan suaminya.

Tiba-tiba Diksa menghentikan gerakan tubuhnya membuat benak Elin bertanya-tanya.

"Kenapa berhenti?"

Bukannya menjawab, Diksa malah membenamkan wajahnya di leher Elin, sesekali mencium dan menghisapnya hingga menimbulkan tanda kemerahan.

Diksa kembali mengangkat wajahnya, lalu menatap wajah polos sang istri.

"Sayang, kamu mau anak berapa?" tanya Diksa sambil mengecup bibir Elin sekilas.

"Dua anak cukup!" Elin mengikuti anjuran dari pemerintah.

"Kalo kamu pengennya berapa?" lanjut Elin bertanya.

"Dua juga, tapi prosesnya tiap hari." Diksa memasang wajah mesum. Pria itu jadi teringat saat dirinya dan Elin sedang melakukan itu, apalagi kala melihat Elin berkeringat dan meliuk-liuk dibawahnya, membuat Diksa ingin mengulanginya lagi.

"Gimana kalo ki---

"ASSALAMU'ALAIKUM ATOK OH ATOK!!!!"

Setelah suara cempreng itu terdengar, tak lama kemudian nampak lah Ilham dengan wajah khas nya yang menyebalkan. Pria itu sudah pulang dari rumah sakit, dan telah dinyatakan sembuh total.

"Dasar pasutri, pagi-pagi udah tindih-tindihan!" Ilham menatap Diksa dan Elin julid.

"Dasar Jomblo, pagi-pagi sudah rusuh di rumah orang!" Diksa membalikkan kalimat Ilham.

"El main yok!" ajak Ilham mengalihkan pembicaraan. Meladeni Diksa hanya akan menjatuhkan mentalnya.

"Main apa?"

"Basket, noh di depan juga ada Malika sama Abang gue!"

"Alika ngapain disini?"

"Biasa, dia ditinggal emak bapaknya di rumah sendiri. Lo kan tau, dia penakut sama kayak lo!" ceplos Ilham seenaknya. Tapi ucapan Ilham memang ada benarnya.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang