04 - Bidadari?

290K 23.1K 1.8K
                                        

Terimakasih untuk 1,4k pembaca, padahal baru beberapa hari saya publish😭

So, jangan lupa ramein terus ygy️ 🐾

04. Bidadari?

Elin mondar-mandir didalam kamar, pasalnya hari ini dirinya akan menghadiri pesta pernikahan bersama Diksa.

Bukan masalah dirinya minder atau bagaimana, tapi ia masih terasa canggung dengan pria itu, apalagi mengingat kejadian beberapa hari yang lalu, dimana Diksa yang menciumnya secara tiba-tiba.

Memikirkan hal tersebut membuat kepala Elin serasa ingin pecah, sudah sekitar 3 hari ini ia menghindar dari Diksa, alasannya sama! Karena ia malu dan merasa canggung jika bertemu.

Dan malam ini mengharuskannya bertemu Diksa. Entah nanti mukanya akan ditaruh dimana, yang terpenting sekarang adalah tidur, agar pikirannya sedikit lebih tenang.

"El, ini paket kamu sampai, Mama taruh di depan kamar kamu!!" teriak Rita dari luar kamar.

"Iya Ma!!!" Elin ikut berteriak.

Gadis itu berjalan keluar untuk mengambil paket pesanannya, paket itu berisi flatshoes yang ia beli di toko online, karena jujur saja Elin tidak mempunyai sepatu model seperti itu, gadis itu biasanya lebih dominan membeli sendal jepit dan selop.

Elin memang tipe gadis yang tidak mau ribet, dirinya lebih suka sesuatu yang simpel. Bahkan outfitnya sehari-hari hanya kaos oblong dan celana training longgar, tak lupa sendal jepit Mely kebanggaannya.

☘️☘️☘️

"Kenapa telfon saya akhir-akhir ini tidak kamu angkat?!" omel Diksa saat panggilannya baru terhubung.

"Saya lagi sibuk."

"Jangan coba-coba menghindar dari saya! Nanti malam saya jemput, sekalian saya pamit dengan orang tua kamu," ucap nya.

Diksa tak habis pikir, entah kenapa Elin belakangan ini seolah menghindar darinya. Pesan yang ia kirimkan pun tidak ada satupun yang terbalas.

Dan kali ini panggilan nya baru bisa terhubung, biasanya hanya berdering atau bahkan hanya memanggil. Saat berdering pun tak kunjung diangkat oleh pemiliknya.

"Om gak usah macem-macem deh! Saya bisa izin sendiri!"

"Om lagi, om lagi. Memang saya terlihat setua itu?" geram Diksa

"Emang tua, tapi situ gak sadar diri."

Diksa mendelik tak terima, "Saya muda dan tampan, bahkan kita masih terlihat seumuran," ujar Diksa percaya diri.

"Serah Om!"

Tut!

Panggilan terputus, membuat Diksa mencak-mencak di dalam ruang kerjanya.

Bahkan Reynand ikut terheran-heran dengan tingkah bosnya. Entah kenapa belakangan ini Diksa bersifat kekanak-kanakan, padahal biasanya pria itu terlihat dewasa dan berwibawa.

☘️☘️☘️

Malam ini Elin sudah siap dengan gaun sederhana yang dipadukan bersama flatshoes yang ia beli tadi.

Elin sedikit tak yakin dengan penampilannya malam ini, ia berharap jika ini tidak terlalu memalukan. Karena ia juga tak mengerti outfit yang bagus dan benar.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang