03 - Jantung Murahan

301K 24.5K 3.5K
                                    

Vote dan komen sebanyak-banyaknya untuk mendukung karyaku💕

03. Tremor dan Serangan Jantung

Virgo mendekatkan kepalanya dan membisikkan sesuatu.

"Abang---

Drrrrttt Drrrtttt

Belum sempat Virgo menyelesaikan ucapannya, tiba-tiba ponselnya bergetar.
Pria itu merogoh sakunya untuk melihat siapa yang menelfonnya.

"Abang angkat dulu," pamit Virgo, sebelum itu ia menyempatkan diri untuk mengecup kening adiknya.

☘️☘️☘️

Elin melangkah ria menuju dapur untuk makan malam. Sejak mendapat panggilan tadi, Virgo tak kunjung kembali. Alhasil gadis itu keluar dari kamarnya.

"Abang kemana Ma?" ujar Elin saat tak menemukan Virgo.

Rita--Mama Elin menoleh kebelakang menatap putri bungsunya.

"Abang baru aja keluar, katanya mau ketemu temannya," ungkap Rita.

Elin mengangguk paham, Virgo memang sering keluar malam. Bahkan pria itu pernah pulang pukul dua dini hari.

"Kita langsung makan atau nungguin abang dulu?"

"Langsung aja, abang kamu pulangnya belum pasti." Elin pun menuruti ucapan mamanya, ia mulai makan dengan tenang.

Ting!

"Suara apa itu?" tanya Rita.

Elin menatap ponselnya, terdapat pesan dari Om sinting di layar notifikasi.

"Oh, handphone Elin yang bunyi,"

Rita mengangguk tanpa niat bertanya lagi, ia melanjutkan acaranya makannya yang sempat tertunda.

Elin menguap kecil, kemudian membuka ponselnya sembari terus memasukkan makanan kedalam mulut.

Om Sinting : Saya di depan rumah kamu.

"Uhukkk!" Karena kaget, Elin langsung tersedak.

"Makannya hati-hati..." peringat Rita, memberikan putrinya air putih.

Me : Ngapain?!

Om Sinting : Nanti kamu juga tau. Saya yang masuk atau kamu yang keluar?


Me : Om tunggu di sana, jangan masuk!! Saya sebentar lagi keluar

Om Sinting : Saya tunggu

"Ma, Elin keluar sebentar." pamitnya kepada Rita, kemudian berlari keluar tanpa memperdulikan panggilan dari mamanya.

Elin mengedarkan pandangannya mencari keberadaan Diksa, ia menemukan pria itu berdiri di seberang jalan seraya bersandar pada mobilnya.

Elin melambaikan tangannya, lalu berlari menghampiri Diksa.

Namun, saat jarak mereka sudah dekat, justru Elin tersandung bebatuan.

ELDIKSA [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang