42 - Sang Penguasa Jalanan

114K 14.5K 3.3K
                                    

Hello Panda!!! Janda is Back!!!

Target 5k vote dan 2k komentar...gak tembus? Gak lanjut✨

Jangan lupa follow akun wattpad ku : JandaOriginal

••••••••••

Bugh!!

"Berani sekali kalian memegang tangan istri saya!!!"

Diksa memukul dua laki-laki itu dengan membabi buta hingga terkapar lemas di atas aspal. Sedangkan dua lainnya sudah lari terbirit-birit karena takut dengan wajah Diksa yang terlihat menyeramkan.

Padahal mereka membawa senjata, tapi saat melihat kebrutalan Diksa lebih baik mundur saja, karena hanya membuang tenaga.

Diksa mengatur nafasnya sejenak. Emosinya tadi langsung memuncak saat melihat istri kesayangan nya diperlakukan kasar.

"Kamu gapapa kan sayang?" Diksa membawa Elin kedalam dekapannya. Diluar dugaan, Elin malah melepaskan pelukan Diksa.

"Kenapa?" Diksa sedikit kecewa dengan penolakan istrinya.

"Kamu bau!" ucap Elin seraya mengipasi hidungnya, membuat Oliv menyemburkan tawanya.

Spontan Diksa mencium bau ketiaknya sendiri, "Wangi kok sayang," ujar nya menatap heran sang istri.

Diksa mendekatkan tubuhnya, tapi Elin justru melangkah mundur.

"Jangan deket-deket, kamu bau! Kalo mau pelukan mandi dulu!"

Wajah Diksa berubah masam, padahal ia sangat merindukan istrinya, karena akhir-akhir ini dirinya disibukkan oleh pekerjaan kantor.

Sebenarnya Elin sedikit tak tega kala melihat raut sedih sang suami. Tapi mau bagaimana lagi, dirinya serasa ingin muntah saat mencium parfum Diksa.

"Kepala kamu kok berdarah?" tanya Elin kaget kala menyadari jika dahi Diksa terluka.

Diksa memegang dahinya sendiri, sedetik kemudian ia tersadar.

"Aku tadi nyungsep di got sayang..." adu Diksa jujur.

Mata Oliv dan Elin membelalak, "KOK BISA?!"

Diksa menarik nafasnya, lalu menceritakan kejadian yang dialaminya tadi, "Jadi gini......

Flashback on

Diksa berlari menyusuri koridor kantornya, di tengah jalan ia berbalik arah dan kembali menuju ruang kerjanya.

"Rey, pinjam motor kamu!" Diksa merasa jika naik motor akan mempercepat ia sampai di tujuan.

Reynand menghentikan aktivitas nya dan menatap sang Bos, "Tapi saya hari ini memakai motor Ilham."

"Sini motor Ilham saya pinjam dulu, kamu pulang naik mobil saya." Diksa menyerahkan kunci mobilnya, mau tak mau Reynand pun meminjamkan motor milik adiknya kepada Diksa.

"Kadang motor Ilham suka oleng Tuan, jadi anda harus berha--

"Terimakasih Rey, saya pergi dulu!" potong Diksa cepat, dan segera berlari menuju parkiran.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang